Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan dan Menteri Perdagangan dan Industri Mesir Ahmed Samir Saleh menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembentukan Komite Perdagangan Bersama atau Joint Trade Committee (JTC) dan kontrak dagang mencapai Rp12,88 triliun di Kairo, Mesir, Senin, 15 Mei 2023 kemarin.
"Hari ini, saya bersama Menteri Ahmed telah menandatangani MoU Pembentukan JTC Indonesia-Mesir. Saya berharap, forum JTC dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengidentifikasi berbagai potensi peningkatan perdagangan kedua negara sekaligus menjadi wadah penyelesaian hambatan perdagangan yang berorientasi pada kepentingan bersama," ujar Mendag Zulhas.
Baca Juga
JTC dapat mempromosikan dan meningkatkan upaya untuk mempromosikan dan memperluas kerja sama perdagangan antarnegara, termasuk mengidentifikasi dan menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan perdagangan.
Advertisement
Selain itu dengan bentuknya JTC diharapkan dapat memecahkan masalah dan hambatan perdagangan, dan bertindak sebagai fasilitator perdagangan.
Indonesia dan Mesir merencanakan agar JTC dapat menjadi media yang dapat mempertimbangkan keinginan dan kontribusi dunia usaha kedua negara tersebut.
"Indonesia merupakan negara mitra yang penting bagi Mesir. Kami sepakat bahwa hubungan perdagangan harus ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi," kata Menteri Ahmed Samir Saleh.
Menteri Mesir: JTC Langkah Awal untuk Menuju Preferential Trade Agreement
Untuk informasi, JTC didirikan di Jakarta pada 4 September 2015, berdasarkan pernyataan bersama Presiden Joko Widodo dan Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi. JTC Forum diketuai oleh seorang pejabat setingkat dirjen, yaitu Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Indonesia dan Menteri Pertama Jasa Perdagangan Mesir.
Dalam pertemuan bilateral sebelum penandatanganan Nota Kesepahaman tentang pembentukan JTC, para menteri membahas beberapa isu terkait intensifikasi hubungan perdagangan antar negara.
Di antaranya, mereka membahas kemungkinan dimulainya Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Mesir dan kerjasama skema imbal perdagangan business to business (B-to-B).
“Saya dan Menteri Ahmed juga membahas beberapa hal terkait peningkatan hubungan perdagangan kedua negara. Saya mendorong tim teknis kedua negara untuk dapat memulai penjajakan kemungkinan pembahasan PTA antara Indonesia dan Mesir,” kata Mendag Zulhas.
Sementara itu, Menteri Ahmed Amir Saleh menilai JTC merupakan awal dari upaya untuk mengintensifkan kerja sama.
"Mesir dapat menjadi hub bagi Indonesia untuk memasuki pasar Afrika dan Timur Tengah. Oleh karena itu, kami sepakat bahwa JTC merupakan langkah awal untuk menuju Preferential Trade Agreement, bahkan Comprehensive Economic Partnership Agreement," kata Menteri Ahmed.
Advertisement
Ekspor Utama Indonesia ke Mesir
Total perdagangan Indonesia dan Mesir pada Januari-Maret 2023 adalah $432,90 juta yang terdiri dari ekspor senilai $379,40 juta dan impor senilai $53,50 juta.
Indonesia juga mencatat surplus sebesar $325,80 juta. Dalam lima tahun terakhir (2018-2022), Indonesia terus mencatatkan surplus perdagangan dengan Mesir dengan tren sebesar 9,82%.
Sementara itu, total perdagangan Indonesia-Mesir diperkirakan mencapai US$1,56 miliar pada tahun 2022. Ekspor Indonesia ke Mesir sebesar US$1,43 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Mesir sebesar US$226 juta. Indonesia surplus US$1,11 miliar dengan Mesir.
Ekspor utama Indonesia ke Mesir antara lain minyak sawit, kopi, kelapa, benang dan suku cadang. Di sisi lain, impor utama Indonesia dari Mesir adalah pupuk mineral fosfat, kurma, buah ara, pinus, alpukat, jambu biji, pupuk mineral, molase dari ekstraksi atau pemurnian gula, dan kalsium fosfat alam.