Kasus Dugaan Intimidasi Band Sukatani, Kapolri Diminta Periksa Kapolda Jateng

Kapolri diminta memerintahkan Propam Polri untuk memeriksa Kapolda Jateng buntut kasus dugaan intimidasi terhadap personel Band Sukatani. Sebab, tidak mungkin apa yang dilakukan anggota Siber Polda Jateng tanpa sepengetahuan Kapolda.

oleh Nanda Perdana Putra Diperbarui 25 Feb 2025, 04:08 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 04:08 WIB
Vokalis Sukatani Band
Potret Twister Angel Vokalis Sukatani Band (Sumber: Instagram/sukatani.band)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dinilai perlu memerintahkan Divisi Propam Polri untuk melakukan pemeriksaan terhadap Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Ribut Hari Wibowo, buntut kasus dugaan intimidasi terhadap grup band Sukatani.

Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menyampaikan, pemeriksaan terhadap Kapolda Jateng menjadi perlu dalam menuntaskan polemik anti-kritik Polri.

"Tentunya harus dilakukan penyelidikan. Atas perintah siapa personel Direktorat Siber Polda Jateng melakukan intervensi sampai mengejar ke Banyuwangi. Tentunya mereka tak bertindak tanpa ada perintah atasan," tutur Bambang kepada wartawan, Senin (24/2/2025).

Bambang menyebut, sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), bahwa tahap penyelidikan harus dimulai dengan Surat perintah Penyelidikan dari atasan, kecuali dalam kasus operasi tangkap tangan pelaku kejahatan.

"Makanya kalau alasan penyelidikan, dalam kasus pelanggaran apa SP.Lid itu dikeluarkan," ucap dia.

Kapolri Harus Konsisten

Dia berharap Kapolri konsisten menjalankan aturan yang telah dibuatnya sendiri, yakni Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengawasan Melekat atau Waskat di lingkungan Polri.

"Sesuai Perkap 2 Tahun 2022 tentang Waskat, atasannya harus diperiksa dan diberi sanksi. Kapolda sebagai institusi harus melakukan klarifikasi," ungkapnya.

"Selain sebagai pertanggungjawaban pada perilaku anggotanya, sekaligus warning bahwa tujuan pembentukan Direktorat Siber bukan sebagai alat untuk mengintimidasi masyarakat. Tetapi untuk melindungi masyarakat dari kejahatan siber," sambung Bambang.

Dia menegaskan, Kapolri melalui Divisi Propam Polri harus melakukan penyelidikan tuntas dalam kasus dugaan intimidasi band Sukatani. Jangan sampai wacana menjadikan grup musik itu sebagai Duta Polri hanya sebatas sensasi hingga melupakan substansi perkara.

"Makanya Propam harus melakukan penyelidikan secara tuntas, bukan normatif prosedural saja yang malah juga bisa memicu asumsi melakukannya pencitraan tanpa menyentuh substansi sebenarnya. Bahkan, hanya dianggap sebagai upaya pengalihan isu dari kasus-kasus pemerasan yang dilakukan personel kepolisian yang sampai saat ini tidak diproses pidana," kata Bambang menandaskan.

 

Propam Periksa 6 Anggota Siber Polda Jateng

Ilustrasi Oknum Polisi
(Ilustrasi)... Selengkapnya

Sebelumnya, Divisi Propam Polri melakukan pemeriksaan terhadap enam anggota dari Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah terkait dugaan intimidasi terhadap Band Sukatani.

“Kami akan terus mendalami dugaan intimidasi yang dilakukan oleh oknum anggota Polri terhadap personel Band Sukatani. Saat ini, dua personel lain dari Ditressiber Polda Jateng telah diperiksa, sehingga total ada enam personel yang dimintai keterangan,” tulis akun X Divpropam Polri @Divpropam seperti dikutip Liputan6.com, Senin (24/2/2025).

Divisi Propam Polri menegaskan, kepolisian berkomitmen menjamin keselamatan dua personel Band Sukatani. Polri sendiri melakukan pengamanan pada konser mereka di Tegal pada 23 Februari 2025.

“Polri selalu terbuka terhadap kritik yang membangun dan terus mengedepankan pendekatan humanis dalam menjaga ketertiban dan keamanan. Mari bersama-sama ciptakan ruang ekspresi yang positif dan kondusif,” tutup keterangan Divisi Propam Polri tersebut.

 

Kapolri Tawari Band Sukatani Jadi Duta Polri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Polri 2025 di Gedung The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2025). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Polri 2025 di Gedung The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2025). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)... Selengkapnya

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak Band Sukatani untuk menjadi duta Polri dalam rangka melakukan perbaikan institusi, serta mencegah terjadinya perilaku menyimpang seluruh personel. Dia pun siap merealisasikan hal itu apabila Band Sukatani menerima niatan tersebut.

"Nanti kalau Band Sukatani berkenan akan kami jadikan Juri atau Band Duta, untuk Polri terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi dan juga konsep evaluasi secara berkelanjutan terhadap perilaku oknum Polri yang masih menyimpang," tutur Listyo kepada wartawan, Minggu (23/2/2025).

Listyo kembali menegaskan komitmennya, bahwa Polri tidak anti kritik. Seluruh jajaran kepolisian menerima dan terbuka dengan berbagai bentuk saran dan masukan.

"Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang bisa betul-betul adapatif menerima koreksi untuk bisa menjadi organisasi modern yang terus melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik," jelas dia.

 

Klaim Polri Tak Anti-Kritik

FOTO: Mural Kritik Polisi Bertebaran di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri
Warga melintas di depan mural berisi kritik terhadap kinerja polisi di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Minggu (31/10/2021). Sejumlah mural berisi kritik terhadap polisi dipamerkan usai mengikuti ajang Mural Festival 2021 Piala Kapolri 2021. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Lebih lanjut, Listyo memastikan tidak pernah melarang ataupun membungkam siapapun yang menyalurkan hak kebebasan berekspresi, termasuk Band Sukatani. Bahkan tercatat telah ada berbagai kegiatan untuk masyarakat dalam menyalurkan pendapat dan ekspresi, seperti lomba orasi, mural hingga Stand Up Comedy.

Keseluruhan kegiatan itu pun bertemakan kritik untuk Kapolri dan partisipasi masyarakat terpantau sangat antusias dalam mengikuti setiap acara tersebut.

Dia menyatakan, institusi Polri sangat terbuka dengan kritik, mengingat hal tersebut pun menjadi bahkan serta refleksi untuk membangun Korps Bhayangkara menjadi lebih baik dan dicintai oleh masyarakat.

"Dan bagi kami kritik terhadap Polri menjadi bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi Polri," Listyo menandaskan.

Infografis 6 Negara Tak Bekali Polisi dengan Pistol
Infografis 6 Negara Tak Bekali Polisi dengan Pistol. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya