Liputan6.com, Jakarta - Polres Metro Depok masih melakukan penyelidikan terkait anggota ormas Grib Jaya, Untung Riyanto yang menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan oleh oknum anggota Ormas lain. Diketahui kejadian tersebut terjadi di kediaman Untung di wilayah Beji, pada Rabu (15/1/2025) malam.
Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Hendra Kurniawan membenarkan peristiwa penganiayaan yang dialami korban. Polres Metro Depok telah menerima laporan korban usai menjadi korban penganiayaan di kediamannya.
Advertisement
"Iya, jadi korban sudah membuat laporan," ujar Hendra saat di konfirmasi Liputan6.com, Selasa (21/1/2025).
Advertisement
Hendra menjelaskan, Polres Metro Depok telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi dan CCTV di lokasi kejadian. Nantinya dari keterangan tersangka dan petunjuk CCTV akan dikumpulkan untuk dilakukan penyelidikan.
"Intinya masih dilakukan penyelidikan, untuk penyidik ya masih mengumpulkan bukti-bukti," jelas Hendra.
Polres Metro Depok telah memeriksa tiga saksi terkait peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialami korban. Adapun ketiga saksi tersebut yang mengetahui terhadap peristiwa yang dialami korban.
"Udah tiga saksi kita periksa, kemungkinan bertambah," ucap Hendra.
Polres Metro Depok tidak menutup kemungkinan akan memanggil korban untuk dimintai keterangan kembali. Polres Metro Depok berusaha untuk mencari bukti untuk mengungkapkan terkait penganiayaan yang dialami korban.
"Ya masih penyelidikan, kita masih melakukan pemeriksaan," kata Hendra.
Korban Penganiayaan
Sebelumnya, Anggota ormas Grib Jaya, Untung Riyanto menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan ormas lain. Penganiayaan terjadi pada Rabu (15/1/2025) di kediamannya yang berada di Jalan Tanah Baru, Beji, Depok.
Untung Riyanto mengatakan, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya terjadi saat berada di rumahnya. Saat itu, sekelompok orang sekitar 20 orang mendatangi rumahnya sekaligus menjadi tempat usahanya.
"Dari rekaman CCTV mereka datang menggunakan dua mobil dan beberapa sepeda motor,” ujar Untung saat dikonfirmasi Liputan6.com, Sabtu (18/1/2025).
Untung menjelaskan, sejumlah anggota ormas datang dan mendobrak pintu kamarnya. Korban yang saat kejadian sedang sakit, langsung diseret untuk keluar kamar yang berada di lantai dua dan dibawa ke lantai satu.
“Langsung saya diseret keluar, terus saya diajak muter sambil di piting, akhirnya terjadilah pengeroyokan,” jelas Untung.
Advertisement
Lakukan Negosiasi
Pada saat kejadian, di rumahnya maupun di tempat usaha tidak ada orang atau pegawainya, dan hanya anggota ormas yang menyerangnya. Korban sempat melakukan negosiasi terhadap tersangka penyerangan yang dilakukan ormas lain.
"Ini kan masalah bisnis, masalah negosiasi, masalah pembayarannya, saya bilang nanti tanggal 20, terus akhirnya ada yang intimidasi, tiba-tiba saya langsung diserang tiga orang,” terang Untung.
Diserang sejumlah anggota ormas, korban tidak dapat melakukan perlawanan dan hanya dapat bertahan diri. Tersangka penyerangan menganiaya korban menggunakan tangan kosong namun memakai batu cincin.
“Tangan kosong (memukul) tapi pakai cincin, batu cincin yang gede. Makanya rahang ini patah, hidung patah, udah ga bisa makan sampai sekarang,” ucap Untung.