Tersangka Teroris di Batu Rakit Bom Sendiri, Belajar dari Internet

Juru Bicara Densus 88 Anti-teror Kombes Pol Aswin Siregar menyebut pelaku dapat merakit bom bermodalkan belajar dari internet.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 05 Agu 2024, 01:19 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 01:19 WIB
Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar. (Merdeka.com/Bachtiarudin Alam)
Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar (Merdeka.com/Bachtiarudin Alam)

Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri membeberkan cara HOK (19) pelajar yang merupakan tersangka terorisme di Batu, Malang, Jawa Timur merakit bahan peledak.

Juru Bicara Densus 88 Anti-teror Kombes Pol Aswin Siregar menyebut pelaku dapat merakit bom bermodalkan belajar dari internet.

"Yang bersangkutan mempelajari cara untuk membuat atau merakit bom ini melalui internet, ada website tertentu yang diakses yang bersangkutan, dan juga melalui media sosial," ungkap Aswin dalam keterangannya, Minggu (4/8).

Pelaku dapat membeli bahan peledak tersebut dengan sumber dana dari tabungan yang dikumpulkan uang jajan orangtuanya.

Pada saat penggeledahan, anggota Densus juga menemukan gudang cairan kimia akan dipakai bahan peledak.

"Setelah dilakukan penangkapan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penggeledahan, kemudian kita menemukan dari tempat penyimpanan beberapa cairan kimia yang memang selama ini digunakan oleh, dalam beberapa kasus sebelumnya, sebagai bahan untuk membuat bom atau bahan peledak," ucap dia.

Selain itu ditemukan juga sejumlah gotri yang juga digunakan oleh HOK untuk meningkatkan daya rusak dari bom yang akan diledakan.

"Dalam penggeledahan juga ditemukan beberapa toples berisi gotri ya, yang biasa ini sebagai enhancement atau untuk menambah daya rusak dari bom yang dibuat tersebut," jelasnya.

Pelaku sendiri membeli bahan baku peledak untuk dikirim ke rumahnya. Hal itu pun diketahui oleh orangtua pelaku.

Orang Tua Tahu

Tidak hanya itu, Orangtua pelaku rupanya juga turut mengetahui proses pembuatan dan tindakan HOK.

"Menurut pengakuannya yang sementara sedang kita dalami, bahwa pemesanan, kemudian pembuatan, pemesanan itu menggunakan alamat di rumah, kemudian juga pembuatan di rumah, dan itu diketahui oleh orang tua atau keluarga yang bersangkutan," beber Aswin.

Berdasarkan bahan peledak yang disita oleh Densus 88 yakni berupa bahan peledak jenis triacetone triperoxide alias TATP atau dijuluki 'mother of satan'. Bahan peledak tersebut dibeli pelaku yang masih berstatus sebagai pelajar itu dari uang hasil tabungannya.

"Biaya atau dana yang digunakan untuk pembelian bahan bahan ini didapat oleh yang bersangkutan dari ditabung sendiri. Uang jajan, kalau menurut keterangannya, yang diberikan oleh orang tua yang bersangkutan," ungkap Aswin.

Saat ini, kata Aswin anggotanya tengah mendalami apakah keluarga pelaku terafiliasi dengan kelompok terorisme hingga akhirnya membiarkan kegiatan terorisme HOK.

"Tentu kita di sini mengimbau supaya sebagai orang tua atau sebagai bagian dari anggota keluarga yang mengetahui hal-hal seperti ini untuk segera menghentikan atau kami sangat terbuka untuk menerima laporan untuk apabila ada hal-hal yang bersifat emergency, kita bilang seperti ini," ungkap dia.

Daya Ledak Tinggi

Diketahui, TATP merupakan salah satu bahan peledak paling sensitif. Bahan itu bisa memiliki daya ledak tinggi atau high explosive. sangat sensitif terhadap benturan, perubahan suhu, dan gesekan

Bahkan karena berbahayanya, TATP kerap dijuluki dengan sebutan 'Mother Of Satan'. Selain bahan peledak ditemukan juya ketapel, jarum kuning, suntikan, hingga gotri.

Sumber: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

Infografis RUU Terorisme
Infografis RUU Terorisme (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya