Liputan6.com, Jakarta - Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur (Jaktim) Purwono mengatakan bahwa saat ini Ibu Eny pemilik rumah mewah terbengkalai puluhan tahun yang viral sudah dibawa ke Rumah Sakit Duren Sawit untuk mendapatkan perawatan.Â
Eny dirujuk ke rumah sakit pada Selasa, 3 Januari 2023.
"Kemarin itu kan ada yang lapor ke Dinas Sosial kan bahwa ada Ibu yang kurang sehat lah maksudnya diduga ODGJ. Sehingga Sudin Sosial bersama RT setempat dan pihak kesehatan bersama merujuk ke Rumah Sakit Duren Sawit," kata Purwono kepada Liputan6.com, Kamis (5/1/2023).
Advertisement
Purwono menjelaskan pihaknya bakal terus memantau perkembangan kondisi Ibu Eny selama dirawat di RS Duren Sawit. Dia pun bakal memastikan keamanan rumah mewah terbengkalai dijaga oleh jajaran terkait.
"Perkembangan rumahnya juga dijaga aman. Kedua, untuk Ibu Eny yang dirawat di rumah sakit juga kita pantau perkembangannya seperti apa karena sudah menjadi kewajiban kami memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Purwono.
Menurut Purwono, perawatan Ibu Eny di ditanggung penuh oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta melalui Rumah Sakit Duren Sawit. Pihaknya hingga kini masih menunggu perkembangan hasil perawatan Ibu Eny dari rumah sakit.
Apabila usai mendapatkan perawatan Ibu Eny dinyatakan sembuh, maka Purwono akan menyerahkan urusan perawatan Ibu Eny kepada anaknya Tiko terlebih dahulu.Â
"Kalau nanti dari pihak anaknya sanggup merawat kita serahkan ke anaknya. Tapi kalau anaknya keberatan tentu kami dari suku dinas sosial siap merawat di panti. Kita penuhi kebutuhan sehari-hari baik makan, pakaian, sandang, dan kesehatannya," ungkap Purwono.
Perawatan di Panti Sosial Gratis
Purwono menuturkan bahwa DKI memiliki sejumlah panti sosial untuk perawatan berbagai macam kondisi. Jika putra Ibu Eny tak sanggup merawat, Sudin Sosial Jaktim siap merawat Ibu Eny di panti sosial di kawasan Cipayung.Â
"Di Cipayung, namanya Panti Sosial Tresna Werdha, Cipayung. Kita dinas sosial punya 22 panti ada yang untuk lansia, ada yang untuk anak, ada untuk gangguan jiwa, ada yang untuk remaja," jelas dia.
Lebih lanjut, Purwono menyebut bahwa perawatan di panti sosial bersifat gratis. Selain itu, juga akan diberikan jaminan kesehatan berupa BPJS. Namun, kata Purwono, hal itu sepenuhnya menunggu perkembangan setelah dirawat dari rumah sakit dan kesanggupan putra Ibu Eny.
"Intinya terkait dengan panti, kita menunggu perkembangan setelah dirawat dari rumah sakit. Sifatnya juga gratis, di panti tidak bayar," kata Purwono.
Tinggal Dirumah Mewah Tanpa Air dan Listrik
Sebelumnya, viral di media sosial kisah anak merawat ibunya di rumah tanpa listrik. Diketahui anak tersebut merawat ibunya seorang diri selama 11 tahun.
Sosok anak tersebut bernama Tiko dan ibu bernama Eny. Ibu Eny diketahui mengalami gangguan jiwa. Kisah ini pertama kali diunggah oleh akun YouTube BANG SATRIA. Kisah viral ini pun membuat haru warganet.
Kisah Tiko dan Ibu Eny menjadi sorotan. Anak kelahiran 1999 ini tinggal bersama sang ibu di rumah mewah. Namun, rumah tersebut sudah tak terurus. Bahkan keduanya tinggal tanpa listrik selama 11 tahun. Sekilaas, rumah besar yang terbengkalai itu seperti tak ada penghuninya.
"Seorang ibu dirawat anaknya tanpa listrik tanpa penerangan," ucap pembuat video.
"Kalau enggak salah 2010 perlahan listrik dicabut, air juga, akhirnya enggak terurus," ucap Tiko.
Tiko mengungkapkan ibunya mengalami depresi. Sang ibu juga tak bisa bertemu orang selain dirinya. Terkadang emosi sang ibu juga tak stabil saat melihat dirinya.
Ia dengan sabar menjaga sang ibu walaupun dengan kondisi terbatas dan tinggal tanpa penerangan.
"Takutnya mamah berontak, soalnya mamah sama orang lain udah enggak bisa ketemu orang lain, entah karena depresinya atau masa lalu," ucap Tiko.
"Kemungkinan ada gangguan mental atau yang lain kurang lebih seperti itu," tambahnya.
Â
Â
Advertisement
Jaga Ibu Seorang Diri
Tiko menjelaskan orang tuanya sudah bercerai dari lama. Sang ayah tak pernah menjenguk atau berkomunikasi setelah bercerai. Ia juga tak tahu keberadaan ayahnya saat ini.
"Papa cerai pulang ke Madiun, mama istri ke 2 gak pernah jengukin yaudah pergi aja gak ada kabar sama sekali ilang. Terakhir cerai 80-an umur papa jadi gak tahu sekarang gimana. Gak pernah nafkahin, saudara-saudara ilang," terangnya.
Tiko tak keberatan menjaga ibunya seorang diri. Bahkan ia menolak saat ibunya dibawa ke rumah sakit untuk berobat. Ia tak mau berpisah dengan sang ibu.
"Berobat ke panti asuhan saya gak mau, kalau berobat jalan di rumah saya gak masalah selama ada saya kalau lepas saya enggak mau," ucap Tiko.
Pihak Dinas Sosial dan warga sekitar akhirnya mengevakuasi Ibu Eny. Proses evakuasi tersebut memakan waktu lama karena penolakan dari sang anak.
Tiko tak rela ibunya dibawa ke rumah sakit. Namun setelah melakukan mediasi ia menyerahkan ibunya.
Ibu Eny juga tampak menolak tak mau membuka pintu. Akhirnya pihak Dinas Sosial mendobrak pintu tersebut.
"Selama ada keluarga kitanya gak bisa berbuat apa apa," ucap petugas Dinas Sosial.
"Tiko nya tidak mengizinkan ibunya dievakuasi, Tikonya tetap mau bareng ibunya," imbuhnya.
Bu Eny terlihat memberontak saat dibawa petugas untuk dievakuasi. Ia memanggil nama sang anak. Tiko terlihat menangis melihat sang ibu yang dibawa petugas. Akhirnya ibunya dibawa ke rumah sakit untuk menjalai pengobatan.
Â
Â