Anindya Bakrie Sebut Kadin Indonesia di Pusat dan Daerah Siap Manfaatkan Akses Pasar Ke Eropa

Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, para pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) Pusat dan Daerah siap memanfaatkan akses pasar ke Eropa dan ke berbagai negara.

oleh Tim News diperbarui 16 Des 2024, 23:23 WIB
Diterbitkan 16 Des 2024, 19:15 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyebut, para pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) Pusat dan Daerah siap memanfaatkan akses pasar ke Eropa dan ke berbagai negara.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyebut, para pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) Pusat dan Daerah siap memanfaatkan akses pasar ke Eropa dan ke berbagai negara. (Ist)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Para pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) Pusat dan Daerah siap memanfaatkan akses pasar ke Eropa dan ke berbagai negara.

Menurut Ketua Umum atau Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, pengurus Kadin pusat berkoordinasi dengan para pimpinan di daerah agar peluang bisnis dan akses pasar yang dibuka oleh pemerintah berdampak kepada para pelaku bisnis di daerah.

"Dan saya benar-benar melihat langsung bahwa Presiden Prabowo Subianto bisa bicara mengenai makro, geopolitik, dan geoekonomi dalam setiap pertemuan dengan para pemimpin dunia. Beliau selalu menekankan dua kata, yaitu kemiskinan dan kelaparan," ujar Anindya Bakrie, dalam keterangan tertulis, Senin (16/12/2024).

Dia menyebut, akses pasar menjadi salah satu kunci yang harus dimanfaatkan Indonesia di tengah ketidakpastian global. Di setiap pertemuan, kata Anindya, Presiden Prabowo tidak saja berbicara tentang topik besar dan masalah yang dihadapi dunia, melainkan juga menekankan masalah konkret yang dihadapi rakyat Indonesia.

"Presiden Prabowo bicara tentang kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif, non-aligned, tapi juga kesejahteraan masyarakat Indonesia," ucap Anindya, dalam acara Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast, di Hotel Arya Duta, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 13 Desember 2024 lalu.

Hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua Umum (WKU) Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James T Riady, WKU Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Bernardino M Vega, jajaran pengurus Komite Tetap, dan para ketua umum atau perwakilan Kadin Provinsi.

 

Buka Peluang Bisnis Indonesia

Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, Rapimnas Kadin 2024 akan fokus menghasilkan rekomendasi terbaik dukung Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, Rapimnas Kadin 2024 akan fokus menghasilkan rekomendasi terbaik dukung Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran. (Ist)... Selengkapnya

Anindya Bakrie menjelaskan, hasil kunjungan Presiden Prabowo ke China, Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Inggris membawa peluang yang terbuka bagi pelaku bisnis Indonesia.

"AS dan China terkenal trade war atau perang dagang. Eropa, Rusia, dan Timur Tengah dilanda masalah geopolitik. Sedangkan Indonesia memiliki stabilitas politik. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan tidak memihak salah satu blok politik merupakan keunggulan," papar dia.

Dengan adanya keunggulan itu, lanjut dia, Indonesia memiliki alasan kuat untuk tetap optimistis menghadapi dinamika global.

"Jadi melihat semua itu Indonesia punya alasan untuk optimistis," terang Anindya.

Dia juga menyebutkan kerja sama perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa (Europe Union/EU) merupakan hal yang sangat penting.

"Bukan hanya karena kita makin banyak pasar makin bagus, tapi EU itu (memiliki) 17 triliun dolar AS (nilai) ekonomi. Jadi singkat kata ya 13 kali lebih besar daripada kita," ucap Anindya.

Dia mengungkapkan, dalam kerja sama dengan Uni Eropa tentunya terdapat tantangan mengenai isu keberlanjutan tentang deforestasi hingga minyak kelapa sawit.

"Apakah mereka (EU) rewel mengenai sustainable palm oil? Iya. Apakah mereka rewel mengenai deforestation? Iya. Tapi ya (kita harus) cari jalan. Dan katanya Pak Presiden (Prabowo Subianto) mau mencoba untuk menyelesaikan di kuartal 1 tahun depan," terang Anindya.

 

Kadin Indonesia Juga Telah Lakukan Kerjasama

Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, Rapimnas Kadin 2024 akan fokus menghasilkan rekomendasi terbaik dukung Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, Rapimnas Kadin 2024 akan fokus menghasilkan rekomendasi terbaik dukung Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran. (Ist)... Selengkapnya

Anindya mengatakan dalam perdagangan itu pihaknya juga telah melakukan kerja sama. Adapun kerja sama ini membuahkan hasil mengenai akses pasar.

"Dan pekan lalu (dengan) Kanada (ICA CEPA) sudah teken. Nah ini apa gunanya? Akses pasar. Kita gak bisa jualan kalau misalnya gak ada pasarnya. Dan yang saya lihat juga dengan persaingan antara AS dan China, itu akan ada dua paralel track, dua hal paralel untuk peningkatan teknologi. Terutama dari sisi Artificial Intelligence (AI)," kata dia.

"Dan itu bagus buat Indonesia karena kita non-aligned (nonblok), kita selalu teman dengan semuanya. Jadi hal-hal seperti ini ada bagusnya. Tapi persaingan itu juga banyak," sambung Anindya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Kadin harus bersaing demi kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini guna membuktikan Kadin itu bisa bermanfaat bagi banyak orang.

"Dan teman-teman di provinsi ini bisa membantu untuk menyambungkan dari apa yang dibicarakan di luar negeri sampai kepada masyarakat kita," ucap Anindya.

Dalam sambutannya, Anindya Bakrie menyampaikan pandangan optimistisnya terhadap ekonomi Indonesia, meski saat ini dunia tengah menghadapi situasi yang tidak pasti.

 

Situasi di Indonesia dengan Negara Lain

Kadin Indonesia
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Anindya Bakrie resmi mengukuhkan pengurus periode 2024-2029 dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Dalam kepengurusan itu, ditunjuk Kepala Badan Pangan KADIN Indonesia yang dijabat oleh Arief Prasetyo Adi.... Selengkapnya

Anindya membandingkan situasi Indonesia dengan negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara di kawasan Eropa.

"Kita patut benar-benar bersyukur, bukan hanya bersyukur dalam arti kata setiap hari kita mesti bersyukur, tapi dibandingkan China misalnya, negara mereka sangat besar, adikuasa. Tapi ya mereka juga tidak mempunyai demokrasi seperti kita," terang Anindya.

Dia pun menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara besar. Misalnya, kata Anindya, ketegangan politik di AS antara Partai Republik dan Partai Demokrat, serta perbedaan etika kerja antara negara-negara Eropa dan Asia.

"Kalau Eropa, umurnya relatif sudah tidak muda, etika kerjanya juga beda dengan di Asia. Ya mau tidak mau ya negaranya akan mendekati Sosialisme," papar dia.

Menurut Anindya, dibandingkan dengan negara-negara adikuasa, Indonesia memiliki keunggulan dalam stabilitas politik dan relasi luar negeri yang strategis.

"Hal inilah yang membuka peluang untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di tengah persaingan global," tandas Anindya.

Infografis: 5 pesohor dunia yang terjun ke bisnis NFT (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 5 pesohor dunia yang terjun ke bisnis NFT (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya