BPBD DKI: Modifikasi Cuaca di Jakarta Dilakukan bila Pj Gubernur Tetapkan Siaga Darurat

BPBD DKI Jakarta berencana menerapkan dua pola penanganan untuk TMC. Pertama dengan jumping process atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta, Kedua, dengan pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam.

oleh Winda Nelfira diperbarui 28 Des 2022, 14:42 WIB
Diterbitkan 28 Des 2022, 14:42 WIB
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca
Tim BPPT menunjukkan alat GPS saat menentukan titik penyemaian garam selama perasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), Kamis (9/1/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satuan Pelayanan Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang mengatakan bahwa Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) bakal dilakukan apabila Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta menetapkan status siaga darurat cuaca ekstrem di Ibu Kota.

"TMC akan dilakukan apabila ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah. Kurang lebih seperti itu yang disampaikan BNPB," kata Michael kepada Liputan6.com, Rabu (28/12/2022).

Sementara itu, teknis pelaksanaan TMC bakal diatur oleh TIM dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU.

Adapun BPBD DKI Jakarta berencana menerapkan dua pola penanganan untuk TMC. Pertama dengan jumping process atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanua sekedar gerimis. Kedua, dengan pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam.

Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis aadanya potensi cuaca ekstrem di Jakarta pada periode tanggal 25 Desember 2022-1 Januari 2023.

Sebelumnya, Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji telah telah melakukan koordinasi terkait rencana pelaksanaan TMC bersama Wings Udara 1 Skuadron 2 TNI AU, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Lanud Halim Perdana Kusuma, Selasa 27 Desember 2022.

 "Berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI AU dan BRIN, terdapat dua pola penanganan untuk TMC, pertama dengan jumping process atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanua sekedar gerimis," kata Isnawa.

"Kedua dengan pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan dengan cara menambah inti kondensasi," lanjut Isnawa.

 


Diberlakukan Pagi hingga Sore

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca
Tim TNI AU dan BPPT saat bersiap melakuka operasi TMC dengan pesawat Cassa 212-200 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta (9/1/2020). Operasi TMC yang akan berlangsung hingga 12 Januari mendatang diharapkan mampu mengurangi intensitas hujan lebat di Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, untuk pesawat jenis CN 212 disiapkan karena bisa membawa 800 kilogram (kg) bahan semaian garam. Penyebaran garam dilakukan secara manual.

Sedangkan untuk pesawat jenis Cassa bisa memuat 2,4 ton dan butuh waktu dua jam untuk mempersiapkan semaian dalam bentuk konsul-konsul dan untuk Hercules bisa memuat minimal lima ton bahan semaian garam.

Isnawa menjelaskan TMC hanya akan efektif dilakukan mulai pagi hari hingga sekitar pukul 17.00 WIB dengan hasil efektif akan terjadi dalam 4-15 jam ke depan. Senada dengan Michael, Isnawa menyampaikan bahwa TMC dapat dilaksanakan di Jakarta apabila sudah ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah. 

"Pada prinsipnya, Pemprov DKI Jakarta siap dan siaga menghadapi ancaman potensi bencana hidrometeorologi jelang pergantian tahun", tandas Isnawa.

Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya