Mardiono soal Romahurmuziy: Bisa Jadi Duta Antikorupsi

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono menyebut keberadaan Romahurmuziy atau Romy di kepengurusan PPP sangat dibutuhkan agar para kader tidak terjerat persoalan korupsi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Jan 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2023, 19:00 WIB
PPP Kubu Romy Datangi Kantor KPU
Romahurmuziy menjawab pertanyaan wartawan saat mengunjungi kantor KPU. Romi menjelaskan perihal kedatangannya untuk membahas legalistas kepengurusan partai, Jakarta, Selasa (27/1/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono menyebut keberadaan Romahurmuziy atau Romy di kepengurusan PPP sangat dibutuhkan agar para kader tidak terjerat persoalan korupsi.

Menurut dia, Romy bisa menjadi duta antikorupsi bagi antikorupsi bagi kader PPP maupun masyarakat.

"Kami butuh beliau agar memberikan guidance pada kader-kader kami agar tidak terjerembab dalam hal yang sama. Dengan kata lain, beliau bisa jadi duta antikorupsi ditengah-tengah masyarakat, bisa jadi Duta Antikorupsi ditengah-tengah kader-kader PPP," jelas Mardiono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Dia menyadari bahwa Romy pernah terlibat dan menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, Mardiono menuturkan Romy telah menjalami masa hukumannya sehingga hak politiknya harus dipulihkan.

"Kita juga tidak boleh apatis karena bisa jadi dengan pengalaman yang beliau hadapi justru bisa akan mencegah terjadinya persoalan-persoalan kasus yang sama," ujarnya.

 

Aset PPP

Mardino menilai Romy merupakan aset PPP karena penguasaan politiknya di usia yang masih muda.

Selain itu, kata dia, Romy pernah menjadi Ketua Umum PPP.

"Dan mengalir darah politik karena beliau cicit pendiri Nahdlatul Ulama yaitu, cicit dari Kiai Tohlah Mansyur, ibunya beliau juga politisi handal di PPP, Pendiri Ikatan Perempuan Nahdlatul Ulama. Ayahandanya sebagai Pendiri Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama," ujarnya.

"Jadi ada darah pejuang di diri beliau, tidak bisa kita tutup beliau adalah WNI yang punya hak politik yang sama dengan siapapun," sambung Mardiono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya