PVMBG Minta Masyarakat Waspadai Erupsi Freatik Gunung Sorik Marapi di Sumut

Pada 29 September 2022, PVMBG mencatat ada peningkatan jumlah kejadian gempa vulkanik dalam sebanyak 146 kali. Namun, belum terlihat peningkatan aktivitas Gunung Sorik Marapi secara visual.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2022, 16:01 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2022, 16:01 WIB
Lava Pijar Gunung Merapi
Ilustrasi Lava Pijar Gunung Merapi. (AFP/Agung Supriyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi erupsi freatik yang berkaitan dengan aktivitas hidrothermal Gunung Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara (Sumut). 

"Erupsi freatik tersebut jika terjadi dapat disertai hujan abu, semburan lumpur, dan lontaran material di sekitar kawah," demikian pernyataan resmi PVMBG yang dikutip di Jakarta, Sabtu (1/10/2022) dilansir Antara.

Diketahui sejak Januari 2022, aktivitas vulkanik Gunung Sorik Marapi mengalami fluktuasi dengan tingkat aktivitas tergolong normal dan berada pada level I. 

Sedangkan pada 29 September 2022, PVMBG mencatat ada peningkatan jumlah kejadian gempa vulkanik dalam sebanyak 146 kali. Namun, belum terlihat adanya peningkatan aktivitas Gunung Sorik Marapi secara visual.

Menurut PVMBG, fenomena demikian terjadi akibat peningkatan tekanan yang dapat berasal dari aktivitas hidrothermal maupun aktivitas magma di dalam tubuh Gunung Sorik Marapi. Meski hingga kini masih belum menunjukkan peningkatan di permukaan.

Guna menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya merekomendasikan masyarakat sekitar Gunung Sorik Marapi dan wisatawan untuk tidak mendekati kawah dalam jarak dekat.

"Bila melihat peningkatan intensitas atau ketebalan asap kawah maupun jika tercium bau gas yang menyengat maka warga dan wisatawan harus segera menjauhi dan meninggalkan area sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik," jelas PVMBG. 

 

Gunung Sorik Marapi Pernah Meletus 7 Kali

Memantau aktivitas Merapi
Petugas dari komunitas Siaga Merapi memantau aktivitas gunung merapi dari Lapangan Stiper, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (19/11/2020) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Gunung Sorik Marapi secara administratif terletak di Kabupaten Mandailing Natal. Gunung api itu dipantau secara visual dan instrumental dari pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal.

Sorik Marapi merupakan gunung berapi aktif yang berketinggian 2.145 meter dari permukaan air laut dengan danau vulkanik di puncaknya.

Gunung itu tercatat pernah meletus tujuh kali, yakni tahun 1830, 1879, 1892, 1893, 1917, 1970, 1986, dan terakhir 1987. Pada letusan terakhir, Sorik Marapi memuntahkan lahar panas dan debu yang mengalir hingga Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

3 Gunung Api Aktif di Sulut Berstatus Waspada, Termasuk Soputan

Gunung Soputan
Gunung Soputan terpantau mengeluarkan asap tipis. Foto: (Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)

Di sisi lain, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan dari delapan gunung api aktif di Sulawesi Utara tiga di antaranya berstatus waspada (level II).

"Tiga gunung api tersebut yaitu Gunung Karangetang (Kabupaten Kepulauan Sitaro), Gunung Soputan (Kabupaten Minahasa Tenggara) dan Gunung Lokon (Kota Tomohon)," sebut Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Manado, Sabtu, dikutip Antara.

Sedangkan, empat gunung api lainnya berstatus normal level I yaitu Gunung Ruang (Kabupaten Kepulauan Sitaro), Gunung Tangkoko (Kota Bitung), Gunung Mahawu (Kota Tomohon) dan Gunung Ambang (Kota Kotamobagu).

"Gunung Ruang baru saja diturunkan statusnya menjadi normal setelah dinaikkan ke status waspada beberapa waktu lalu," katanya.

Dari delapan gunung api tersebut, dia berharap, warga mewaspadai aktivitas vulkanik Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang saat ini dalam status siaga level III.

Tercatat sebanyak satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo tiga milimeter, dan lama gempa lima detik.

Terekam juga empat kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 2-8 milimeter, S-P tidak teramati dan lama gempa 55-130 detik.

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya