PDIP Data Kader yang Sukses Pimpin Daerah, Referensi Bacagub DKI Jakarta

Gembong menyampaikan dengan cara ini harapannya sosok terpilih nantinya dapat menangani persoalan utama DKI Jakarta dengan baik.

oleh Winda Nelfira diperbarui 25 Okt 2022, 11:49 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2022, 11:49 WIB
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan pihaknya telah memiliki nama yang cocok untuk bakal calon Gubernur (Bacagub) DKI pada Pilgub DKI Jakarta 2024. Kendati demikian, Gembong tak mau buru-buru untuk mengumbar nama sosok yang akan direkomendasikan PDIP DKI tersebut.

Dia mengatakan, keputusan mengenai bakal cagub DKI sepenuhnya menjadi wewenang Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Nanti lah, tugas kami di DPD memberi masukan kepada DPP partai. Dan soal sosok yang akan diputuskan, menjadi kewenangan ketua umum,” kata Gembong dalam keterangannya, Dukutip Selasa (25/10/2022).

Lebih lanjut, Gembong berujar bahwa saat ini PDIP tengah mendata kadernya yang dinilai berhasil memimpin sebagai kepala daerah. Nantinya, keberhasilan itu akan dikaitkan dengan persoalan mendasar ibu kota.

“Lalu mendekatkan persoalan daerah tersebut dengan persoalan pokok Jakarta," ujar dia.

Gembong menyampaikan dengan cara ini harapannya sosok terpilih nantinya dapat menangani persoalan utama DKI Jakarta dengan baik.

"Sehingga ketika partai memutuskan, maka dia adalah sosok yang mampu mengentaskan persoalan Jakarta yang sangat kompleks,” kata dia.

Risma Tidak Tertarik

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku tidak tertarik untuk menjadi calon gubernur meskipun namanya masuk dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta.

"Aku ndak pernah tertarik sama jabatan," ujar Risma di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Enam+01:16VIDEO: Perempuan Bercadar Todong Pistol ke Paspampres Istana Presiden Risma mengatakan, saat diminta jadi calon wali kota Surabaya, dirinya mengaku selalu menolak. Padahal sudah diminta oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

"Sering kali begitu, dua saya walkot coba tanya Pak Hasto, pertama saya suruh daftar saya enggak mau, kedua juga saya gak daftar," papar Ketua DPP PDIP ini.

Begitu juga pada Pilkada DKI Jakarta sebelumnya, Risma mengaku sempat ditawarkan untuk maju. Tetapi ia menolak. Risma yang berada di luar negeri ketika itu sengaja menunggu sampai pendaftaran selesai.

"Sebelumnya ada yang nawarin saya pas lagi di Paris awalnya cuma tiga hari tapi jadi seminggu tunggu pendaftaran DKI kelar karena nunggu masa pendaftaran kelar jadi saya di Paris saya ketmu walkot Paris saya nunggu seminggu sampai pendaftaran di DKI kelar," ujar Risma.

Hanya saja, ia mengaku untuk Pilkada mendatang tergantung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia tidak bisa menolak bila kembali ditawarkan.

"Nanti kita lihat karena saya punya gusti Allah, karena jabatan itu berat. Saya pertama jadi walikota Surabaya enggak makan lima hari karena saya menyatakan kok gini berat sekali, karena berat sekali tapi itu saya tak bisa nolak jadi yauda itu takdir saya," ujar Risma.

Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya