Kecamatan Kuta Panang, Kabupaten Aceh Tengah, menjadi salah satu lokasi dampak gempa terparah. Sedikitnya 1.304 bangunan rumah rusak berat di 25 desa di Kecamatan Kuta Panang.
Di lokasi ini, para warga korban gempa kesulitan air bersih. Mereka pun berharap banyak pada mobil-mobil tangki air yang sengaja dikirim dari pusat bantuan di Kabupaten Aceh Tengah.
"Karena itu, kita sediakan drum dan bak-bak untuk menampung air dari mobil tangki itu," kata anggota Tim Tanggap Bencana, Suwandi, di Desa Ratawali, Minggu (7/7/2013).
Kesulitan air bersih tentu menjadi kendala bagi para korban. Mereka pun terpaksa harus pintar-pintar mengatur air yang ada untuk memasak dan keperluan di kamar mandi.
"Kita nggak mandi. Mau buang air pun kita pilih di kebun, pura-pura tak tahu saja," kata Rustam, warga Desa Timang Rasa sambil tertawa.
Mereka juga belum semuanya menerima bantuan. Hal itu disebabkan akses jalan antardesa di Kecamatan Kuta Panang begitu sulit. Jalur yang sempit, dengan di kanan-kirinya jurang. Meliuk-liuk dan naik-turun di antara bukit-bukit.
Lokasi Kecamatan Kuta Panang sendiri berada 2.500 meter di atas permukaan laut. Belum lagi kondisi jalan yang mudah turun dari permukaan tanah bila dilalui kendaraan roda empat kelas berat. Sudah begitu, akibat guncangan, juga banyak retakan di jalur-jalur yang menghubungkan antardesa.
"Jadi kita harus hati-hati jika melewati jalurnya. Karena kalau pakai truk jalannya turun dari permukaan. Dan sudah banyak yang retak-retak jalannya," ujar Komandan Posko Kecamatan Kuta Panang, Sersan Satu Miswan.
"Karena itu kita pakai roda dua untuk kirim bantuan ke desa-desa di sini," kata. (Yus)
Di lokasi ini, para warga korban gempa kesulitan air bersih. Mereka pun berharap banyak pada mobil-mobil tangki air yang sengaja dikirim dari pusat bantuan di Kabupaten Aceh Tengah.
"Karena itu, kita sediakan drum dan bak-bak untuk menampung air dari mobil tangki itu," kata anggota Tim Tanggap Bencana, Suwandi, di Desa Ratawali, Minggu (7/7/2013).
Kesulitan air bersih tentu menjadi kendala bagi para korban. Mereka pun terpaksa harus pintar-pintar mengatur air yang ada untuk memasak dan keperluan di kamar mandi.
"Kita nggak mandi. Mau buang air pun kita pilih di kebun, pura-pura tak tahu saja," kata Rustam, warga Desa Timang Rasa sambil tertawa.
Mereka juga belum semuanya menerima bantuan. Hal itu disebabkan akses jalan antardesa di Kecamatan Kuta Panang begitu sulit. Jalur yang sempit, dengan di kanan-kirinya jurang. Meliuk-liuk dan naik-turun di antara bukit-bukit.
Lokasi Kecamatan Kuta Panang sendiri berada 2.500 meter di atas permukaan laut. Belum lagi kondisi jalan yang mudah turun dari permukaan tanah bila dilalui kendaraan roda empat kelas berat. Sudah begitu, akibat guncangan, juga banyak retakan di jalur-jalur yang menghubungkan antardesa.
"Jadi kita harus hati-hati jika melewati jalurnya. Karena kalau pakai truk jalannya turun dari permukaan. Dan sudah banyak yang retak-retak jalannya," ujar Komandan Posko Kecamatan Kuta Panang, Sersan Satu Miswan.
"Karena itu kita pakai roda dua untuk kirim bantuan ke desa-desa di sini," kata. (Yus)