Forjukafi Silaturahmi ke PBNU, Bahas soal Penguatan Literasi Wakaf

Ketua Umum Forum Jurnalis Zakat dan Wakaf Indonesia (Forjukafi), Wahyu Muryadi bertemu dan silaturahmi dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 25 Mar 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2024, 18:59 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdalatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdalatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (Foto: Lizsa Egeham/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Forum Jurnalis Zakat dan Wakaf Indonesia (Forjukafi), Wahyu Muryadi bertemu dan silaturahmi dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf di Kantor PBNU Jakarta, Kamis 21 Maret 2024.

Mengutip siaran pers diterima, Forjukafi dan Gus Yahya membahas isu strategis terkait wakaf. Gus Yahya memberikan masukan agar peran wakaf ditingkatkan melalui peningkatan peran Badan Wakaf Indonesia (BWI).

"Berawal dari kepedulian insan pers terhadap perkembangan wakaf di Indonesia maka dibuat suatu wadah bernama Forjukafi," kata Wahyu seperti dikutip, Senin (25/3/2024).

Wahyu menjelaskan, peningkatan peran wakaf di Indonesia sangat penting karena melalui wakaf produktif bisa membantu masyarakat yang membutuhkan. Bahkan, dikatakan Wahyu, hasil wakaf produktif jika dimanajemen dan disalurkan dengan baik bisa membantu mengentaskan kemiskinan.

"Namun, literasi wakaf masyarakat harus ditingkatkan terlebih dahulu," kata Wahyu.

Wahyu juga menjelaskan, wakaf bukan sekedar masjid, madrasah, dan makam yang biasa dikenal sebagai 3M. Sebab saat ini wakaf sudah berkembang sehingga ada yang disebut wakaf produktif.

"Yang perlu dikembangkan adalah wakaf produktif. Pokok wakafnya tetap aman dan terjaga, hasil atau keuntungan dari wakaf produktif itu yang bisa dibagikan ke mauquf alaih atau orang yang berhak menerima hasil wakaf itu," ungkap dia.

 

 

Peningkatan Literasi soal Wakaf ke Masyarakat

Forum Jurnalis Wakaf Indonesia  (Forjukafi) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Perpustakaan Nasional pada Jumat (7/10/2022).
Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Perpustakaan Nasional pada Jumat (7/10/2022). (Foto: Tim Humas Forjukafi)

Wahyu meyakini, hasil wakaf produktif bisa dipakai untuk membangun infrastuktur berupa fasilitas umum, misalnya Rumah Sakit (RS) untuk masyarakat dhuafa. Karena itu, peningkatan literasi masyarakat terhadap wakaf itu saat ini diperjuangkan para jurnalis yang tergabung di Forjukafi.

"Tujuannya agar supaya potensi wakaf di Tanah Air yang sangat luar bisa semakin terserap," harap Wahyu.

Menanggapi hal itu, Gus Yahya menyampaikan dukungannya soal literasi masyarakat terkait wakaf harus ditingkatkan. Menurut dia, banyak pihak yang harus terlibat mengurus persoalan wakaf.

"Wakaf adalah amanah, pertanggungjawabannya ke Allah, jadi harus amanah dan profesional mengelolanya," ujar Gus Yahya.

Gus Yahya juga mendukung adanya peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang mengurus atau mengelola wakaf yakni nadzhir dengan peningkatan kapasitas SDM.

"Ini agar potensi wakaf yang besar bisa terserap dan manfaatnya semakin luas dirasakan oleh umat," tandas Gus Yahya.

Sebagai informasi, turut hadir dalam pertemuan tersebut yaitu Ketum Forjukafi dalam pertemuan dengan Ketum PBNU didampingi Wakil Ketua Umum (Waketum) Forjukafi, Gus Idy Muzayyad dan Riyanto Wicaksono. Sementara, Ketum PBNU didampingi Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU, KH Amin Said Husni.

Infografis Jelang Peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jelang Peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya