Pembangunan JPM Serambi Temu Dukuh Atas Capai 84 Persen, Ditargetkan Beroperasi Juli 2023

PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta terus mengebut pengerjaan proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Serambi Temu Dukuh Atas. Terbaru, perkembangan keseluruhan telah mencapai 84,2 persen.

oleh Winda Nelfira diperbarui 21 Jun 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2023, 10:30 WIB
Progres Pembangunan Stasiun LRT Dukuh Atas
Aktivitas pekerja menyelesaikan pembangunan stasiun kereta Light Rail Transit (LRT) Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Stasiun Dukuh Atas bakal menjadi hub transportasi Jakarta, atau titik di mana warga dari berbagai asal memilih dan berganti moda transportasi. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta terus mengebut pengerjaan proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Serambi Temu Dukuh Atas. Terbaru, perkembangan keseluruhan telah mencapai 84,2 persen.

"Telah masuk ke tahap penyelesaian lantai, facade, mechanical, kelistrikan, dan pekerjaan pemipaan, struktur atap dan arsitektural, penyelesaian ramp sepeda, dan instalasi eskalator," tulis PT MRT Jakarta dalam laman resmi jakartamrt.co.id, dikutip Rabu (21/6/2023).

JPM ini merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit di Dukuh Atas. JPM bakal menghubungkan stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas di sisi selatan Waduk Setiabudi Barat dan Stasiun KCI Sudirman.

"Melintasi kali Banjir Kanal Barat dengan fitur yang terdiri dari akses sepeda, elevator, tangga, lift, area pandang, hingga gerai komersial," katanya.

Jembatan ini ditargetkan rampung dan siap dioperasikan pada Juli 2023. Dijelaskan, bahwa JPM Serambi Temu Dukuh Atas ini bakal membentang sepanjang 265 meter, yang memang didesain untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas pejalan kaki mengakses antarmoda transportasi.

Pada JPM ini juga akan dihadirkan berbagai fitur lainnya, seperti gerai makanan dan minuman hingga tempat tujuan wisata baru di Jakarta. Hal ini, sejalan dengan sembilan prinsip kawasan berorientasi transit.

8 Prinsip Pembangunan Kawasan Berorientasi Transit

Menengok Progres Pembangunan Jembatan Beton LRT Jabodebek
Suasana pembangunan LRT di tikungan Jembatan 66 Kuningan-Dukuh Atas, Jakarta, Senin (6/7/2020). Pembangunan LRT Jabodebek tersebut nantinya akan terkoneksi dengan kawasan terpadu TOD yang menggabungkan transportasi MRT, Kereta Commuter line dan Bus Transjakarta. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Adapun delapan prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit, antara lain fungsi campuran, kepadatan tinggi, peningkatan kualitas konektivitas, peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan infrastruktur, dan pembaruan ekonomi.

"Sebagai salah satu kawasan tersibuk dengan lima moda transportasi publik (kereta dan bus) serta titik prioritas angkutan daring, kawasan ini menjadi salah satu tujuan para komuter," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya