Oktaria HMI: Semua Pihak Diminta Mencari Solusi terbaik

Wakil Sekretaris Jenderal Internal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Oktaria Saputra menyoroti apa yang terjadi belakangan terakhir terkait konflik Israel dan Palestina.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 29 Okt 2023, 21:23 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2023, 15:24 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal Internal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Oktaria Saputra
Wakil Sekretaris Jenderal Internal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Oktaria Saputra. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Wakil Sekretaris Jenderal Internal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Oktaria Saputra menyoroti apa yang terjadi belakangan terakhir terkait konflik Israel dan Palestina.

Menurut pria yang maju sebagai bakal calon kandidat Ketua Umum PB HMI Periode 2023-2025 ini menuturkan, semua pihak harusnya bisa menahan diri dan mencari solusi terbaik. Di mana, sebenarnya konflik ini kembali memuncak setelah Hamas kembali ikut terlibat untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat Palestina.

"Dalam merespon konfik Palestina dan Israel ini, setiap pihak, baik negara-negara di dunia, organisasi internasional, atau organisasi yang terlibat lainnya harus bisa menahan diri, dan mencari solusi terbaik untuk penyelesaian konflik yang terjadi," kata Oktaria dalam keterangannya, Minggu (29/10/2023).

Dia menuturkan, apapun alasannya, pembunuhan terhadap manusia tidak dibenarkan, dalam hal ini masyarakat sipil, perempuan dan anak-anak. Maka jalan satu-satunya untuk mencegah kekhawatiran pertumpahan dari itu adalah melalui jalur diplomasi.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai lembaga internasional yang punya power besar harus tampil mengurusi konflik ini, dengan catatan wajib berlaku seadil-adilnya," ungkap Oktaria.

Dia juga mengungkapkan, negara-negara pendukung perdamaian pun harus berdiri mengkampanyekan penyelesaian perselisihan itu, termasuk Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan.

"Lembaga non negara, yakni persatuan keagamaan di dunia yang memiliki pengaruh besar harus tampil menyuarakan nilai-nilai ilahiah dari Tuhan, guna meredam konflik yang terjadi di Palestina dan Israel," pungkasnya.

 

Demo Pro-Palestina Warnai Penjuru Dunia

Demonstrasi digelar di berbagai kota di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Australia, Afrika, dan Asia pada Sabtu (28/10/2023), untuk menunjukkan dukungan bagi Palestina saat Israel mengumumkan mereka memperluas serangan udara dan darat di Jalur Gaza.

Di London, Inggris, rekaman udara menunjukkan kerumunan besar berbaris melalui pusat ibu kota untuk menuntut pemerintahan Perdana Menteri Rishi Sunak menyerukan gencatan senjata.

Pembatasan khusus diberlakukan untuk membatasi protes di sekitar Kedutaan Besar Israel di London.

Unjuk rasa pada Sabtu sebagian besar berlangsung damai, namun polisi mengatakan mereka melakukan sembilan penangkapan, yakni dua karena penyerangan terhadap petugas dan tujuh karena pelanggaran ketertiban umum.

Polisi memperkirakan jumlah demonstran antara 50.000 dan 70.000 orang. Pekan lalu, telah berlangsung demonstrasi lebih besar, yakni sekitar 100.000 orang.

Menggemakan sikap Amerika Serikat (AS), pemerintahan Sunak tidak menyerukan gencatan senjata dan malah menganjurkan jeda kemanusiaan agar bantuan dapat menjangkau warga Palestina di Gaza.

Inggris mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.

 

Erdogan: Israel Adalah Penjajah

Ada dukungan dan simpati yang kuat terhadap Israel dari pemerintah Barat dan banyak warga negara atas serangan Hamas. Namun, serangan balasan Israel ke Gaza juga memicu kemarahan, khususnya di negara-negara Arab dan muslim.

Di Malaysia, sejumlah besar demonstran mendatangi Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur untuk menyuarakan dukungan bagi warga Palestina.

Berbicara di hadapan ratusan ribu pendukung Palestina di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Israel adalah penjajah. Dia mengulangi pendiriannya bahwa Hamas bukan organisasi teroris.

Erdogan mendapat kecaman keras dari Israel pekan ini karena menyebut kelompok militan tersebut sebagai "pejuang kemerdekaan".

Warga Irak ikut serta dalam unjuk rasa di Baghdad dan di Tepi Barat yang diduduki Israel, pengunjuk rasa Palestina di Hebron pada Sabtu menyerukan boikot global terhadap produk-produk Israel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya