Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf angkat bicara soal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibiayai dari dana zakat.
"Kami menyarankan agar menggunakan infaq dan sedekah saja. Karena, penggunaan zakat sudah ada ketentuannya secara agama," ujarnya usai acara Kick Off Harlah ke-102 NU Bersama PBNU, di Kantor PWNU Jatim, di Surabaya, Kamis (16/1/2025).
Baca Juga
Gus Yahya menjelaskan, zakat hanya diperuntukkan bagi yang berhak. Dan menurut agama terdapat delapan ashnaf atau yang berhak menerima zakat yakni fakir, miskin, amil, mualaf, budak, orang yang memiliki utang atau gharimin.
Advertisement
Kemudian, lanjut dia, fisabilillah yakni orang yang berjuang di jalan Allah seperti berdakwah dan berjihad serta Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan biaya saat dalam perjalanan untuk ibadah.
"Jadi kalau mau pakai Infaq Sadaqah bukan zakat itu bisa tasharrufnya," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Menurutnya, zakat sudah jelas peruntukannya sesuai aturan agama. Menurutnya penggunaan zakat untuk mendukung makan bergizi gratis baru wacana.
"Tanya kepada kiai, para ulama jadi zakat ini gak bisa diberikan kepada semua orang kan," ujar Gus Ipul.
Mensos Angkat Bicara
Oleh karena itu, kata Gus Ipul, pemerintah harus mendengar pendapatnya para ulama dan ormas-ormas Islam terkait wacana ini. Namun ide untuk program makan bergizi gratis memang perlu diperkuat dan kembangkan.
Untuk itu, menurut Gus Ipul, pihak swasta pun juga bisa berpartisipasi mensukseskan program ini. Sebab makan bergizi gratis bukan sekadar untuk mencukupi gizi tetapi lebih dari itu yakni menggerakkan perekonomian lokal.
"Menyerap tenaga kerja dan juga menumbuh kembangkan UMKM dan lain-lain," ucap Gus Ipul
Memang saat ini masih dalam tahap uji coba. Dan nantinya akan dilakukan evaluasi oleh badan gizi nasional yang menurut Gus Ipul sudah bagus perencanaannya. "Insyaallah nanti secara bertahap semua sasaran bisa dipenuhi," ujar Gus Ipul.
Advertisement