Liputan6.com, Jakarta Cucu mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) Andi Tenri Bilang Radiansyah Melati alias Bibi rupanya memiliki usaha tambang bersama dengan teman-temannya. Berkat usaha tambang itu, Bibi dianggap sering menukar mata uang ke Dollar.
Hal diungkap anak SYL Indria Chuanda Thita Syahrul yang sekaligus ibu kandung Bibi yang dihadirkan menjadi saksi di Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024).
Baca Juga
Semulanya, Hakim anggota, Ida Ayu Mustikawati mengonfirmasi keterangan asisten pribadi Indria, Nur Habibah Al Majid soal penukaran uang dollar yang biasa dilakukan oleh Bibi.
Advertisement
“Keterangan Nur Habibah terkait dengan penukaran-penukaran uang dollar, saudara tahu tidak?” tanya Hakim Ida di ruang sidang
“Pernah dengar Yang Mulia,” saut Thita.
Setelahnya, Ida mencecar sumber uang dalam bentuk dollar yang dimiliki oleh Bibi. Sebab dalam keterangan Habibah, cucu SYL itu kerap kali menukar mata uang asing.
“Karena Nur Habibah menyatakan bahwa saudara menanyakan ‘kenapa Bibi tukar-tukar uang dollar terus’, pernah tidak seperti itu?” tanya Ida.
“Pernah,” ujar Thita.
“Tahu tidak itu uang dari mana?“ tanya Hakim.
“Tahu,” singkat Thita.
Indira menjelaskan kalau anaknya itu bersama dengan teman-temannya memiliki bisnis pertambangan. Atas dasar itu pula jadi alasan Bibi sering sekali menukar mata uang dollar.
“Saudara tahu itu?” tanya Hakim Ida.
“Saya cuma dengar dari anak saya,” jawab Thita.
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com
SYL Bantah Bisa Atur Jabatan Eselon 1 Kementan
Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) membantah tudingan yang menyebut dirinya bisa seenaknya mengatur formasi eselon 1 di Kementan. Dia menegaskan, penggantian jabatan bukanlah hal yang mudah.
"Selalu saja diframing seakan-akan Syahrul bisa mengganti seenak-enaknya saja sebagai menteri eselon I. Padahal eselon I tak mudah diganti," tutur SYL di persidangan Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (3/6/2024).
SYL menyatakan, rotasi eselon 1 di Kementan selaku mengikuti prosedur yang berlaku. Salah satunya menggunakan Tim Penilaian Akhir (TPA).
"Harus melalui TPA Presiden. Prof Dedi tahu itu?," tanya SYL kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan, Dedi Nursyamsi yang hadir sebagai saksi persidangan.
"Tahu," jawab Dedi.
SYL kemudian menyinggung isu dirinya dapat dengan mudah mencopot pejabat Kementan yang tidak patuh. Menurutnya, hal itu merupakan framing untuk memperburuk citranya.
"Oke saya pikir ini perlu dijawab, kebetulan di media sudah terframing luar biasa ini bahwa semua ada seperti itu," kata SYL.
Advertisement