Prabowo Subianto Akan Berkunjung ke Rusia Pada Juni 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan berkunjung ke Rusia pada Juni 2025.

oleh Lizsa Egeham Diperbarui 18 Mar 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 21:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto melanjutkan kunjungan kenegaraannya ke Kuala Lumpur, Malaysia usai sebelumnya berkunjung ke India. (Dok; Setpres/Biro Pers)
Presiden Prabowo Subianto melanjutkan kunjungan kenegaraannya ke Kuala Lumpur, Malaysia usai sebelumnya berkunjung ke India. (Dok; Setpres/Biro Pers)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan berkunjung ke Rusia pada Juni 2025.

Prabowo akan membahas rencana perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) Eurasia Economic Union (EAEU).

"Jadi Bapak Presiden akan berkunjung ke Rusia di bulan Juni," kata Airlangga usai rapat bersama Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Adapun EAEU terdiri dari lima negara bekas Uni Soviet yakni, Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan. Airlangga medd dcdbbvnngatakan Indonesia dan Rusia juga akan membahas sidang committee pada 14 dan 15 April 2025, sebelum kunjungan Prabowo.

Dia menargetkan sidang committee dapat mengkonklusikan perjanjian perdagangan bebas EAEU. Airlangga berharap setidaknya bab 14 dan bab 15 dapat selesai dibahas sehingga perjanjuan bisa diteken saat Prabowo berkunjung ke Rusia.

"Diharapkan pada kunjungan tersebut principle agreement-nya sudah bisa ditandatangani," ujar Airlangga.

Dalam pertemuan ini, Airlangga juga melapor perjanjian perdagangan lain seperti, EU CEPA dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

Dia menyampaikan ada dua isu yang perlu diselasaikan EU CEPA yakni, bea ekspor dan perizinan impor.

Terkait aksesi CPTPP, Airlangga menuturkan hal ini dapat membuka pasar lebih luas di 12 negara. Mulai dari, Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Peru, Selandia Baru, Singapura, Vietnam, dan Inggris.

"Dengan kita memproses di aksesi CPTPP, diharapkan kita membuka pasar Meksiko, Kanada, Peru, dan United Kingdom.Nah ini tentu akan membuka peluang pasar ekspor, di mana tentu terjadi penurunan tarif langsung pada saat kita masuk dalam CPTPP," pungkas Airlangga.

Promosi 1

Genjot Perdagangan hingga Investasi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan komitmen Indonesia dan Uni Eropa untuk segera selesaikan proses negosiasi perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).Hal ini seiring meningkatkan volume perdagangan dan investasi.

Hal itu disampaikan Menko Airlangga saat melakukan pertemuan virtual dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE) Maros Sefcovic, pada Kamis, 13 Februari 2025.

“Terdapat urgensi bagi Indonesia dan UE untuk segera menyelesaikan proses negosiasi yang akan menjadi peluang baru bagi Indonesia dan negara-negara anggota UE untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi,” ujar Menko Airlangga seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (15/2/2025).

Menanggapi hal ini, Komisioner Sefcovic juga menyampaikan komitmen serta harapan pihak UE untuk dapat segera menuntaskan perundingan IEU CEPA pada semester pertama 2025. "Struktur pasar dan ekonomi yang berbeda antara UE dan Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang pasar,” ujar Komisioner Sefcovic.

 

Upaya Mempercepat

Adapun pada pertemuan ini membahas upaya mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) serta memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.

Perundingan I-EU CEPA telah dilakukan sebanyak 19 putaran dalam sembilan tahun terakhir. I-EU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral komprehensif yang dilakukan Indonesia dengan negara mitra.

Secara umum, I-EU CEPA mencakup tiga pilar utama yaitu akses pasar perdagangan barang dan jasa, investasi dan pengadaan publik, harmonisasi regulasi perdagangan, serta kerja sama dan peningkatan kapasitas.

Dalam pertemuan kali ini, Komisioner Sefcovic menekankan pentingnya momentum dalam membahas kerangka waktu penyelesaian perundingan I-EU CEPA yang realistis dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Kondisi perdagangan global yang diwarnai perang tarif membutuhkan strategi mitigasi yang tepat guna memastikan kelancaran arus perdagangan dan investasi antara Indonesia dan UE.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya