Kesaksian Keluarga Korban Penculikan Anggota Paspampres, Sempat Diminta Tebusan Rp50 Juta

Selama diculik anggota Paspampres, korban yang merupakan perantau asal Aceh ini disiksa hingga tak berdaya. Hingga akhirnya jasadnya ditemukan di sungai di daerah Karawang, Jawa Barat.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2023, 06:03 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2023, 05:55 WIB
[Fimela] ilustrasi penculikan
ilustrasi penculikan | pexels.com/@pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kematian pemuda asal Aceh Imam Masykur (25) tengah menjadi sorotan. Dia diduga tewas setelah diculik dan dianiaya oknum anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Salah satu kerabat Imam, Said Sulaiman menceritakan detik-detik saat aksi penculikan tersebut diketahui keluarga. Kejadian itu bermula, sekitar Sabtu 12 Agustus 2023 lalu. Kabar penculikan disampaikan lewat teman Imam.

"Kalau saya pas kejadian itu tahunya setelah kejadian, baru ada orang datang ke tempat saya. Dibilang bahwasannya Imam Masykur, di sana sudah dipukul dan dibawa pakai mobil. Gitu doang yang saya tahu," kata Said saat dihubungi, Minggu (27/8/2023).

Setelah itu dicoba ditelepon, akhirnya Imam menghubunginya sekitar pukul 20.00 WIB. Sambil menangis, Imam meminta agar Said mencarikan uang tebusan Rp50 juta sesuai permintaan dari para penculik.

"Sampai ada di video itu bahwasanya disuruh cariin, saya bilang telepon kawan-kawan dulu. Habis itu, bilang ke saya sudah enggak sanggup lagi, mau mati. Gitu doang. Habis itu ada percakapan dia sama pelaku disuruh kirim uang, tapi sama saya tidak dikirim," kata Said.

Sesaat setelah itu, Said mendapat kabar dari keluarga Imam yang berada di Aceh. Mereka menyebut pelaku tengah menyiksa Imam yang dipukuli memakai benda tumpul di bagian punggungnya saat berada dalam mobil.

Aksi kejam itu, diakui Said sesuai dengan video yang beredar dan viral di media sosial. Dengan kondisi Imam yang telah tak berdaya teriak minta tolong sampai punggungnya memar penuh luka darah.

"(Dihubungi) Sama adiknya sama orang tuanya (pelaku) malah dikirim video disiksa itulah. Iya (video yang viral di media sosial) dikirim ke adiknya, biar panik. Kalau sama ibu sempat ngomong (minta tebusan)," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jasad Korban Dibuang ke Sungai

Ibu korban di Aceh mengabarkan bahwa mereka juga diminta mengirimkan uang tebusan Rp50 juta. Jika tidak, anaknya akan dibunuh dan dibuang ke sungai.

"Ibu sempat nelepon yang jawabanya pelaku, 'Kalau sayang dengan anak ibu kirim duit Rp50 juta, kalau engga saya habisi anak ibu saya buang ke sungai' bilang gitu dia. Kan ibu sudah panik jangan buang," tambah Said menirukan ucapan orang tua Imam.

Karena tidak diberikan tebusan, Said mengungkap pelaku mengancam membuang Imam ke sungai yang ternyata benar. Ketika beberapa hari setelahnya, ditemukan jasad seorang pria di sungai daerah Karawang.

"Sudah bengkak, karena kan sama pelaku sudah dibuang ke sana dalam sungai. Dalam sungai entah 3 hari atau berapa kan sudah bengkak dia, ditemukan lah sama warga karawang

Kabar penemuan mayat itu diterima Said saat dirinya dipanggil pihak kepolisian untuk datang ke RSPAD. Guna mengkonfirmasi penemuan jenazah laki-laki tanpa identitas dengan tubuh penuh luka lebam

"Jadi orang polda pun langsung bergerak kesana, suruhlah datang kami keluarga buat lihat jenazah ini. Pas baru lihat ya benar itu korban, mukanya sudah bengkak," katanya.

 


Harapan Keluarga Korban

Setelah itu, Said diminta membuat LP/B/4776/VIII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA, 14 Agustus 2023 terkait dugaan Tindak Pidana Penculikan UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 328, PASAL 333 KUHP, dan/atau 351 KUHP.

Barulah beberapa waktu setelahnya, Said dihubungi pihak Pomdam Jaya/Jayakarta terkait terduga pelaku yang sudah ditangkap. Dimana, pelaku adalah Praka RM, Anggota Ta Walis 3/3/11 Ki C Walis Yonwalprotneg, Paspampres bersama dua orang lainnya..

"Sudah kemarin (dihubungi pihak TNI) kan waktu kemarin pelakunya sudah dapat. Dan sudah ditangkap kan," ujar Said.

"Ada 3 orang, sempat juga ngomong sama penyidik itu kemarin. Bahwasanya telah ditangkap 3 orang, entah masih ada lagi atau bagaimana saya tidak tahu. Karena waktu itu saya pikirnya untuk jenazah saja," tambahnya.

Atas kasus pembunuhan yang menimpa Imam, Said mengakui keluarga sangat terpukul. Karena niat Imam merantau mencari rezeki harus berakhir tragis menjadi korban penculikan.

"Iya dia lagi cari rejeki jualan kosmetik iyakan. Kalau bermasalah sama orang gak ada, utang piutang gak ada, (tiba-tiba) diculik," kata dia.

Atas kasus ini, Said mewakili keluarga besar korban meminta agar kasus tewasnya Imam diusut tuntas dan pelaku dihukum dengan hukuman yang setimpal.

"Kami dari keluarga, kami pengin pelaku harus dihukum setimpal apa yang dibuat terhadap kami. Dan hukum harus ditegakkan secara adil," harapnya.

 


Kasus Ditangani Pomdam Jaya

Sebelumnya, Kabar tewasnya Imam Masykur telah dibenarkan Danpuspom TNI, Marsekal Muda Agung Handoko. Ia mengatakan saat ini kasus telah ditangani Pomdam Jaya untuk proses penyelidikan.

"Kasus sudah ditangani Pomdam Jaya," kata Agung saat dikonfirmasi, Minggu (27/8).

Sayangnya, Agung enggan untuk menjawab detail kasus. Dia pun mengarahkan agar langsung dikonfirmasi ke pihak Kodam Jaya maupun Dispen TNI AD.

"Silahkan konfirm dengan Pomdam atau Dispenad," imbuh Agung.

Secara terpisah, Danpaspampres Mayjen Rafael Granada Baay membenarkan ada anggotanya yang tengah diselidiki Pomdam Jaya. Lantaran diduga terlibat kasus penculikan dan penganiayaan yang menewaskan pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25) di Jakarta.

"Saat ini pihak berwenang yaitu Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan," kata Rafael saat dikonfirmasi, Minggu (27/8).

Atas kasus ini, Rafael menyebut anggotanya yakni Praka RM selaku terduga pelaku telah ditahan Pomdam Jaya. Demi proses penyelidikan lebih lanjut tewasnya Imam pada Sabtu (18/8) lalu.

"Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan," katanya.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya