Hindari Body Shaming, Jangan Komentari Penampilan Fisik Saat Bertemu

Body shaming sendiri merupakan kritik atau komentar negatif yang ditujukan pada penampilan fisik orang lain.

oleh Ika Defianti diperbarui 26 Nov 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2022, 08:00 WIB
Mengomentari Penampilan yang Tidak Cocok dengan Bentuk Tubuh
Ilustrasi Body Shaming Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Perilaku body shaming atau penghinaan mengenai penampilan fisik orang lain sering kali menjadi sorotan di masyarakat. Body shaming terkadang berbalut candaan yang dapat memojokkan orang lain.

Perilaku body shaming yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Bahkan di era digital seperti saat ini, perilaku tersebut juga mudah ditemui di berbagai media sosial.

Psikolog Universitas Indonesia, Vera Itabiliana menyatakan tindakan mengenai body shaming biasanya bertujuan untuk menjatuhkan, menyakiti, hingga merendahkan tentang penampilan fisik seseorang. Kata dia terdapat sejumlah alasan seseorang melakukan tindakan tersebut.

Salah satunya yaitu adanya kebiasaan masyarakat yang berkomentar mengenai penampilan fisik orang lain ketika saling bertemu.

"Jadi yang dikomentari duluan adalah penampilan fisik. Mungkin kalau mau diubah itu membiasakan diri untuk mengomentari hal lain, misalnya sibuk apa, udah lama enggak ketemu cerita-cerita, keluarga gimana, sehat atau enggak. Jadi tidak melulu soal penampilan fisik," kata Vera kepada Liputan6.com.

Lalu, kata dia secara manusiawi masyarakat cenderung mengomentari sesuatu yang berbeda atau tidak sesuai standar tertentu. Mulai dari pakaian yang dikenakan hingga penampilan lainnya.

"Ini juga satu hal yang bisa diubah juga dengan kita lebih menahan diri. Kalau saya ngomong gini akibatnya gimana, dia tersakiti enggak ya, dia tersinggung tidak," ucapnya.

Vera juga menyatakan terdapat dampak yang ditimbulkan dari perilaku body shaming di masyarakat. Ketika seseorang tersakiti dari tindakan tersebut akan menjatuhkan mental, menjadi kurang percaya diri, ataupun konsep diri yang negatif.

"Jadi dia merasa malu mau ke mana-mana, jadi menarik diri, malas bergaul, males bertemu orang bisa seperti itu. Selalu kalau terlalu berlebihan dan berlangsung berulang kali dia alami bisa menjurus ke gangguan mental yang lebih serius seperti depresi, bisa ke arah sana kalau parah sekali," Vera menandaskan.

Body Shaming kepada Iriana Joko Widodo

Iriana Jokowi pada KTT G20 di Bali
Dihadiri oleh Ibu Negara China, ibu Iriana Jokowi terlihat turut menyambut kedatangannya. Peng Liyuan selaku istri dari Xi Jinping sebagai Presiden China hadir dengan balutan busana merah. [Foto: Biro Pers Istana Negara]

Sebelumnya, nama Ibu Negara Iriana Jokowi pada Kamis sore, 17 November 2022, mendadak jadi trending topic pertama di Twitter. Usut punya usut, nama Iriana Jokowi menjadi bahan perbincangan warganet setelah salah akun bernama @KoprofilJati melakukan celaan fisik alias body shamming terhadap dirinya.

Akun @KoprofilJati mengunggah foto Iriana bersama Madam Kim Keon Hee, istri Presiden Korea Selatan, Yoon Seok Yeol. Namun, bukannya pujian yang dilontarkan, sang pemilik akun justru menulis keterangan yang seolah-olah menggambarkan Iriana Jokowi adalah pembantu Kim Keon Hee.

"Bi, tolong buatkan tamu kita minum."

"Baik, nyonya," begitulah bunyi caption yang ditulisnya.

Setelah unggahan tersebut viral, bahkan sampai diperbincangkan di banyak akun-akun base, @KoprofilJati kembali membuat unggahan pembelaaan.

"Sorry, gaes. Postingan dengan gambar ibu negara saya hapus. Kayaknya banyak yang salah paham menganggap saya merendahkan orang di gambar tersebut," tulisnya.

"Menjadi ibu negara enggak ada hubungannya dengan tampilan fisik. Semua orang tahu itu fakta. Semua ras dan suku bangsa itu setara."

"Justru kebiasaan masyarakat kita yang suka menilai sesuatu dari tampilan fisik. Itu sepatutnya jadi bahan ejekan," pungkasnya.

Bisa jadi pemilik akun Twitter @KoprofilJati saat ini ketar-ketir. Pasalnya, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri tengah memburunya terkait aksi body shaming terhadap Iriana Jokowi.

Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Pol. Adi Vivid Agustiadi membenarkan pihaknya tengah menyelidiki identitas pemilik akun meski publik sudah tahu namanya Kharisma Jati.

"Betul (kami mencari pemilik akun). Kami sedang lidik identitas pelaku,” katanya terkait aksi @KoprofilJati mengunggah foto Iriana Jokowi dengan Ibu Negara Korea Selatan, pekan ini.

Perut Buncit, BCL Jadi Korban Body Shaming

Menghina Bentuk Tubuh Kurus Melalui Pujian yang Satire
Ilustrasi Body Shaming Credit: pexels.com/pixabay

Bunga Citra Lestari atau BCL baru-baru ini kena gosip miring. Istri almarhum Ashraf Sinclair itu disebut-sebut sedang berbadan dua. Isu ini berawal dari video yang viral di TikTok. Dalam platform tersebut, ada video yang memperlihatkan ibu satu anak ini sedang menyanyi di atas panggung.

Dengan mengenakan crop top berwarna putih, perut ibu satu anak ini tampak lebih buncit. Hal ini berbeda dengan penampilannya yang biasa, apalagi dia dikenal gemar berolahraga.

Asumsi bergerak liar. Dia disebut-sebut sedang mengandung tiga bulan. Dalam sebuah kesempatan wawancara bersama media Malaysia, BCL pun menepis isu ini.

Penyanyi berusia 39 tahun tersebut merasa menjadi korban celaan fisik alias body shaming. Tentu saja hal ini membuatnya sedih.

"Aku lebih sedih karena di-body shaming. Kayak, hey, aku juga makan. Oke, kalian mau lihat?" tuturnya dilansir dari YouTube Budiey Channel, Jumat (10/11/2022). Dia lantas berdiri dan memperlihatkan perutnya yang lebih ramping daripada video yang beredar di medsos.

Menurut BCL, banyak faktor yang bisa memengaruhi perutnya tampak lebih buncit dalam video yang viral tersebut. 

"Enggak semua orang mengerti angle, enggak semua orang mengerti bloathing, atau sedang datang bulan. It's okay tapi sedih aja," tutupnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya