Sahroni Nasdem: Di Bawah Jenderal Sigit, Kesetaraan Benar-Benar Hadir di Institusi Polri

Sahroni mengaku dirinya terus menunggu gebrakan demi gebrakan yang akan dilakukan oleh Kapolri ke depan.

oleh Tim News diperbarui 22 Jan 2024, 15:23 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2024, 14:42 WIB
Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni saat memberikan keterangan terkait keberadaan Syahrul Yasin Limpo yang dikabarkan hilang kontak selama beberapa hari. (Merdeka.com/Ahda Bayhaqi)
Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni saat memberikan keterangan terkait keberadaan Syahrul Yasin Limpo yang dikabarkan hilang kontak selama beberapa hari. (Merdeka.com/Ahda Bayhaqi)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani mengapresiasi tindakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam mengeluarkan kebijakan inklusif untuk para penyandang disabilitas menjadi anggota polisi. Menurutnya, langkah SSDM Polri merekrut Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) dan Bintara Polri Tahun Anggaran 2024 telah memberikan kesempatan kelompok disabilitas mengikuti seleksi.

Hal senada juga diutarakan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem tersebut melihat, Kapolri memberikan aksi dan langkah nyata dalam menciptakan kesetaraan di dalam Polri. Juga, memungkinkan lebih banyak putra-putri terbaik bangsa untuk ikut berkontribusi mengabdi kepada negara.

“Luar biasa, Pak Kapolri ini selalu konkret untuk ciptakan kesetaraan dan inklusivitas di tubuh institusinya. Lagi pula, dari awal kan memang kita sudah sepakat, bahwa Polri harus merekrut berdasarkan kapasitas dan integritas, bukan yang lain. Dan saya rasa, teman-teman disabilitas banyak yang memiliki dua hal tersebut. Jadi, why not? Ini akan bagus sekali,” ujar Sahroni dalam keterangan (22/1/2024).

Lebih lanjut, Sahroni sendiri pun masih ingin melihat bagaimana eksekusi dari kebijakan ini nantinya. Sebab Ia ingin, langkah ini bukan hanya sebagai formalitas semata, melainkan para penyandang disabilitas benar-benar diberikan posisi yang strategis dan setara.

“Nah juga yang terpenting, teman-teman disabilitas harus diberikan akses terhadap posisi-posisi yang strategis. Posisi di mana mereka bisa mengeksplorasi kemampuan mereka secara setara, diberi ruang berkembang yang sama, dan tidak dibeda-bedakan dalam aspek apa pun. Sehingga, kebijakan ini diharapkan benar-benar memiliki nilai, bukan hanya sekedar formalitas dan pemenuhan kuota belaka,” tambah Sahroni.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tunggu Gebrakan Kapolri ke Depan

Terakhir, Sahroni mengaku dirinya terus menunggu gebrakan demi gebrakan yang akan dilakukan oleh Kapolri ke depan. Karena menurutnya, sepanjang sejarahnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit merupakan salah satu pimpinan Polri yang paling peka terhadap isu-isu kesetaraan dan keadilan di dalam institusinya.

“Kita nantikan gebrakan-gebrakan selanjutnya dari Pak Kapolri. Kemarin kesetaraan perempuan sudah diupayakan. Sekarang pelibatan penyandang disabilitas sedang dimulai. Nah setelah ini, apa lagi? Kita tunggu sama-sama,” demikian Sahroni.

Infografis Fenomena Tagar No Viral No Justice dan Respons Kapolri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Fenomena Tagar No Viral No Justice dan Respons Kapolri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya