Gabung PDIP, Ini yang Ingin Dicapai Mbah Rono

Pakar gunung berapi Surono atau Mbah Rono berlabuh ke PDIP. Bukan tanpa alasan, Mbah Rono mengaku akrab dan telah mengetahui seluk-beluk PDI Perjuangan.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 30 Okt 2022, 16:20 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2022, 15:50 WIB
Pakar gunung berapi Surono atau Mbah Rono berlabuh ke PDIP
Pakar gunung berapi Surono atau Mbah Rono saat mengikuti Sekolah Partai PDIP. (dok PDIP)

Liputan6.com, Jakarta Pakar gunung berapi Surono atau Mbah Rono berlabuh ke PDIP. Bukan tanpa alasan, Mbah Rono mengaku akrab dan telah mengetahui seluk-beluk PDI Perjuangan.

"Saya familiar, mertua saya dulu mantan ranting. PDI Perjuangan adalah partai partai yang dewasa dan modern dan dengan bangga saya melamar di sini," kata Mbah Rono di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Minggu (30/10/2022).

Dia mengatakan, masih mau berjuang demi bangsa dan negara, salah satunya melalui partai politik.

Menurut dia, percuma rasanya belajar sampai doktor strata kalau hanya berhenti sampai di Pegawai Negeri Sipi (PNS). Oleh karena itu, dia menilai PDIP paling pas untuk dijadikan kendaraan melanjutkan berbakti untuk negeri.

"Saya menjadi caleg saja. Iya (2024). Semoga bila saya terpilih saya ingin membangun energi di Indonesia sehingga Indoneia punya ketahanan di bidang energi. Saya yakin bisa mencapai ke sana. Dan kendaraan saya adalah PDI Perjuangan," ujar dia.

Lebih Lanjut Mbah Rono mengaku akan patuh dengan perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang melarang kader partai berlambang Banteng itu untuk membahas pencapresan.

Dia menilai, setiap orang yang tergabung di sebuah lembaga sebaiknya memiliki disiplin berorganisasi. Instansi akan tercerai berai apabila instruksi pimpinan tidak dipatuhi oleh bawahan.

"Kita harus belajar itu. One man, one command, one decision, lainnya ikut. Dinyatakan kok di semua organisasi. Kalau organisasi tidak punya tatanan, ya, ambyar semuanya itu lo," ujar Mbah Rono.

Toh, kata ahli geofisika Indonesia itu, tugas seorang pemimpin sebenarnya tidak mudah. Karena seorang Megawati sebagai pemimpin partai, bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat untuk organisasi.

 

Tak Boleh Nakal

Pakar gunung berapi Surono atau Mbah Rono saat mengikuti Sekolah Partai PDIP. (dok PDIP)
Pakar gunung berapi Surono atau Mbah Rono (kanan) saat mengikuti Sekolah Partai PDIP. (dok PDIP)

Oleh karena itu, lanjut Mbah Rono, bawahan di sebuah organisasi tidak boleh nakal dan mengakali kebijakan yang sudah diambil seorang pemimpin.

"Kalau ada apa-apa, kan, ada yang hura-hura, mengumpet gitu, lo. Itu yang nanggung ini pemimpin begitu, lo. Kan, begitu," kata peraih sarjana fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Mbah Rono mengaku mendukung langkah pimpinan yang bersikap tegas apabila ada bawahan yang nakal seperti tidak mengikuti aturan berorganisasi.

"Saya pikir kalau tidak mengikuti arahan dari dari pimpinan, saya pun waktu menjadi pimpinan, saya akan sanksikan anak buah saya. Kalau enggak berantakan. Aturan ini harus ada, one man, one command, one decision. Kalau enggak loyal ke pemimpin itu payah itu. Ya, kan," ujar dia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan kehadiran pakar gunung berapi, Surono atau akrab disapa Mbah Rono diharapkan mampu membagikan keilmuan ke kader PDI Perjuangan.

"Pak Surono ini, kan pakar gunung berapi, sehingga Pak Surono ini tahu kapan gunung ini kira-kira berdasarkan pengetahuan, dia akan meletus. Itu Pak Surono paham. Sehingga nanti dari situ kita juga bisa mengetahui, kalau alam saja bisa dilakukan dengan instrumen pengetahuan, maka politik pun agar jangan memunculkan letupan-letupan yang meruntuhkan persatuan bangsa," ujar Hasto.

Instruksi Megawati

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengucapkan selamat dan terima kasih kepada sejumlah kader yang baru bergabung ke PDIP. Dia berharap, pembekalan bagi anggota baru yang dilaksanakan secara hybrid betul-betul dapat menggelorakan semangat para kader.

"Nanti kita punya kerja bersama dalam waktu singkat 50 tahun PDI Perjuangan yang akan kita rayakan pada 10 Januari 2023. Itu nanti menjadi puncak konsolidasi partai menghadapi pemilu tahun 2024," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Hasto meneruskan pesan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri bahwa situasional saat ini tidak mudah.

Berbagai tantangan harus dihadapi seperti perekonomian yang belum semuanya pulih akibat pandemi muncul krisis pangan, hingga krisis energi akibat pertarungan geopolitik global.

"Sehingga seluruh kader partai, anggota partai termasuk anggota baru diinstruksikan Bu Mega untuk turun dengan penuh semangat menyatu dengan kekuatan rakyat dan mencari solusi-solusi terbaik dalam mendorong ekonomi rakyat ini," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya