Menuju Indonesia Emas 2045, Kemenpora Tekankan Pentingnya Peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda

Kita membutuhkan kenaikan yang tajam dari IPP untuk menghasilkan pemuda yang memiliki daya saing tinggi menuju Indonesia Emas 2045.

oleh Tim News diperbarui 21 Sep 2024, 12:16 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 13:07 WIB
Kemenpora RI berkolaborasi dengan BKKBN mengelar kegiatan Keluarga Muda Berdaya X Siap Nikah Goes to Campus di Gedung BH, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar, Bali, Kamis (19/9) (Istimewa)
Kemenpora RI berkolaborasi dengan BKKBN mengelar kegiatan Keluarga Muda Berdaya X Siap Nikah Goes to Campus di Gedung BH, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar, Bali, Kamis (19/9) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) Raden Isnanta menyoroti pentingnya peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) pada domain partsipasi dan kepemimpinan serta domain kesehatan untuk mempersiapkan daya saing pemuda menuju Indonesia Emas 2045.

"Hari ini Kemenpora RI berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengelar kegiatan Keluarga Muda Berdaya X Siap Nikah Goes to Campus. Tujuannya meningkatkan ketahanan keluarga yang merupakan bagian dari kepemimpinan pemuda dalam rumah tangga," jelas Deputi Isnanta saat membuka acara di Gedung BH, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar, Bali, Kamis (19/9).

Dijelaskan Deputi Isnanta, kendati IPP nasional di tahun 2024 meningkat menjadi 56,33%.

"Kita membutuhkan kenaikan yang tajam dari IPP untuk menghasilkan pemuda yang memiliki daya saing tinggi menuju Indonesia Emas 2045," katanya.

Diketahui, skor IPP nasional pada 2022 yakni 55,33 dan 2023 dengan nilai mencapai 55,83%. Kini, IPP nasional mencapai 56,33%.

Deputi Isnanta menambahkan upaya pemerintah untuk meningkatkan IPP memang terus dilakukan dengan langkah memperluas kolaborasi lintas sektor dalam penyelenggaraan pelayanan kepemudaan.

"Karena itu, kolaborasi Kemenpora dengan BKKBN salah satu upaya menggenjot IPP pada domain partisipasi dan kepemimpinan serta domain kesehatan.

Dicontohkannya, pada domain pendidikan saat ini menempayi peringkat tinggi IPP nasional, terus ditingkatkan minimal jika para pemuda mau melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi.

Sementara peningkatan domain kesehatan seperti peningatan pemahaman pemuda untuk menjaga kebugaran dan menjalankan prilaku hidup sehat, serta mempersiapkan kesehatan reproduksi dan literasi jelang memasuki masa pernikahan.

"Dan menjadi perhatian Kemenpora dan BKKBN adalah menekan pernikahan dibawah umur, Pemuda harus disiapkan dan dibekali literasi terkait itu." Ungkapnya di hadapan 300 mahasiswa dari berbagai fakultas Universutas Udayana.

Menurut Deputi Isnanta dampak negatif dari pernikahan usia dini menyebabkan ketidaksiapannya fisik, biologis, dan psikologis. "Juga akan berdampak terhadap kelangsungan usia pernikahan.

Sementara itu dalam laporannya, Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda Andi Susanto menjelaskan program kolaborasi Kemenpora dengan BKKBN ini secara rutin dilaksanakan selama 4 bulan terakhir dan menyasar kepada mahasiswa yang juga masuk dalam usia pemuda.

Seri Keluarga Muda Berdaya X Siap Nikah Goes to Campus ini dimulai dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Jawa Tengah, kemudian berpindah ke Universitas Teuku Umar (UTU) Aceh, berlanjut ke wilayah timur Indonesia yaitu Universitas Khairun (Unkhair) Ternate Maluku Utara.

Selanjutnya bergeser ke wilayah tengah Indonesia yaitu di Universitas Tadulako (Untad) Palu Sulawesi Tengah, dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin Kalimantan Selatan.

"Sekarang kami laksanakan di Universitas Udayana Denpasar Bali," tambahnya.

 

Tingkatkan Ketahanan Keluarga

Senada dengan Deputi Isnanta, Asdep Andi menjelaskan program ini bertujuan meningkatkan ketahanan keluarga yang merupakan bagian dari kepemimpinan pemuda dalam rumah tangga.

"Dalam rumah tangga kepemimpinan tumbuh dari interaksi dan komunikasi diantara anggota keluarga membahas permasalahan dan mencari solusinya hingga pernikahan langgeng sampai batas usia." Unggkap Asdep Andi.

Keprihatinan Kemenpora dengan BKKBN terkait banyaknya pernikahan berakhir ditengah jalan mendorong program ini dengan menyasar kepada mahasiswa sebagai calon pemimpin untuk dibekali berbagai literasi kesiapan memasuki pernikahan.

"Kepemimpinan muda dalam rumah tangga melibatkan banyak skill yakni perncanaan, komunikasi, psikologi, mental sampai kemampuan berjejaring untuk meningkatkan kualitas keluarga," imbuhnya.

Hadir pada acara pemukaan, Deputi Bidang Keluarga Sehatera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Informasi Universitas Udayana I Putu Gede Adiatmika dan perwakilan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Bali.

Narasumber yang mengisi pelatihan yakni, Edi Setiawan selaku Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Perencanaan Keuangan dan Owner & Direktur Tatadana Consulting Tejasari CFP, Kepala UPTD PPA Luh Hety Veronika dan Ketua Umum Gendre Indonesia I Putu Arya Aditia Utama.

Infografis bulu tangkis
Infografis bulu tangkis. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya