Liputan6.com, Jakarta - Meski pemerintah Thailand mengklaim Festival Songkran aman diselenggarakan usai gempa Myanmar, akhir bulan lalu, turis sepertinya tidak percaya begitu saja. Mereka ramai-ramai batal ikutan acara tahunan yang biasanya menarik banyak wisatawan mancanegara tersebut.
Melansir The National, Selasa (8/4/2025), reservasi hotel untuk Festival Songkran Thailand, yakni pada 11 sampai 17 April 2025 di tujuh kota wisata utama dilaporkan turun hingga 25 persen dibandingkan tahun lalu, menurut Asosiasi Hotel Thailand (THA).
Baca Juga
Penurunan pemesanan ini disebabkan kekhawatiran keselamatan di kalangan wisatawan Thailand dan asing setelah gempa magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar, yang menyebabkan getaran signifikan di beberapa wilayah utara dan tengah Negeri Gajah Putih. Maka itu, THA memperkirakan pengurangan 689 ribu wisatawan selama Festival Songkran tahun ini.
Advertisement
Presiden THA, Thienprasit Chaiyaphatranan, mengatakan bahwa pihaknya melakukan survei terhadap 52 hotel di tujuh destinasi wisata populer: Bangkok, Krabi, Chonburi, Chiang Rai, Chiang Mai, Phuket, dan Surat Thani, yang mengungkap penurunan pemesanan hotel. Pemesanan wisatawan asing juga mengalami penurunan.
Disebutkan bahwa sebanyak 32.244 kamar telah dipesan untuk Songkran, dibandingkan 42.761 kamar selama periode yang sama tahun lalu. THA juga memproyeksikan 2.067.846 wisatawan mancanegara akan berkunjung ke Thailand pada April 2025, turun dari 2.757.128 kedatangan pada April tahun lalu.
"Diperkirakan Songkran tahun ini tidak semeriah tahun lalu, yang menandai periode setelah negara itu dibuka kembali pascapandemi COVID-19," kata Thienprasit. Ia mendesak pemerintah Thailand segera menggairahkan sektor pariwisata, khususnya pasar domestik, dan mempercepat program subsidi pariwisata untuk hasil yang lebih nyata.
Kekhawatiran Turis Pascagempa
Demi mengatasi kekhawatiran keselamatan wisatawan terkait hotel, khususnya pascagempa, THA mengusulkan adanya stiker sertifikasi keselamatan bagi hotel yang lolos inspeksi oleh otoritas terkait. Ini akan serupa dengan stiker SHA+ yang dikeluarkan selama pandemi COVID-19 bagi tempat usaha yang memenuhi standar kesehatan masyarakat.
Thienprasit juga mencatat bahwa kenaikan tarif baru-baru ini oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) dapat mengurangi perjalanan wisatawan AS ke Thailand. "Orang Amerika cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk barang-barang penting, yang menyebabkan berkurangnya perjalanan ke luar negeri," jelasnya.
Ia menyambung, "Kebijakan ini tidak hanya akan berdampak pada pariwisata Thailand, tapi juga akan memengaruhi negara-negara lain yang populer di kalangan wisatawan AS. Meski mungkin tidak langsung terasa, dampaknya dapat terlihat lebih jelas dalam lima sampai enam bulan ke depan."
Per awal bulan ini, VN Express melaporkan, banyak wisatawan membatalkan kunjungan ke Bangkok selama Songkran. Sekretaris Jenderal Asosiasi Agen Perjalanan Thailand, Adith Chairattananon, mengatakan bahwa ada penurunan 20 persen dalam kedatangan wisatawan China selama Tahun Baru Thailand dibandingkan tahun lalu, menurut Nation Thailand.
Advertisement
Penerbangan Carter Batal
Semua penerbangan carter dari Kota Chengdu telah dibatalkan, sebut Chairattananon. Pemerintah Thailand mengatakan. perayaan Songkran, perang air publik selama seminggu yang dimaksudkan untuk ritual pemersihan, yang dimulai pada pertengahan April akan tetap berlangsung sesuai rencana di Bangkok, Chiang Mai, dan lokasi lainnya.
Orang dalam industri telah mendesak pemerintah Thailand segera mengambil tindakan guna mengatasi ketakutan publik. Gempa terkuat di Myanmar dalam 100 tahun pada 28 Maret 2025 menyebabkan getaran di Bangkok dan sebagian Vietnam, serta China.
Banyak wisatawan asing di Bangkok takut saat gempa mengguncang gedung-gedung tinggi, membuat dinding retak, dan menyebabkan air tumpah dari kolam renang di atap. Nguyen Thuy Trang dari Hanoi, yang telah memesan tiket pesawat ke Thailand, mengunjungi puluhan forum perjalanan Thailand selama dua hari terakhir untuk menilai situasi dan meminta saran tentang apakah akan melanjutkan atau membatalkan perjalanan yang direncanakannya.
Pada akhirnya, ia memutuskan membatalkan perjalanannya ke Bangkok karena meningkatnya kekhawatiran keselamatan pascagempa.
Risiko Penurunan Kunjungan Internasional
"Jumlah pelanggan yang memesan tur untuk Songkran tahun ini lebih rendah dari biasanya karena masalah keselamatan setelah gempa bumi," kata Direktur Umum Trang An Travel, Nguyen Huu Cuong. Wakil Direktur Umum Du Lich Viet, Pham Anh Vu, mengatakan bahwa beberapa pelanggan telah menjadwalkan ulang rencana perjalanan mereka untuk Mei atau setelahnya.
Thailand, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, berisiko mengalami penurunan 10 hingga 15 persen dalam jumlah kedatangan wisatawan asing selama dua minggu ke depan menyusul gempa dahsyat di Myanmar.
Sekitar 10 persen turis asing meninggalkan hotel lebih awal setelah gempa, kata Thienprasit, lapor Bloomberg. Waktu terjadinya bencana ini mengancam akan mengganggu musim pariwisata tersibuk di Thailand, dalam hal ini Festival Songkran.
Menanggapi gempa, sejumlah platform perjalanan China telah menawarkan opsi pembatalan dan pengembalian uang bagi wisatawan yang menuju Thailand, Global Times melaporkan. Bagi pemesanan hotel yang dilakukan sebelum 28 Maret 2025, dengan masa inap antara 28 Maret dan 4 April di Myanmar, Thailand, dan Laos, platform ini menawarkan pengembalian uang penuh dan perubahan tiket pesawat yang fleksibel jika kebijakan maskapai mengizinkannya.
Advertisement
