Liputan6.com, Jakarta - Pra Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU) diisi dengan serangkaian diskusi yang melibatkan sejumlah narasumber, salah satunya KH Syarbani Haira.
Namun tindakan tersebut dinilai berbeda oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdullah Latopada. Dia menegaskan tidak ada pengurus tingkat cabang dan wilayah yang terlibat dalam agenda Muktamar MLB NU. Dia menyatakan, MLB NU cuma diwacanakan oleh mereka para pengangguran.
Advertisement
Baca Juga
"Saya pastikan tidak ada (pengurus) cabang ataupun wilayah yang ikut. Itu hanya wacana yang didengungkan segelintir orang pengangguran," kata Latopada.
Advertisement
Menanggapi pernyataan itu, Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar bersuara. Mereka tidak terima, pendiri kelompoknya digolongkan sebagai pengangguran. Menurut Noura Dalla Adilla selaku tim humas perkumpulan tersebut, KH Muhammad Syarbani Haira adalah mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan (Kalsel) 2007-2017. Dia juga pendiri Universitas NU Kalsel yang mulai beroperasi sejak tahun 2014.
"Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar, yang pendiri utamanya KH Syarbani Haira merasa perlu meluruskan. KH Syarbani Haira bukan pengangguran, seperti dituduhkan. Dia aktivis sosial, pensiunan dosen PNS di IAIN Antasari Banjarmasin,” kata Noura dalam keterangan diterima, Kamis (19/12/2024).
Selain itu, ungkap Noura, KH Syarbani Haira juga pernah menjadi Komisioner Baznas Kalsel. Tidak hanya itu, sebagai lulusan Magister Demografi Universitas Gadjah Mada (UGM), KH Syarbani Haira kerapkali menjadi konsultan dan narasumber berbagai instansi pemerintah dan swasta, termasuk partai politik.
“Bagi KH Syarbani Haira, sesuai amanah orang tuanya, almarhum Mualim Haji Muhammad Ramli Anang, KH Syarbani Haira ingin mengabdikan dirinya pada NU, khususnya Universitas NU Kalsel yang didirikan dengan susah payah,” ungkap Noura.
"Tapi sayangnya, Ketua Umum PBNU lebih mempercayakan pada orang lain, yang sama sekali tidak terlibat dalam pendirian lembaga pendidikan tinggi tersebut. Maka itulah, karena merasa tidak dihargai sebagai pendiri, KH Syarbani Haira lalu memilih mundur sebagai Katib Syuriah PBNU," imbuh dia.
Fokus Gerakkan Rabithah Melayu Banjar
Rencananya, lanjut Noura, ke depan KH Syarani Haira fokus menggerakkan organisasi Rabithah Melayu Banjar yang baru berdiri pada tahun lalu. Meski baru, tetapi perkumpulan tersebut direspons dengan baik oleh Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
“Keduanya bahkan berkenan hadir dalam Muktamar pertama Rabithah Melayu Banjar di Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, bulan Maret 2023, yang dihadiri sekitar 40 ribu warga Melayu Banjar," dia menandasi.
Advertisement