Liputan6.com, Jakarta - Lapangan Kantor Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN ramai dipenuhi ASN, mitra kerja dan juga masyarakat sekitar. Mereka melaksanakan senam pagi, diikuti hiburan menampilkan performa music tradisional.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, ikut tampil sebagai pemain kendhang karawitan. Menteri sekaligus melakukan 'Grand Launching' logo baru Kemendukbangga/BKKBN. Dilanjutkan potong tumpeng, lalu ditutup tasyakuran logo baru, Jumat (20/12/2024).
Advertisement
Baca Juga
“Perubahan BKKBN dari badan menjadi kementerian, tentunya logo lama juga menjadi logo baru. Kita sayembarakan dan dinilai oleh ahli, perguruan tinggi dan sebagainya. Lalu disepakati dan hasilnya adalah itu. Makna simbolnya semangat baru, kultur baru dan kementerian baru. Maka, hari ini kita launching,” ujar Wihaji.
Advertisement
Wihaji menambahkan bahwa kementerian memiliki dua program: melanjutkan dan menyempurnakan. "Program lama kita lanjutkan dan program baru kita buat quickwin. Kita memiliki lima quickwin. Salah satunya yang sudah kita laksanakan, yaitu Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) untuk satu juta anak Indonesia," ujar menteri.
"Termasuk juga Lansia Berdaya, Gerakan Ayah Teladan (GATE), Taman Asuh Anak (Tamasya) atau Daycare unggul di lembaga pemerintahan dan swasta, danAI Super Apps tentang keluarga," tambah menteri.
Rebranding logo baru, menurut menteri Wihaji, mengikuti perubahan nomenklatur BKKBN menjadi Kemendukbangga/BKKBN berdasarakan Peraturan Presiden Nomor 180 dan 181 Tahun 2024. Logo baru ini mencerminkan semangat dan komitmen dalam merefleksikan peran Kemendukbangga dalam memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia sesuai dengan Asta Cita Presiden Nomor 4 dan 6 untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Stunting
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam mencapai Indonesia Emas 2045 adalah masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia, yang saat ini tercatat 21,5 persen (SKI 2023). Dibanding tahun sebelumnya angkanya hanya turun 0,1 persen.
Persoalan stunting, menurut menteri, merupakan isu lama dan terus menjadi salah satu program pemerintah untuk dilaksanakan. Tapi tidak semua persoalan, negara harus hadir di dalamnya. Maka, Kemendukbangga/BKKBN melibatkan masyarakat sekitar. "Dalam hal ini program Genting, yang tidak mengganggu APBN, tapi melibatkan stakeholder dan masyarakat kita pakai teori modern, pentahelix," urai menteri.
Menteri Wihaji mengatakan, jajarannya sudah mengundang, bekerja sama dan melakukan penandatanganan MoU dengan berbagai stakeholder untuk menjadi orang tua asuh cegah stunting. Warga negara dan korporasi bisa ikut terlibat di dalamnya. Anak asuhnya adalah anak-anak KRS (Keluarga Risiko Stunting) yang jumlahnya 8,6 juta.
"Kita punya data mereka. Orang tua asuh boleh memilih empat menu: asupan gizi, air bersih, rumah tidak layak huni (RTLH) dan sanitasi, dan edukasi yang bisa dilakukan oleh perguruan tinggi,” tutup Wihaji.
Advertisement