Wapres Ma’ruf Amin: Hari Raya Nyepi Refleksi yang Indah bagi Kita Semua

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengucapkan selamat hari raya nyepi kepada seluruh umat Hindu di seluruh Indonesia.

oleh Nasrul Faiz diperbarui 11 Mar 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2024, 20:00 WIB
Wakil Presiden (wapres) Ma’ruf Amin
Wakil Presiden (wapres) Ma’ruf Amin

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengucapkan selamat hari raya nyepi kepada seluruh umat Hindu di seluruh Indonesia.

"Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 kepada Umat Hindu di seluruh Indonesia," tulis Ma'ruf dalam akun Instagramnya @kyai_marufamin, Senin (11/3/2024).

Ma'ruf mengatakan, Hari Raya Nyepi menjadi sebuah refleksi yang indah bagi semua manusia.

"Hari Raya Nyepi yang dijalankan umat Hindu sejatinya menjadi refleksi yang indah bagi kita semua,” imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi 2024 kepada umat Hindu yang merayakan. Jokowi mendoakan umat Hindu diberi kelancaran dalam melaksanakan Catur Brata Penyepian yang dilakukan selama satu hari penuh.

"Rahajeng Rahina Nyepi 2024. Warsa Anyar Caka 1946," kata Jokowi melalui akun media sosial Instagramnya @jokowi, Senin (11/3/2024).

"Pada Hari Raya Nyepi yang suci ini semoga diberikan kelancaran dalam melaksanakan Catur Brata Penyepian untuk kita semua, khususnya umat Hindu di mana pun berada," sambungnya.

Catur Brata Penyepian

Jelang Hari Raya Nyepi, Masyarakat Bali Jalani Upacara Melasti
Masyarakat Bali berjalan untuk berdoa selama upacara Melasti di salah satu pantai, Denpasar, Bali, pada 8 Maret 2024. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Catur Brata Penyepian merupakan hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Tahun ini, masyarakat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi pada Senin, 11 Maret 2024.

Perayaan ini dirayakan sehari setelah tileming kesanga pada 1 Sasih Kedasa. Bagi masyarakat Hindu, Hari Raya Nyepi menjadi momentum yang tepat untuk berdiam di dalam rumah, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Tuhan, Sang Hyang Widhi Wasa.

Hal itu dilakukan semata-mata untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).

Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, terdapat beberapa aturan saat merayakan Hari Raya Nyepi. Setidaknya ada empat aturan, yaitu amati geni, amati lelanguan, amati lelungan, dan amati karya.

 

Larangan Bekerja dan Menyalakan Cahaya

Amati geni adalah pantangan bagi umat Hindu untuk menyalakan api, listrik, cahaya, atau unsur lain yang identik dengan sifat amarah seperti api. Aturan ini lah yang membuat Hari Raya Nyepi dilaksanakan dengan tanpa sumber listrik demi ketenangan ibadah.

Selanjutnya, amati lelanguan adalah larangan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang secara berlebihan saat perayaan Nyepi. Larangan ketiga adalah amati lelungan, yaitu larangan bepergian sekaligus anjuran untuk berdiam di dalam rumah.

Adapun larangan keempat, amati karya, adalah larangan untuk bekerja selama Hari Raya Nyepi. Larangan ini berlaku selama 24 jam.

Larangan-larangan dalam Hari Raya Nyepi ini bertujuan agar dapat tercipta suasana sepi dari hiruk-pikuk kehidupan.

Selain itu, juga agar tercipta sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat manusia untuk menyucikan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit.

Sementara itu, perayaan Hari Raya Nyepi di Bali terdiri dari serangkaian upacara dan ritual. Perayaan Hari Raya Nyepi dimulai dari melasti, tawur kesanga, pengerupukan, nyepi, hingga ngembak geni.

Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet
Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya