Liputan6.com, Jakarta Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait meninggal dunia, pada sabtu (26/8/2023). Rencananya, mendiang akan dimakamkan di tempat pemakaman keluarga di Toba, Sumatera Utara.
"Selasa pagi mungkin subuh kita berangkat dari Jakarta, kita keluarga besar sudah ada makam keluarga di kampung halaman kita di Porsea, (Sumatera Utara) di Lumban Sirait, kita berangkat jam 6 pagi," kata adik kandung Arist, Agustinus Sirait di rumah duka RSPAD, Sabtu (26/8/2023).
Agustinus menjelaskan, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan ibadah secara keagamaan pada hari Minggu, lalu dilanjutkan keesokan harinya akan dilakukan ibadah secara adat Batak.
Advertisement
"Senin itu kita ada adat batak, kita laksanakan di tempat ini juga (RSPAD)," ujar dia.
Agustinus menuturkan, mendiang Arist menyebut kakaknya sempat menderita penyakit infeksi di saluran kemihnya dan baru terindikasi sejak sekitar 2 bulan yang lalu.
Selama menderita penyakit itu, Arist Merdeka Sirait sudah tiga kali masuk rumah sakit.
Disisi lain, ia juga mengungkapkan bahwa Arist sempat menderita penyakit jantung dan telah dipasang ring.
"Jadi dia terkena penyakit infeksi saluran kemih dan Infeksinya itu mungkin sudah menyebar ke beberapa fungsi misalnya hati, paru-paru dan jantung," kata Agustinus.
Agustinus menyebut, Ketua Komnas PA itu sempat dinyatakan sembuh dari penyakitnya. Hingga akhirnya Arist kembali jatuh sakit dan dirawat ruangan ICU RS Polri Kramatjati pada Selasa 22 Agustus 2023.
Â
Kesadaran Arist Sempat Menurun
Selama dirawat, pria kelahiran kota Pematang Siantar itu mengalami penurunan kesadaran hingga 50 persen. Namun kesadarannya sempat kembali.
"Posisinya karena infeksi itu, sehingga mempengaruhi tingkat kesadaran sampai 50 persen turun. Makanya dokter menyarankan untuk masuk ICU tapi sebetulnya di hari kemarin karena kita kasih semangat kesadarannya kembali. Tapi kemarin siang sudah menurun lagi sampai pagi hari tadi," tutur Agustinus.
Arist juga sempat menitipkan pesan kepada adiknya untuk disampaikan kepada masyarakat untuk tetap melanjutkan perjuangan menyuarakan perlindungan anak. Menurut dia hingga kini kasus yang menimpa anak di Indonesia masih terbilang tinggi, khsususnya kekerasan seksual.
"Beliau menitipkan kepada teman-teman tetap memperjuangkan karena salah satu keberhasilan selama ini adalah keberhasilan dari media juga. Kerja samanya media juga, menyuarakan isu-isu tentang perlindungan anak," tutupnya.
Â
Â
Reporter:Â Rahmat Baihaqi/Merdeka.com
Advertisement