Jokowi Bicara Kendala Peta Jalan Infrastruktur Digital, Singgung Proyek BTS 4G Kominfo

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung kasus BTS 4 yang menjerat mantan Menteri Komunikasi dan Informatik Johnny G Plate. Awalnya, Jokowi bicara mengenai pemerintah yang sudah membuat peta jalan infrastruktur digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2023, 07:15 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 07:15 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di JCC Senayan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di JCC Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2023). Jokowi melihat adanya peluang pertumbuhan dari sektor ekonomi dan keuangan digital. Dia pun membidik sektor ini mampu berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung kasus BTS 4 yang menjerat mantan Menteri Komunikasi dan Informatik Johnny G Plate. Awalnya, Jokowi bicara mengenai pemerintah yang sudah membuat peta jalan infrastruktur digital.

"Sekali lagi kita buat peta jalan Indonesia digital, yang namanya tol langit di dalamnya mengatur infrastruktur digital, ekonomi digital, masyarakat digital. Sekali lagi, harus ada targetnya, harus ada arahnya, harus ada strateginya," kata Jokowi kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Lemnahas RI, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/10).

Namun, ada kendala yang dialami dalam perjalanan pembangunan infrastruktur digital itu. Jokowi lantas menyinggung kasus BTS 4G yang membuat proyek digital terlambat.

"Kadang-kadang ada kendala biasa, kemarin ada masalah di BTS kita sudah mikirin yang untuk area-area pinggir, area-area jauh-jauh kita selesaikan, BTS-nya masalah. Artinya, ini mundur lagi, meskipun saya yakin ini bisa diselesaikan di lapangan akhirnya," ujarnya.

 

Minta Segera Dicarikan Solusi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Festival Keuangan Ekonomi Digital, Senin (8/5/2023).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Festival Keuangan Ekonomi Digital, Senin (8/5/2023). (Dok. Tangkapan Layar Youtube)

Kepala negara pun meminta agar setiap masalah segera dicarikan jalan keluarnya. Jika masih ada kendala, Jokowi mengajak untuk terus mencari solusi.

"Jadi fokusnya itu di solusi, bukan di masalah. Dan jika ada tantangan, masalah, ya cari solusinya. Jika ada kendala mentok, ya, cari jalan keluarnya," ucapnya.

"Jika masih mentok pelajari lagi, coba cara lain lagi, terus begitu untuk menghasilkan sebuah solusi, untuk menghasilkan rekomendasi dan untuk menjalankan strategi dan menjalankan kebijakan," pungkas Jokowi.

Pentingnya Lindungi Aset Digital dan Produk Dalam Negeri

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan pentingnya melindungi kedaulatan digital Indonesia dengan menjaga aset digital. Menurut Jokowi, salah satu cara menjaga aset digital adalah dengan mempertahankan produk dalam negeri di pasar digital.

"Kita harus melindungi kedaulatan digital kita dan betul-betul kita pertahankan yang namanya kandungan lokal, barang lokal, kalau enggak bisa 100 persen barang, ya paling tidak 90 persen, 80 persen kandungan lokalnya. Jaga betul yang namanya aset digital kita, jaga betul, data, informasi, akses pasar, semuanya nanti bisa menyangkut politik," ucap Jokowi dalam keterangan tertulis, Rabu (4/10/2023).

Lebih lanjut, Jokowi menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar. Untuk itu, Jokowi meminta agar talenta-talenta digital disiapkan agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar melainkan juga menjadi pemain.

"Kita harus menjadi pemain. Ini menyiapkan pemain-pemain ini yang memerlukan kerja keras karena waktunya kita dibatasi oleh limit waktu. Teman-teman saya menyampaikan, waktunya hanya dua tahun dari tahun kemarin, pertengahan tahun kemarin, hanya dua tahun. Bagaimana kita bisa menyiapkan talenta-talenta digital kita, ini bukan barang yang mudah," tuturnya.

Jokowi: Indonesia Tidak Boleh Jadi Konsumen, Tetapi Harus Jadi Produsen

Jokowi menekankan, Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen, tetapi harus menjadi produsen. Presiden mengungkap bahwa sebanyak 123 juta masyarakat menjadi konsumen di pasar digital, namun 90 persen barang yang dibeli merupakan barang impor.

"Kalau produk kita sendiri kita taruh di e-commerce masih bagus, tapi 90 persen barang impor. Karena harganya sangat murah. Bahkan baju, kemarin ada yang dijual berapa? Rp5 ribu artinya di situ ada predatory pricing, sudah mulai bakar uang yang penting menguasai data, menguasai perilaku, ini semua kita harus mengerti mengenai ini," ucap Presiden.

Jokowi mengingatkan seluruh masyarakat agar tidak terkena penjajahan era modern. Oleh sebab itu, Presiden mendorong agar produk yang masuk ke pasar digital merupakan produk dalam negeri.

"Syukur kita bisa masuk ekspor ke negara-negara enggak usah jauh-jauh di ASEAN dulu kita kuasai. Jangan sampai kita lena dalam hitungan bulan, enggak mau saya terkena penjajahan era modern. Jangan mau kita terkena juga kolonialisme di era modern ini, kita nggak sadar tahu-tahu kita sudah dijajah secara ekonomi," tandas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya