Kasus TPPO, Mahfud Md: Dulu Seperti Macet, Karena Ada Sindikat dan Beking

Menurut Mahfud Md, lebih dari 450 orang ditetapkan sebagai tersangka, dan lebih dari 1.500 orang diselamatkan dari tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 25 Jun 2023, 14:48 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2023, 14:47 WIB
Menko Polhukam Bersama Wakil Ketua KPK Jelaskan Kondisi Papua Pasca Lukas Enembe Jadi Tersangka Korupsi
Menko Polhukam Mahfud Md. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyatakan,  penyelidikan kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) tidak hanya menyasar pada perorangan, tapi juga ke lembaga yang turut membantu memuluskan tindak kejahatan ini.

"Kalau kemarin dilakukan sindikat-sindikat di kalangan sipil, sekarang apa namanya calo-calo di tingkat masyarakat nanti akan ke institusi yang turut membantu," kata Mahfud di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (25/6/2023).

Mahfud membeberkan, kinerja kepolisian dalam menindak para pelaku perdagangan orang atau TPPO selama kurun waktu tiga pekan terakhir.

Apa yang dilakukan kepolisian dinilai sangat produktif. Menurut catatannya, lebih dari 450 orang ditetapkan sebagai tersangka, dan lebih dari 1.500 orang diselamatkan dari tindakan perdagangan orang.

"Dalam tiga minggu terakhir itu kan Anda lihat sangat produktif. Dulu seperti macet karena ada sindikat, ada beking, ada macem-macem," ujar Mahfud. 

14 WNI Korban TPPO di Myanmar Dievakuasi

14 WNI korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar dievakuasi oleh para perwakilan TNI di kantor atase pertahanan (athan) Indonesia di Myanmar. (dok TNI)
14 WNI korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar dievakuasi oleh para perwakilan TNI di kantor atase pertahanan (athan) Indonesia di Myanmar. (dok TNI)

Diberitakan sebelumnya, ada 14 warga negara Indonesia (WNI) korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar dievakuasi oleh para perwakilan TNI di kantor atase pertahanan (athan) Indonesia di Myanmar. Petugas Athan Indonesia di Laukkaing, Shan State Utara, Myanmar, menjemput belasan korban TPPO itu pada Jumat 23 Juni 2023.

Sekitar pukul 10.00 WS, Kamis, 22 Juni 2023, Athan Indonesia di Myanmar bergerak cepat untuk membantu WNI korban TPPO di Laukkaing.

14 WNI ini telah diizinkan pulang oleh pihak perusahaan. Mereka diantarkan perusahaan menuju Mandalay (kurang lebih 500 km dari Yangon) menggunakan jalur darat. Selanjutnya, korban TPPO di Myanmar itu dipindahkan ke bus dan dibawa ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Yangon.

"Sepanjang perjalanan Tim Kantor Athan Indonesia tetap melaksanakan pendampingan saat melewati check point agar tidak mendapatkan permasalahan dikarenakan sudah mendekati waktu curfew time (jam malam)," info TNI dalam siaran tertulisnya yang diautentifikasi Kabidpeninter Puspen TNI Kolonel Arm Suhendro Oktosatrio, Sabtu 24 Juni 2023.

Menurut dia, pada Sabtu, ke-14 WNI berhasil diamankan di KBRI Yangon. Saat ini, mereka ditampung di shelter KBRI Yangon sambil menunggu proses kepulangan ke Indonesia.

Masih Selesaikan Administrasi

46 WNI Korban TPPO Myanmar Tiba di Bandara Soetta
46 WNI Korban TPPO Myanmar Tiba di Bandara Soetta. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Pihak KBRI dan kantor Athan Yangon masih melaksanakan penyelesaian administrasi dalam rangka untuk melengkapi administrasi sehingga pemulangan korban TPPO ke Tanah Air dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Usaha yang dilakukan TNI melalui perwakilannya di kantor Atase Pertahanan Myanmar tak lain merupakan ekstraksi dari tugas yang diembankan kepada TNI sebagai PATRIOT NKRI dimanapun dan kapanpun untuk selalu melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.90o9

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya