Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus dikenal dengan kesedeharnaannya. Selama hidupnya, ia memilih untuk melepaskan simbol kemewahan Vatikan, mulai dari tempat tinggal hingga cara ia hidup.
Bahkan, hingga akhir hidupnya, ia memutuskan untuk menjalaninya dengan cara yang mencerminkan nilai kesederhanaan yang selama ini dilakukannya.
Advertisement
Baca Juga
Tidak seperti para pendahulunya, Paus asal Argentina ini memilih untuk dimakamkan bukan di bawah Basilika Santo Petrus, melainkan di Basilika Santa Maria Maggiore, salah satu gereja tertua di Roma yang sering ia kunjungi untuk berdoa.
Advertisement
Mengutip Euro News, Selasa (22/4/2025), keputusan ini bukan satu-satunya yang berbeda dari tradisi panjang Gereja Katolik. Pada tahun 2024, Paus Fransiskus menyetujui Ordo Exsequiarum Romani Pontificis — Tata Upacara Pemakaman Paus — yang memperbarui dan menyederhanakan prosedur pemakaman seorang Paus.
Dalam dokumen tersebut, ia secara tegas menolak prosesi tradisional, seperti penempatan jenazah di Istana Apostolik untuk penghormatan terakhir oleh otoritas Gereja dan sipil.
Sebaliknya, jenazah Paus Fransiskus akan langsung ditempatkan dalam peti terbuka, tanpa disemayamkan secara publik. Hal ini sejalan dengan keinginannya untuk dimakamkan "dengan martabat, tetapi seperti orang Kristen biasa."
Langkah ini menandai pergeseran besar dari prosesi pemakaman sebelumnya yang menyita perhatian dunia. Sebagai contoh, pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2005 dihadiri sekitar 200 pemimpin dunia, sementara jenazah Paus Benediktus XVI masih dipamerkan untuk penghormatan publik setelah wafatnya pada 2023, satu dekade setelah pengunduran dirinya yang bersejarah.
Meski penyederhanaan dilakukan, elemen-elemen penting liturgi tetap dipertahankan pada pemakaman Paus Fransiskus.
Â
Misa Pemakaman Paus Fransiskus
Adapun misa pemakaman akan dipimpin oleh Dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista Re, yang kini berusia 90 tahun dan juga ikut memimpin misa pemakaman Benediktus XVI.
Pemilihan Basilika Santa Maria Maggiore sebagai tempat peristirahatan terakhir menjadi penegasan atas kedekatan pribadi Paus Fransiskus dengan gereja tersebut. Ia sering mengunjungi basilika ini untuk berdoa, baik sebelum maupun sesudah melakukan perjalanan apostolik.
Pemakaman Paus Fransiskus kemungkinan besar akan dilangsungkan minimal tiga hari setelah wafatnya, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Tanggal dan waktu pasti akan ditentukan oleh Kolege Kardinal.
Meskipun dimakamkan di luar Vatikan dianggap tidak lazim dalam beberapa dekade terakhir, langkah ini bukan tanpa preseden.
Beberapa paus sebelumnya juga dimakamkan di luar Basilika Santo Petrus, seperti Paus Gregorius VII di Katedral Salerno dan Paus Celestinus V di Santa Maria di Collemaggio, L’Aquila.
Advertisement
