Perseteruan Razman Nasution Vs Hotman Paris Memanas di Sidang Pengadilan PN Jakut

Konflik antara Razman Nasution dan Hotman Paris kembali memuncak dalam sidang pencemaran nama baik, menimbulkan keributan di ruang sidang. Bagaimana kejadiannya?

oleh Devira Prastiwi diperbarui 12 Feb 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2025, 21:00 WIB
Hotman Paris
Razman Arif Nasution menantang Hotman Paris sebagai sesama laki-laki, satu lawan satu. Tantangan ini disampaikan lewat kolom komentar Instagram. (Foto: Dok. Instagram @hotmanparisofficial)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Perseteruan antara dua pengacara kondang, Razman Nasution dan Hotman Paris kembali mencuri perhatian publik.

Kali ini, pada Kamis 6 Februari 2025 lalu, keduanya terlibat dalam keributan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut) saat sidang pengadilan kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh Hotman.

Kasus ini berakar dari tuduhan serius yang melibatkan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Hotman terhadap mantan asistennya Iqlima Kim.

Awal mula kasus ini dimulai ketika Hotman Paris melaporkan Razman Nasution atas tuduhan dugaan pencemaran nama baik.

Tuduhan ini muncul setelah Razman memberikan pernyataan mengenai dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Hotman terhadap Iqlima Kim pada 2022 silam.

Menariknya, Iqlima Kim sebelumnya diwakili oleh Razman Nasution sebagai pengacara, sebelum akhirnya kasus ini berkembang menjadi konflik antara keduanya.

Dalam konteks hukum, kasus dugaan pencemaran nama baik adalah isu serius yang dapat berujung pada konsekuensi hukum bagi pihak yang dianggap melakukan pencemaran.

Razman, yang merasa pernyataannya adalah bagian dari pembelaan kliennya, tentu tidak menyangka bahwa hal ini akan berujung pada persidangan yang penuh ketegangan.

Ketika sidang berlangsung, Majelis Hakim memutuskan untuk menggelar persidangan secara tertutup. Keputusan ini diambil karena materi perkara dianggap mengandung unsur asusila.

Razman yang merasa keberatan dengan keputusan tersebut, meminta agar sidang dibuka untuk umum. Namun, permintaan ini ditolak oleh hakim, yang justru memicu emosi Razman semakin memuncak.

Dalam suasana yang sudah tegang, Razman menghampiri Hotman yang sedang bersaksi. Situasi semakin memanas ketika salah satu pengacara Razman, Firdaus Oiwobo, naik ke meja sidang.

Tindakan ini membuat suasana semakin tidak terkendali dan akhirnya memicu keributan yang membuat hakim terpaksa menskors sidang.

Kejadian ini jelas menunjukkan bahwa perseteruan mereka bukan hanya sekedar masalah hukum, tetapi juga emosional.

Reaksi dan Tindakan Setelah Insiden

Setelah keributan tersebut, Hotman Paris tidak tinggal diam. Ia mengunggah video kejadian itu di akun Instagramnya, mengecam tindakan Razman dan timnya yang dianggap telah merendahkan martabat pengadilan.

Dalam unggahannya, Hotman meminta pihak kepolisian untuk menindak tegas para pelaku yang terlibat dalam keributan tersebut.

Tindakan Hotman ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk Mahkamah Agung (MA) yang ikut turun tangan.

MA meminta Ketua PN Jakarta Utara untuk melaporkan kejadian tersebut agar kedua advokat tersebut dapat ditindak tegas atas pelanggaran yang dilakukan.

Kejadian ini jelas menunjukkan bahwa konflik di antara mereka tidak hanya berdampak pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada institusi hukum yang seharusnya dihormati.

Dampak Publik

Peristiwa keributan di ruang sidang ini menunjukkan eskalasi konflik yang telah berlangsung antara Razman Nasution dan Hotman Paris.

Konflik ini tidak hanya berlanjut di ranah hukum, tetapi juga menimbulkan kekacauan yang cukup mengganggu ketertiban pengadilan.

Tindakan mereka yang dianggap merendahkan martabat pengadilan telah menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Mahkamah Agung.

Kasus ini kini menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan mengenai etika dan profesionalisme di kalangan advokat.

Dalam dunia hukum, di mana integritas dan etika sangat penting, kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana seharusnya seorang pengacara bersikap, baik di dalam maupun di luar ruang sidang.

Publik berharap agar kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghargai proses hukum yang ada.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya