Liputan6.com, Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi terpilih menjadi kandidat daerah untuk pengembangan smart green city oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menindaklanjuti hal tersebut, United Nations Capital Development Fund (UNCDF) – badan pendanaan pembangunan PBB untuk pengembangan smart green city bertandang ke Banyuwangi dan menggelar diskusi terkait program-program apa yang akan didukung di Banyuwangi.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Banyuwangi, Dwi Yanto menjelaskan bahwa UNCDF telah mengunjungi Banyuwangi dan menggelar sejumlah diskusi dengan Pemkab Banyuwangi. Diskusi tersebut melibatkan sejumlah OPD, seperti Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, hingga Dinas Kominfo dan Persandian.
Baca Juga
Hebat, Pelajar Banyuwangi Sukses Raih Medali Emas di Olimpiade Matematika dan Sains Tingkat Asia
Rayakan Keberagaman Budaya, Pemkab Banyuwangi Gelar Festival Kebangsaan Bertema 'Kembang Setaman Harmoni Nusantara'
Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Olimpiade Sains dan Matematika Tingkat Asia, Diikuti 136 Peserta
“Datang ke Banyuwangi pada awal Maret lalu, dan kami bertemu dengan tim UNCDF. Mereka menindaklanjuti pertemuan UNCDF di Bangkok yang mengundang Banyuwangi pada akhir tahun lalu. Banyuwangi bersama Banyumas dipilih Kementerian LHK menjadi pilot project Asean Smart Green City,” jelas Dwi, Rabu (29/3/2023).
Advertisement
Tim UNCDF yang hadir dalam pertemuan adalah Advisor UNCDF, Fakri Karim; Manajer Program UNCDF, Chenco G. Dorjee, bersama advisor UNCDF lainnya, Hoon Chang, dan Program Manager Asean Desk FMDV, Margot de Groot van Embden.
“Bupati Ipuk Fiestiandani berterima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas dipilihnya Banyuwangi sebagai pilot project. Tentunya ini kami manfaatkan untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan di Banyuwangi, seperti penanganan persampahan,” kata Dwi.
Dijelaskan Advisor UNCDF Fakri Karim bahwa agenda kegiatan UNCDF di Banyuwangi adalah diskusi misi pelingkupan (scoping mission), mengumpulkan data terkait dukungan pendanaan bagi daerah yang dipilih sebagai pilot project Smart Green ASEAN Cities (SGAC).
“Scoping mission dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif terkait kapasitas dan kesiapan kota-kota kandidat. Kita kumpulkan data-data dari hasil diskusi ini, program-program apa yang layak kita dukung,” jelas Fakri.
Smart green Asean cities adalah program yang mendukung implementasi dan pencapaian kota-kota berwawasan lingkungan di Asia Tenggara yang telah menjadi prioritas ASEAN.
Program yang dilaksanakan oleh UNCDF dan didanai oleh Uni Eropa ini mendukung negara anggota ASEAN di tingkat kota, regional dan nasional untuk menangani lingkungan perkotaan dan masalah tata kelola terkait perubahan iklim, dengan fokus pada solusi cerdas yang dimungkinkan dengan digitalisasi dan penggunaan teknologi.
(*)