Hasto Sebut Tak Ada Permintaan Jokowi Bertemu Megawati: Tapi Kalau Mau Pintu Selalu Terbuka

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merespons soal kabar adanya permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

oleh Tim News diperbarui 21 Jan 2024, 19:21 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 19:21 WIB
Momen Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri umumkan Ganjar Pranowo sebagai Bakal Calon Presiden di Pemilu 2024 di Istana Batu Tulis, Bogor. Turut Hadir Presiden Jokowi, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
Momen Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri umumkan Ganjar Pranowo sebagai Bakal Calon Presiden di Pemilu 2024 di Istana Batu Tulis, Bogor. Turut Hadir Presiden Jokowi, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Prananda Prabowo. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merespons soal kabar adanya permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dia menegaskan, bahwa hal tersebut tidak pernah terdengar oleh PDIP.

"Enggak ada (permintaan Presiden Jokowi bertemu Megawati)" kata Hasto, saat diwawancarai di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Namun, dia menegaskan, pintu rumah Megawati selalu terbuka bagi siapapun yang ingin bertemu dengan sosok Presiden Kelima RI ini, termasuk Presiden Jokowi.

Hasto menyebut, kedatangan Presiden Jokowi nanti akan didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani hingga Menteri PURP Basuki Hadimuljono.

"Sebenarnya kan rumah Ibu Mega kan selalu terbuka sejak dulu, enggak ada persoalan ya nanti kalau mau datang biar ditemani Bu Sri Mulyani dan Pak Basuki serta Pak Ahok," ujar dia.

Terlebih, kata Hasto, Megawati akan sangat terbuka untuk bertemu bagi pemimpin yang mengedepankan kepentingan rakyat bukan kepentingan individu apalagi keluarga.

"Pintu Bu Mega kan selalu terbuka bagi pemimpin yang selalu memikirkan bagi rakyat bangsa dan negara jauh diatas kepentingan pribadi dan keluarga pintu Bu Mega selalu terbuka maka kalau mau bertemu biar dikawal biar didampingi Ibu Sri Mulyani, Pak Baasuki dan Pak Ahok," kata dia.

 


Megawati: Pemimpin Harusnya Mengayomi Seluruh Rakyatnya

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal kasus oknum TNI mengintimidasi para relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah.

Dia menyebut, seharusnya pemimpin mengayomi rakyat bukan diam-diam menurunkan aparat penegak hukum. "Belum apa-apa coba lihat kasus di Boyolali, lihat apa enggak? Itu enggak bohong kan, lah masa tadi ditanya sama Pak Ganjar nanti ibu dibilang ibu Mega provokator. No, no tidak," kata Megawati, saat kampanye akbar di Lapangan Tegalega, Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/1/2024).

"Saya ingin mengatakan kebenaran kepada rakyat Indonesia bahwa seorang pemimpin itu harusnya mengayomi seluruh rakyatnya di mana pun mereka berada tidak seperti begini menurunkan secara diam-diam aparat betul apa tidak? Menurunkan yang namanya polisi betul atau tidak?" sambungnya.

 


Membela Rakyat

Lebih lanjut, dia menilai, seharusnya para aparat penegak hukum membela rakyat bukan malah mengintimidasi rakyat seperti kasus di Boyolali.

"Terus tentaran sampai mukulin rakyatnya siapa dia? Dia itu adalah abdi negara apa arti abdi negara? dia harus membantu rakyatnya krn dia pun dijadikan oleh rakyat di sekolahkan utk bisa apa? Nah untuk membela rakyat untuk perang kalau ada musuh datang bukan untuk meyakiti rakyat nya benar apa tidak? Benar apa tidak?" tegas dia.

Megawati pun meminta kepada seluruh relawan dan simpatisan yang hadir untuk melaporkan jika menemukan kasus intimidasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia juga meminta agar seluruh pihak tak gentar dan tidak takut untuk menghadapi intimidasi.

"Kalau ada yang di intimidasi lapor, lapor, lapor dan lapor kepada pemimpin kamu, lapor kepada presiden kamu. Berani apa enggak? Jangan bohong loh entar teriak-teriak di sini aja. Coba Kan ibu sakit di sini," ucap Megawati.

 

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya