Hasto Nilai Bung Karno Bawa Semangat Kemerdekaan Indonesia untuk Persatuan Dunia

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebenarnya diterima oleh dunia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 30 Sep 2023, 23:41 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2023, 19:10 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara kunci dalam acara Peringatan Ke-63 Tahun Pidato Presiden Pertama RI Soekarno di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang diselenggarakan di Gedung Pusat Studi Arsip Presiden Pertama RI Ir. Sukarno Bapak Bangsa. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebenarnya diterima oleh dunia.

Pancasila mengandung semangat yang diinginkan oleh negara-negara bahwa pentingnya menjaga kestabilan, persaudaraan, dan kesetaraan.

Hal itu disampaikan Hasto saat menjadi pembicara kunci dalam acara Peringatan Ke-63 Tahun Pidato Presiden Pertama RI Soekarno di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang diselenggarakan di Gedung Pusat Studi Arsip Presiden Pertama RI Ir. Sukarno Bapak Bangsa, Jalan Gajah Mada No. 111, Jakarta Barat, Sabtu (30/9/2023).

Dalam acara ini, hadir pembicara lainnya Connie Rahakundini, Mukhlis Paeni, Teuku Rezasyah dan Mayjen Purn. Lumban Sianipar.

"To Build the World Anew merupakan suatu perasan dari apa yang menjadi harapan mimpi dari seluruh bangsa-bangsa yang mengalami keterjajahan. Dalam cara pandang Soekarno, sistem internasional itu anarkis selalu diwarnai perang, sehingga setting dari pidato The World Anew adalah realitas peradaban umat manusia yang memang diwarnai penindasan itu dan bangsa Indonesia sendirj mengalaminya selama lebih dari 350 tahun mengalami kolonialisme-imperialisme itu," kata Hasto.

Hasto menerangkan Sang Proklamator RI itu selalu berdialektika dalam alam pikir dan mencari jawaban tentang pentingnya suatu tata dunia baru yang berkeadilan, dan perdamaian abadi atas dasar cita-cita kemanusiaan menjadi pengikat.

Keresahan-keresahan itu, lanjut Hasto, yang membuat Bung Karno menyampaikan pidatonya berjudul To Build the World Anew di Sidang Umum PBB pada 30 September 1960.

"Apa yang disampaikan oleh Bung Karno itu menjadi relevan bahwa di tengah pertarungan geopolitik saat ini. Dalam pidato yang telah menjadi memory of the world tsb, jiwa kemanusiaanlah yang berbicara. PBB harus menjadi perwakilan bangsa-bangsa di seluruh muka bumi yang berdiri sederajat, merdeka dan berdaulat. Dari pidato tersebut visi Indonesia bagi dunia sangatlah jelas," kata Hasto.

Penuh Gejolak

Dengan segala gejolak dan geopolitik masa lalu, lanjut Hasto, tesis perjuangan Bung Karno adalah menjadikan kemerdekaan Indonesia sebagai bagian dari perjuangan umat manusia se dunia.

“Jadi jangan sekarang dipersempit, hanya melihat kedalam, melihaf berbagai perbedaan dengan isu primordial. Kita harus melihat keluar, menjadj bagian dari warga bangsa dunia, dan membangun kepemimpinan dalam seluruh aspek kehidupan agar dunia bebas dari kolonialisme dan imperialisme," kata Hasto

"Pancasila ideologi dunia," tegas Hasto.

"Maka Bung Karno sangat tegas di dalam pidatonya dan menolak hegemoni empat negara besar yang memiliki hak veto dikatakan tidak dapat menentukan perang dan damai, lebih tepat memiliki kekuatan untuk merusak perdamaian dan mereka tidak punya hak moril baik secara sendirian maupun bersama-sama untuk mencoba hari depan dunia," kata Hasto.

Hasto mengatakan Bung Karno bersama seluruh elemen bangsa yang baru memerdekakan Indonesia tampil di mata dunia dengan gagah berani.

"Bayangkan, belum lama kita merdeka, kita berani mengatakan empat negara hak veto Amerika Serikat, Soviet, Inggris, dan Perancis yang memegang hak veto dan kemudian tidak bisa mereka menentukan nasib dunia dan kami umat manusia khususnya bangsa Asia-Afrika yang begitu menderita karena imperialisme kemudian dihadapkan perang baru, perang nuklir yang mahadasyat dengan percobaan percobaan termo nuklir di sekitar kami," jelas dia.

Menurut dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI ini, gagasan itu merupakan bentuk kontemplasi bahwa peradaban dunia menghadapi ancaman terus menerus.

Hasto mengatakan PBB seharusnya direform, dan memastikan penghormatan terhadap kedaulatan bangsa karena setiap bangsa setara dan berdaulat.

"Bagi Soekarno, dunia akan damai ketika dunia bebas dari imperialisme dan kolonialisme, bebas dari penjajahan termasuk kolonialisme data kemudian penjajahan dengan instrumen teknologi keuangan karena itu suatu penjajahan baru dan kemerdekaan Indonesia ditunjukan untuk membebaskan umat manusia dari berbagai bentuk penjajahan itu," kata Hasto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya