Liputan6.com, Jakarta - Tingkat kepercayaan publik (public trust) terhadap kepolisian, berdasarkan hasil survei Indikator periode Februari 2023, kembali meningkat. Padahal, sempat turun pada kuartal IV 2022 menyusul banyaknya kasus yang melibatkan anggota Polri.
Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Abdul Musawir Yahya, berpendapat, pulihnya kepercayaan publik tersebut tidak lepas dari berbagai pendekatan dan kebijakan yang diambil Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Misalnya, bertindak tegas dalam penanganan berbagai perkara yang melibatkan anggotanya.
Baca Juga
"Kalau saya melihat, publik merasa pertama, kan, bagaimana kebijakan hukumnya itu. Jadi, beruntun kasus-kasus di internal kepolisian yang bermunculan, mulai dari kasus Sambo, Kanjuruhan, kasus Teddy Minahasa. Itu salah satunya bahwa siapa pun itu tanpa mengenal pangkatnya ketika dia bermasalah secara hukum, segera diproses," tuturnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (29/3).
Advertisement
"Tapi, dengan sikap Pak Kapolri justru memberi tindakan tegas. Nah, hal ini kita harapkan memang terjadi sampai tataran grass root (akar rumput). Jadi, tidak ada istilah hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas. Jadi, siapa pun berhadapan dengan hukum harus segera ditindak sesuai prosedur hukum berlaku," sambungnya.
Kedua, sambung Musawir, Kapolri dinilai kembali menggencarkan fungsi polisi sebagai pengayom masyarakat. "Jadi, aparat kepolisian tidak lagi dengan seragamnya tampil menakuti masyarakat."
"Sangat humanis (kepolisian saat ini)," imbuhnya tegas. "Jadi, tokoh-tokoh masyarakat diajak ngobrol mengenai problem-problem (yang ada)."
Â
Tidak Sekedar Kerja dari Jauh
Dengan demikian, menurut Musawir, Kapolri tidak sekadar bekerja dari kejauhan dalam mengawasi anak buahnya. "Tidak mentang-mentang jenderal, dia bekerja di monitor, tapi ada yang lebih dari itu. Ternyata, bekerja dekat dengan masyarakat jauh lebih efektif," tandasnya.
Advertisement