Liputan6.com, Jakarta - Operasional pemulangan jemaah haji Indonesia telah berakhir pada Senin, 22 Juli 2024 kemarin. Total sebanyak 212.719 jemaah dan 2.745 petugas haji yang tergabung dalam 553 kelompok terbang (kloter) telah dipulangkan ke Tanah Air.
Kendati begitu, masih ada puluhan jemaah haji asal Indonesia yang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi karena sakit. Sementara jumlah jemaah haji yang wafat atau meninggal dunia di Tanah Suci juga masih bertambah.
Baca Juga
Hingga hari ke-73 operasional haji 1445 H atau Selasa, 23 Juli 2024, jumlah jemaah hajiIndonesia yang meninggal di Tanah Suci bertambah menjadi 460 orang.
Advertisement
Angka ini berdasarkan data yang diunggah di laman Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), seperti dikutip pada Selasa (23/7/2024) pukul 21.30 WIB.
Adapun 460 jemaah haji Indonesia tersebut meninggal dunia di lima wilayah Arab Saudi, yakni Madinah, Jeddah, Makkah, Arafah, dan Mina.
Kasus kematian ini masih didominasi jemaah haji lanjut usia (lansia). Jemaah tertua yang meninggal dunia di Tanah Suci tercatat berusia 96 tahun. Sementara jemaah termuda berusia 31 tahun.
Hampir seluruh jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci ini juga termasuk dalam kategori kesehatan risiko tinggi (risti). Tercatat hanya ada 34 jemaah yang tidak termasuk risti.
Sementara berdasarkan kategori, kasus kematian ini didominasi oleh jemaah haji reguler. Tercatat hanya ada 20 jemaah haji khusus dari total 460 jemaah yang meninggal dunia di Tanah Suci.
Meski begitu, tren kasus kematian pada jemaah haji Indonesia di Tanah Suci ini menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini terlihat dari tabel perbandingan kasus kematian dari tahun ke tahun yang ditampilkan di laman Siskohat Kemenag.
Perbandingan hingga hari ke-73 operasional haji, tahun lalu jemaah yang meninggal di Tanah Suci mencapai 775 orang. Sementara pada periode yang sama di 2024, jemaah haji meninggal dunia berjumlah 460 orang.
Adapun daftar jemaah haji Indonesia 2024 yang meninggal di Tanah Suci dapat dilihat di sini.
Kemenag Pastikan Tak Ada Jemaah Indonesia Wafat Tergeletak di Jalan
Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag( Hilman Latief memastikan bahwa tidak ada jamaah haji Indonesia yang tergeletak wafat di Mina tanpa adanya penanganan.
"Gambar itu yang beredar tidak mencerminkan yang terjadi pada jamaah kita," ujar di Makkah, Jumat 21 Juni 2024.
Pernyataan ini merespons beredarnya video di media sosial perihal jamaah yang tergeletak di jalanan jalur Jamarot, Mina. Mereka dinarasikan telah meninggal dunia dan hanya ditutup oleh kain ihram.
Video tersebut membuat masyarakat Indonesia was-was, khawatir ada saudaranya yang mengalami hal serupa.
Hilman mengakui, memang terdapat jamaah Indonesia yang meninggal dunia saat prosesi puncak haji di Mina.
Namun mereka wafat saat dalam penanganan petugas kesehatan di tenda-tenda maupun saat dirawat intensif di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
"Di Mina ada yang wafat di tenda setelah kecapekan atau setelah jumrah. Ada juga yang di KKHI. Jadi konteksnya tidak sesuai dengan di video yang banyak tergeletak," kata dia.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Sebab jamaah haji Indonesia selalu mendapatkan penanganan dari petugas haji. Bahkan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) banyak petugas yang berjaga di banyak tempat.
"Jumlah jamaah yang wafat banyak, tapi tak sebanyak tahun lalu. Tapi video yang tersebar itu bukan terkait dengan jemaah kita. Ada dugaan haji dibiarkan," katanya.
"Yang ada petugas haji kita full team. Ada beberapa spot di sana dan langsung ditangani," kata Hilman menambahkan.
Advertisement
62 Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat di RSAS
Sebagai informasi, operasional pemulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air telah berakhir ditandai dengan keberangkatan jemaah haji kelompok terbang (kloter) 30 asal Embarkasi Kertajati (KJT-30) dari Tanah Suci pada Senin, 22 Juli 2024 pukul 01.00 WAS.
KJT-30 menjadi kloter terakhir yang diterbangkan dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah menuju Bandara Kertajati di Jawa Barat, sekaligus menutup operasional pemulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air.
“Dan hingga akhir operasional pemulangan berakhir, jemaah haji reguler wafat pada musim haji tahun ini berjumlah 461 orang,” ucap Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Senin (22/7/2024).
Sementara itu, jemaah haji yang sakit dan masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) berjumlah 62 orang. Mereka tersebar di beberapa rumah sakit baik di Jeddah, Makkah, maupun Madinah.
“Semua jemaah haji yang masih dirawat di RSAS tetap menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia hingga jemaah dapat pulang ke Tanah Air,” pungkas Widi.
Berharap Semua Jemaah Haji Mabrur
Sementara itu, Proses pemulangan kloter terakhir jemaah haji Indonesia di Madinah ini dilepas langsung Konjen RI Yusron B Ambary, Ketua PPIH Arab Saudi Nasrullah Jasam, dan Kadaker Bandara Abdillah beserta pejabat lainnya yang berada di Arab Saudi dan disaksikan seluruh Petugas Haji Daker Bandara. Jemaah haji Kloter KJT-30 dilepas di Paviliun 2 Bandara AMMA Madinah.
"Atas nama Pemerintah RI dan PPIH, kami mengucapkan selamat atas kelancaran rangkaian ibadah haji ini mulai dari awal hingga akhir. Semoga semua dilancarkan dan kembali ke Tanah Air dengan menyandang predikat haji mabrur," ucap Konjen RI Yusron B. Ambary.
"Kami juga mohon maaf bilamana dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini terdapat kekurangan dan terima kasih selanjutnya kami sampaikan kepada Petugas Haji Indonesia yang telah bekerja keras, mendedikasikan pikiran dan tenaganya dalam melayani tamu Allah," imbuhnya.
Ketua PPIH Arab Saudi Nasrullah Jasam juga mengucapkan selamat kepada jemaah haji Indonesia yang telah menyelesaikan rangkaian ibadahnya dengan lancar. Dia berharap semua itu dilakukan dengan ikhlas, sehingga predikat haji mabrur dapat tercapai.
Advertisement