Liputan6.com, Jakarta - Indikator Politik Indonesia kembali merilis hasil survei, terkait pacuan kuda elektabilitas bakal calon presiden (capres) 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, survei yang dilangsungkan pada 30 Oktober sampai 5 November 2022 ini hendak melihat bagaimana peta capres, usai Anies Baswedan dideklarasikan Partai NasDem pada September kemarin.
Baca Juga
“Survei ini dilakukan pasca Anies dideklarasikan sebagai bakal calon presiden oleh Partai NasDem. Sehingga kita ingin membuktikan, ada atau tidak dampak deklarasi terhadap peta elektoral Capres dan parpol,” kata Burhanudin saat jumpa pers daring, Kamis (1/12/2022).
Advertisement
Burhanudin mengatakan, tren pilihan semi terbuka dengan menjangkau tiga nama yang memiliki suara responden terbesar, yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, terlihat nama Anies naik tajam setelah dideklarasikan pada September 2022 lalu.
“Namun di saat yang sama (saat Anies dideklarasi NasDem), Pak Prabowo turun (dari 18,6 persen pada Semptember ke 16,1 persen pada Oktober), kemudian Pak Ganjar juga sedikit turun (dari 28,4 persen ke 25,9 persen di periode yang sama). Ini setelah Anies deklarasi. Tapi penurunan jauh memang pak prabowo. Anies menanjak (17,4 persen ke 23,6 persen juga pada periode yang sama),” jelas Burhanudin.
Merujuk pada tren tersebut, dengan simulasi tiga nama dengan simulasi tertutup, jika pemilihan presiden dilakukan sekarang maka dari ketiga nama itu hasilnya adalah Ganjar Pranowo masih unggul di antara dua pesaingnya.
“Ganjar Prabowo 33,9 persen, Anies Baswedan 32,2 persen dan Prabowo Subianto 23,9 persen. Belum menjawab 10,0 persen. Anies menguat sementara Ganjar dan Prabowo menurun dibanding temuan survei sebelumnya,” urai Burhanudin.
Metode dan Jumlah Responden Survei
Sebagai informasi, total responden survei berjumlah 1.220 orang dengan asumsi metode simple random sampling. Selain itu, toleransi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Selain itu, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Advertisement