Temuan Polisi: Ada Bekas Bedak Bayi dan Kapur Barus di Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Polisi menemukan sisa-sisa beda bayi dan kapur barus di rumah satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Untuk apa?

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 12 Nov 2022, 15:21 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2022, 15:21 WIB
Ilustrasi Garis Polisi. (Freepik/User15245033)
Ilustrasi Garis Polisi. (Freepik/User15245033)

Liputan6.com, Jakarta Polisi mengamankan sejumlah barang bukti terkait kematian satu keluarga dalam rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis 10 November 2022.

Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar membeberkan, sejumlah barang bukti yang disita antara lain berupa telepon genggam, dan beberapa catatan. Adapun, catatan berisi struk belanjaan diduga milik para korban.

"Itu catatan biasa. Bon bekas dia hari-hari, itu sudah lama, tahun 2021," ujar dia, Jakarta, Sabtu (12/11/2022).

Syafri menerangkan, pihaknya juga menemukan sisa-sisa beda bayi dan kapur barus. Menurut keterangan dari dokter, barang-barang itu biasa dipakai untuk menghilangkan bau tak sedap.

"Ditemukan ada beberapa bekas bedak bayi dan kapur barus, menurut dokter, itu untuk menghilangkan bau," ujar dia.

Namun, Syafri belum menjelaskan hubungan benda-benda itu dengan kematian korban. Sebab, belum ada penjelasan dari dokter terkait waktu kematian para korban.

"Karena dokter belum mengatakan kematian itu kapan. Jadi belum tahu," ujar dia.

Tak Ada Makanan di Rumah

Polisi mengungkap kondisi rumah usai mengevakuasi keluarga yang ditemukan meninggal di dalam rumah Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis 10 November 2022.

Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar menerangkan, perabotan di dalam rumah masih lengkap. Namun, banyak barang barang yang sudah dimasukin kardus.

"Perabotan masih ada. Barang seperti bajunya juga sudah diikat, seperti orang mau pindah, lampu juga banyak sudah banyak yang dicopot," kata dia di kantornya, Sabtu (12/11/2022).

Syafri mengatakan, salah satu perabotan yang masih ada di antaranya kulkas. Tapi, tidak ada makanan di dalamnya. Pun demikian dengan sisa-sisa makanan juga kosong.

"Di dalam rumah tidak ditemukan nasi atau beras tidak ada," ujar dia.

Syafri menerangkan, pihaknya juga menemukan beberapa catatan saat melakukan olah Tempat kejadian Perkara (TKP).

Adapun, catatan berupa bon bekas belanjaan korban sehari-hari. Tapi, itu sudah lama sekali.

"Itu catatan biasa, struk tahun 2011," ujar dia.


Kelaparan?

Penyebab kematian satu keluarga masih terus ditelusuri. Keempat jenazah ditemukan dalam rumah Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis 10 November 2022.

Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar menerangkan, berdasarkan hasil autopsi memang pada tubuh korban tidak ada masuk makanan dalam kurun waktu dua hari atau lebih. Namun, kondisi seperti itu belum tentu menjadi penyebab kematian.

"Menurut dokter bahwa jenazah yang dilakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu. Kemudian kemarin yang disampaikan bahwa tidak ditemukan sisa atau bekas makanan di lambung, itu keterangan sementara, belum tentu menjadi penyebab kematian," kata dia di Jakarta, Sabtu (12/11/2022).

Syafri meluruskan, anggapan orang-orang tentang latar belakang korban yang tinggal di pemukiman dan bisa menderita kelaparan mungkin harus didalami. Namun, keterangan yang diterima kepolisian para korban memiliki kerpibadian tertutup.

"Orang-orang menganggap 'oh dia tinggal di pemukiman, kenapa bisa kelaparan?' Karena kelaparannya bukan berarti tidak ada makanan, tapi keluarga itu tertutup sehingga tidak ada yang tahu kalau dia kekurangan makanan," ujar dia.


Minta PLN Matikan Listrik

Polisi mengungkap percakapan terakhir antara salah satu korban dengan petugas PLN. Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar menerangkan, penyidik telah memeriksa telepon genggam yang disita sebagai barang bukti.

Berdasar barang bukti itu diketahui, korban menghubungi pihak PLN agar memutus aliran listrik di rumah. Jejak komunikasi terekam pada 4 Oktober 2022.

"Dia (korban) yang menghubungi pihak PLN untuk minta diputus aliran listriknya. Itu tanggal 4 Oktober," kata Syafri, Jakarta, Sabtu (12/11/2022).

Dia mengatakan, pihak PLN menghubunginya kembali pada 22 Oktober 2022. Namun, tak mendapat respons.

"Chat ke sana centang satu jadi tidak ada jawaban," jelas dia.

Syafri menduga, kematian korban terjadi tiga minggu lalu terhitung dari komunikasi dengan PLN. Temuan itu diperkuat dengan hasil autopsi. Adapun, perkiraan kematian sekira 3 minggu lalu.

"Berarti benar kurang lebih 3 minggu," ujar dia.

Dia menerangkan, pihak PLN yang berkomunikasi dengan salah satu korban sudah dimintai keterangan sebagai saksi.

"Iya sudah periksa," ujar Syafri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya