Indeks Inovasi Mamuju Meningkat, BSKDN Kemendagri Tekankan Kolaborasi dan Replikasi

Selain peningkatan skor dan peringkat, jumlah inovasi yang didaftarkan oleh Kabupaten Mamuju juga mengalami kenaikan signifikan.

oleh Tim News Diperbarui 19 Feb 2025, 19:38 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 16:29 WIB
BKSDN Kemendagri
Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi Informasi, dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri BSKDN Aferi S. Fudail. (Tim News).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (BSKDN Kemendagri) mengapresiasi peningkatan signifikan Indeks Inovasi Daerah (IID) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, yang naik dari 20,70 pada 2023 menjadi 44,69 pada 2024. Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi Informasi, dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri BSKDN Aferi S. Fudail menegaskan bahwa lonjakan indeks ini harus dibarengi dengan kolaborasi antar pemangku kepentingan dan replikasi inovasi agar dampaknya lebih luas dan berkelanjutan.

"Lompatan peningkatan IID Kabupaten Mamuju Pada tahun 2023 mencapai kurang lebih 24 poin. Namun perlu terus ditingkatkan lagi dari sisi kualitasnya. Jangan juga mengirim sebanyak-banyaknya (inovasi) tanpa punya kualitas karena itu justru akan menjadi bagian dari mengurangi tingkat kematangan inovasi," ungkap Aferi saat menerima kunjungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju di Command Center BSKDN, Rabu (19/2/2025).

Dirinya menambahkan bahwa tingkat kematangan dan keberlanjutan inovasi tidak hanya mengandalkan peran Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) semata, tetapi juga memerlukan sinergisitas atau kolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.

“Kalau hanya BRIDA sendiri yang berinovasi tanpa kolaborasi dengan OPD lain sangat sulit untuk (mempertahankan) peningkatan IID Kabupaten Mamuju,” ujarnya.

Selain itu, Aferi juga menjelaskan pentingnya interoperabilitas dalam penerapan inovasi digital agar layanan publik semakin efektif. Dia menegaskan, agar jangan sampai berbagai aplikasi yang dibuat, justru membingungkan masyarakat karena tidak memiliki keterpaduan dan sinkronisasi satu sama lain. Untuk itu, menurutnya interoperabilitas adalah kunci agar inovasi benar-benar memberi manfaat nyata.

"Jika antar satu aplikasi dengan aplikasi lain tidak memiliki interoperabilitas, tidak memiliki sinegisitas yang baik, maka jangankan dalam perspektif masyarakat memanfaatkan, pimpinan dalam mengevaluasi berbagai pencapaian aplikasi-aplikasi itu pun akan merasa kesulitan, ini harus dihindari," tegasnya.

 

Mamuju Diharapkan Menjadi Pelopor

Sementara itu berdasarkan pelaporan IID 2024, selain peningkatan skor dan peringkat, jumlah inovasi yang didaftarkan oleh Kabupaten Mamuju juga mengalami kenaikan signifikan. Kendati demikian, indikator replikasi inovasi masih tergolong rendah. Oleh karena itu, Aferi berharap Kabupaten Mamuju dapat menjadi pelopor dalam membangun forum replikasi inovasi di Provinsi Sulawesi Barat.

“Replikasikan inovasi antardaerah, sehingga menaikan bobot (inovasi) antardaerah. Manfaatnya bukan hanya menaikan bobotnya (inovasi) Kabupaten Mamuju tetapi kabupaten yang ada secara menyeluruh di Wilayah Sulawesi Barat itu meningkat," pungkasnya.

Infografis

Infografis Uji Coba dan Daerah Prioritas Program Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Uji Coba dan Daerah Prioritas Program Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya