Korban Ungkap Modus Pelecehan Seksual yang Dilakukan Rektor Nonaktif Universitas Pancasila

Amanda tak merinci bentuk pelecehan seksual secara gamblang yang diduga dilakukan rektor Universitas Pancasila dia hanya menjelaskan "Pelecehan yang dilakukan secara fisik," ujar dia.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 04 Mar 2024, 08:50 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2024, 08:50 WIB
Belum lama ini, seorang rektor berinisial ETH dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pelecehan seksual. Rektor Universitas Pancasila di Jakarta Selatan (Jaksel) itu dilaporkan oleh pegawainya sendiri berinisial RZ.
Belum lama ini, seorang rektor berinisial ETH dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pelecehan seksual. Rektor Universitas Pancasila di Jakarta Selatan (Jaksel) itu dilaporkan oleh pegawainya sendiri berinisial RZ. (Ilustrasi: AI)

Liputan6.com, Jakarta - Korban pelecehan seksual rektor Universitas Pancasila berinisial DF mengungkap modus Edie Toet Hendratno (ETH) saat melakukan aksi bejatnya. 

Melalui penasihat hukumnya, Amanda Manthovani menjelaskan, kronologi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh rektor yang kini sudah nonatif itu. Pada 9 Desember 2022 lalu, DF dan R dihubungi sekertaris rektor untuk menemui Edie Toet di ruang kerjanya. Selang berapa lama, R diminta meninggalkan ruangan sedangkan DF ditinggal seorang diri.

"Setelah urusan R humas selesai maka rektor menyuruh R humas dipersilahkan keluar dan tinggal rektor dan DF," ujar dia saat dihubungi, Senin (4/3/2024).

Amanda mengatakan, saat itulah dugaan pelecehan seksual terjadi. Amanda tak merinci bentuk pelecehan secara gamblang, dia hanya menjelaskan "Pelecehan yang dilakukan secara fisik," ujar dia.

Amanda juga menanggapi bantahan yang dibeberkan oleh kubur rektor nonaktif rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno.

"Upaya silahkan saja, proses hukum tetap berjalan," ucap dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Curhat Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Usai Tersandung Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

Universitas Pancasila
Penasihat hukum Faizal Hafied saat menemati kliennya, Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno di Polda Metro Jaya, Kamis (29/2/2024). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi).

Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP), Edie Toet Hendratno (ETH) angkat bicara terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepada dirinya. Ada dua laporan polisi (LP) yang diterima oleh  penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan terlapor ETH.

Edie menuding, laporan polisi (LP) tersebut diduga kuat berhubungan dengan proses pemilihan rektor di Universitas Pancasila.

"Saya cari-cari apa motif mereka itu sebetulnya. Tapi dugaan saya ini karena bertepatan dengan pemilihan rektor di Universitas Pancasila, mereka ingin jadi rektor," kata Edie di Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).

Edie menjelaskan, dirinya mendapat tawaran dari pihak yayasan untuk memperpanjang masa jabatan sebagai Rektor Universitas Pancasila dalam waktu dua tahun hingga empat tahun ke depan. Hal itu disampaikan pihak yayasan sebelum proses pemilihan rektor berjalan.

"Pernah saya mendengar pimpinan yayasan universitas saya menghitung usia saya dan sebagainya, saya punya pilihan dua tahun atau empat tahun tambah," ujar dia.

Edie kemudian mempersiapkan diri dengan membuat rencana strategis Universitas Pancasila sampai tahun 2029. Bersama timnya, ia pun menyusun buku di daerah Rancamaya, Bogor, Jawa Barat.

"Jadi kalau saya terpilih, besok paginya saya sudah tahu harus berbuat apa. Apalagi saya sudah 13 tahun di situ," ujar Edie Toet Hendratno.

Namun, ternyata muncul kekhawatiran dari banyak pihak bila perpanjangan masa rektor itu terjadi. Ujungnya pun orang-orang itu berusaha menjatuhkan nama baiknya.

"Mungkin mereka enggak suka jadi akhirnya terjadilah seperti ini. Selama dua bulan ini saya mendapat hinaan, cercaan, tuduhan yang sangat tidak beretika dan itu tidak saya lakukan sama sekali. Tetapi memang saya menjadi sasaran untuk kegiatan ini yaitu kegiatan yang sedang berjalan di UP pemilihan rektor," ucap dia.


ETH dan Keluarga Menderita

Rektor nonaktif Universitas Pancasila ETH memenuhi panggilan sebagai saksi terlapor  di Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan pelecehan terhadap bawahannya, Kamis (29/2/2024)
Rektor nonaktif Universitas Pancasila ETH memenuhi panggilan sebagai saksi terlapor di Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan pelecehan terhadap bawahannya, Kamis (29/2/2024). (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Edie tidak pernah membayangkan berada di titik terendah dalam hidupnya. Nama baik diri dan keluarga dipertaruhkan. Karena adanya kasus dugaan pelecehan seksual ini, semua pencapaian prestasi, loyalitas tiba-tiba harus lenyap.

"Saya punya keluarga, bisa dibayangkan enggak betapa mereka sedih dan malu ayahnya diperlakukan seperti ini. Saya sebetulnya sampai hari ini masih sedih. Karena saya enggak berani membayangkan bagaimana sedih dan malunya keluarga saya. Kami ini orang yang punya etika. Anak-anak saya tahu budi pekerti," ujar dia.

"Yang paling menyedihkan adalah di saat usia saya yang sudah tidak muda, pengalaman ini tertimbul muncul dan itu sungguh satu penderitaan yang tidak bisa membayangkan betapa saya menderita karena tuduhan-tuduhan tidak benar ini," sambung dia.

Edie sebagai jebolan hukum mengaku tahu betul semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya tidak berdasar dan tidak ada ada bukti maupun saksi.

"Berani-beraninya gugat saya. Jadi dunia emang aneh. Saya punya dosa apa kok sampai. Saya enggak mau di saat saya makin tua, tapi anak-anak saya menderita karena nama baik ayahnya jelek. Jelek itu bukan karena kesalahannya tapi dibuat oleh orang-orang yang iri atau tidak suka. Tapi itulah hidup, itulah dunia," ucap dia.

Terlepas dari itu, Edie berharap permasalahan yang kini mendera bisa segera tuntas. Karena yang terkena dampak bukan hanya pribadinya, namun juga keluarga besarnya. Edie yakin, ada dalang di balik pelaporan polisi tersebut.

"Saya ingin segera lepas dari beban ini karena bukan saya saja yang merasakan. Ini beban keluarga saya juga. Banyak sekali teman-teman saya yang kenal saya enggak ada yang percaya cerita yang seperti ini, enggak ada yang percaya. Ini memang suatu game yang dimainkan orang lain, tapi menistakan harkat dan martabat saya dan keluarga," tandas dia.

INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya