Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, ramai di media sosial yang memperlihatkan seorang pengawal mobil pelat RI 36 yang menggunakan motor gede (moge) mengarahkan telunjuknya ke arah mobil taksi Toyota Alphard berwarna hitam.
Hal ini terjadi ketika taksi itu terlihat menutupi jalan mobil yang menggunakan plat nomor tersebut. Dirgakkum Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Raden Slamet Santoso pun angkat bicara.
Advertisement
Baca Juga
Slamet mengatakan, pihaknya akan mengecek terlebih dahulu terkait dengan peristiwa tersebut. Apalagi, kata dia, sudah adanya pelatihan dalam melakukan pengawalan.
Advertisement
"Itu namanya pengawalan kan, pasti semua kita latih, kita tes, seluruh petugasnya itu, petugas pengawalannya itu tidak boleh nunjuk-nunjuk arogan seperti itu," kata Slamet saat dihubungi, Jumat 10 Januari 2025.
"Nanti kita lihat laporannya seperti apa, nanti kita cek dulu. Kita lihat pelanggarannya seperti apa," sambungnya.
Menurut Slamet, pengecekan itu dilakukan karena memang dirinya mengaku belum mendapatkan laporan akan peristiwa tersebut. Dia mengatakan, anggota yang mengawal tercatat sebagai personel Polda Metro Jaya.
"Yang bersangkutan sudah ditindaklanjuti oleh Kasi Pamwal Polda Metro Jaya karena personel adalah anggota Polda Metro Jaya," terang Slamet.
Dia pun menyampaikan permohonan maaf atas adanya insiden ini.
"Atas tindakan personel tersebut kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu," ucap Slamet.
Selain itu, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono juga buka suara terkait perilaku anggotanya yang dituding arogan pada saat melaksanakan tugas.
Kejadian itu viral di media sosial, sosok anggota itu berinisial Brigadir DK yang merupakan personel Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Argo mengatakan, Brigadir DK telah dimintai klarifikasi terkait kejadian itu. Menurut keterangannya, Insiden itu terjadi di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Januari sekira pukul 16.30 WIB.
Berikut sederet pernyataan polisi terkait insiden Patwal mobil RI 36 yang sempat viral di media sosial dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. Korlantas Polri Tegaskan Tak Boleh Arogan
Ramai di media sosial yang memperlihatkan seorang pengawal mobil pelat RI 36 yang menggunakan motor gede (moge) mengarahkan telunjuknya ke arah mobil taksi Toyota Alphard berwarna hitam. Hal ini terjadi ketika taksi itu terlihat menutupi jalan mobil yang menggunakan plat nomor tersebut.
Terkait hal itu, Dirgakkum Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Raden Slamet Santoso mengatakan, pihaknya akan mengecek terlebih dahulu terkait dengan peristiwa tersebut. Apalagi, sudah adanya pelatihan dalam melakukan pengawalan.
"Itu namanya pengawalan kan, pasti semua kita latih, kita tes, seluruh petugasnya itu, petugas pengawalannya itu tidak boleh nunjuk-nunjuk arogan seperti itu," kata Slamet saat dihubungi, Jumat 10 Januari 2025.
"Nanti kita lihat laporannya seperti apa, nanti kita cek dulu. Kita lihat pelanggarannya seperti apa," sambungnya.
Pengecekan ini dilakukan karena memang dirinya mengaku belum mendapatkan laporan akan peristiwa tersebut.
"Sementara saya belum dapat laporan dari Kasubditwal, kan petugasnya ada yang dari Korlantas, ada yang dari Polda Metro, nanti kita pastikan dulu," ujarnya.
Kemudian, saat disinggung soal apakah semua menteri berhak mendapatkan pengawalan khusus. Menurutnya, semua pejabat yang masuk dalam VVIP dan VIP mendapatkan pengawalan.
"Sesuai dengan aturan perundang undangan untuk pejabat VVIP dan VIP mendapat prioritas pengawalan," terang Slamet.
Advertisement
2. Korlantas Minta Maaf
Dirgakkum Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Raden Slamet Santoso membenarkan adanya kejadian itu.
"Kejadiannya kan Rabu sore, laporan lebih lanjut dari Polda Metro Jaya masih kita tunggu," kata dia dalm keterangannya.
Slamet mengatakan, anggota yang mengawal tercatat sebagai personel Polda Metro Jaya.
"Yang bersangkutan sudah ditindaklanjuti oleh Kasi Pamwal Polda Metro Jaya karena personel adalah anggota Polda Metro Jaya," ujar dia.
Slamet menyampaikan permohonan maaf atas adanya insiden ini.
"Atas tindakan personel tersebut kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu," ucap dia.
3. Polda Metro Beri Sanksi Teguran, Minta Lebih Humanis
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono buka suara terkait perilaku anggotanya yang dituding arogan pada saat melaksanakan tugas.
Kejadian itu viral di media sosial, sosok anggota itu berinisial Brigadir DK yang merupakan personel Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Argo mengatakan, Brigadir DK telah dimintai klarifikasi terkait kejadian itu. Menurut keterangannya, Insiden itu terjadi di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Januari sekira pukul 16.30 WIB.
"Bahwa anggota tersebut merupakan personil Ditlantas Polda Metro Jaya atas nama Brigadir DK yang sedang melakukan pengawalan," kata Argo dalam keterangan tertulis, Jumat 10 Januari 2025.
Argo menjelaskan, awalnya truk penambal jalan sedang berhenti di lajur tengah, sehingga menyebabkan kemacetan.
Dia mengatakan, Taxi Silverbird saat itu hendak menghindar ke kanan. Namun di saat bersamaan ada kendaraan Suzuki Ertiga putih dari sebelah kanan yang sama-sama hendak maju, sehingga hampir menyebabkan terjadi senggolan.
"Akibatnya Taksi Alphard berhenti dengan jeda agak lama dan saat itu terlihat terjadi perdebatan antara kedua kendaraan tersebut sehingga menyebabkan kemacetan dan berpotensi menimbulkan kemacetan," ucap Argo.
Argo mengatakan, saat itu personel pengawalan segera berinisiatif untuk melerai dan meminta kendaraan Taksi Alphard segera maju sehingga tidak menimbulkan kemacetan.
"Saat itu terlihat gestur anggota sambil menunjuk seolah arogan," ujar dia.
Terkait kejadian ini, Argo mengatakan, pihaknya telah memberikan sanksi teguran terhadap Bripka DK.
"Saat ini anggota diberikan sanksi untuk lebih humanis pada saat melaksanakan giat pengawalan," terang Argo.
Advertisement
4. Polisi Cari Pengemudi Taksi Alphard untuk Klarifikasi
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan mencari pengemudi Taxi Alphard yang ditunjuk-tunjuk oleh Patwal mobil RI 36 untuk dimintai klarifikasi.
"Apakah ada tindakan atau ucapan dari personel Ditlantas yang dianggap tidak sopan atau arogan," ujar Argo.
Dia juga menyampaikan permohonan maaf apabila sikap gestur yang dilakukan oleh anggota dianggap tidak layak atau arogan dan akan menjadi bahan evaluasi untuk giat pengawalan selanjutnya.
Dirlantas sendiri sudah memberikan teguran terkait petugas patwal mobil RI 36 yang menunjuk-nunjuk sopir taksi.
"Saat ini anggota sudah dilakukan pemanggilan dan klarifikasi terkait kejadian tersebut serta diberikan sanksi teguran untuk lebih humanis pada saat melaksanakan giat pengawalan, " kata Argo seperti dikutip dari Antara.
Hal senada juga disampaikan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman. Dia mengatakan, Ditlantas Polda Metro Jaya akan memanggil sopir taksi Alphard yang menjadi korban arogan kepolisian Brigadir DK saat mengawal mobil Kementerian Plat RI 36. Sopir tersebut akan dimintai keterangan setelah ditunjuk-tunjuk anggota polisi tersebut.
"Ditlantas PMJ akan juga akan mencari pengemudi Taxi Alphard untuk meminta klarifikasi apakah ada tindakan atau ucapan dr personil Ditlantas yang dianggap tidak sopan / arogan," kata Latif dalam keterangannya, Sabtu 11 Januari 2025.
Latif juga menyampaikan permintaan maaf kepada sopir taksi itu atas perbuatan Brigadir RK yang membuatnya tidak nyaman hingga akhirnya viral di media sosial.
"Ditlantas Polda Metro Jaya meminta maaf apabila sikap gestur yg dilakukan oleh anggota dianggap tidak layak / arogan akan menjadi bahan evaluasi untuk giat pengawalan selanjutnya," sebut Latif.
5. Polisi Sebut Gestur Patwal Pelat RI 36 Menunjuk-Nunjuk Bukan Arogan, tapi Sedang Melerai
Video motor patroli pengawal (patwal) yang bersinggungan dengan taksi Alphard di Jalan Sudirman Jakarta viral di sosial media. Pasalnya, polisi patwal tersebut seperti tidak terima saat jalurnya terhalang oleh taksi tersebut ketika mengawal mobil pelat RI 36.
Setelah ditelusuri, identitas polisi patwal tersebut berinisial DK berpangkat Brigadir. Kejadian tersebut berlangsung pada Rabu 8 Januari 2025 sekitar pukul 16:30 WIB.
"Mulanya pengawalan patwal berjalan normal, hingga seperti yang terlihat dalam video terdapat sebuah truk penambal yang tiba-tiba berhenti di lajur tengah sehingga menyebabkan kemacetan," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya (Wadirlantas PMJ) AKBP Argo Wiyono saat menyampaikan ke publik hasil klarifikasi DK, seperti dikutip Sabtu 11 Januari 2025.
“Mobil Taksi Alphard yang berada tepat di belakang truk tersebut menghindar ke arah kanan atau berpindah jalur. Namun, di saat bersamaan, ada kendaraan dari sebelah kanan, Suzuki Ertiga putih, yang juga sama-sama hendak maju, sehingga hampir menyebabkan terjadi senggolan,” sambung Argo.
Akibat insiden itu, DK pun berhenti dan memperingatkan tindakan mengemudi dari taksi yang membahayakan. Namun rekaman video viral membuat seolah terjadi arogansi jalanan oleh patwal.
"Saat itu terlihat terjadi perdebatan antara kedua kendaraan tersebut (taksi dan ertiga putih) sehingga menyebabkan kemacetan. Brigadir DK melerai yang saat itu terlihat gestur sambil menunjuk seolah arogan," ucap Argo.
Usai melerai, DK pun kembali melanjutkan tugasnya untuk mengawal pelat RI 36 yang belakangan diketahui mobil utusan khusus presiden, Raffi Ahmad.
Advertisement