Turis Ramai-Ramai Batal Ikutan Festival Songkran Thailand Usai Gempa Myanmar

Batalnya penerbangan carter sampai penurunan pemesanan hotel selama Festival Songkran Thailand disebut sebagai dampak gempa Myanmar.

oleh Asnida Riani Diperbarui 08 Apr 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 10:00 WIB
Perang Air Songkran Kembali ke Jalanan Hong Kong
Lebih dari 10.000 orang menghadiri perayaan Festival Songkran di Kota Kowloon pada hari Minggu, dua kali lipat dari jumlah pengunjung saat terakhir kali acara ini diadakan pada tahun 2019. (AP Photo/Louise Delmotte)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Meski pemerintah Thailand mengklaim Festival Songkran aman diselenggarakan usai gempa Myanmar, akhir bulan lalu, turis sepertinya tidak percaya begitu saja. Mereka ramai-ramai batal ikutan acara tahunan yang biasanya menarik banyak wisatawan mancanegara tersebut.

Melansir The National, Selasa (8/4/2025), reservasi hotel untuk Festival Songkran Thailand, yakni pada 11 sampai 17 April 2025 di tujuh kota wisata utama dilaporkan turun hingga 25 persen dibandingkan tahun lalu, menurut Asosiasi Hotel Thailand (THA).

Penurunan pemesanan ini disebabkan kekhawatiran keselamatan di kalangan wisatawan Thailand dan asing setelah gempa  magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar, yang menyebabkan getaran signifikan di beberapa wilayah utara dan tengah Negeri Gajah Putih. Maka itu, THA memperkirakan pengurangan 689 ribu wisatawan selama Festival Songkran tahun ini.

Presiden THA, Thienprasit Chaiyaphatranan, mengatakan bahwa pihaknya melakukan survei terhadap 52 hotel di tujuh destinasi wisata populer: Bangkok, Krabi, Chonburi, Chiang Rai, Chiang Mai, Phuket, dan Surat Thani, yang  mengungkap penurunan pemesanan hotel. Pemesanan wisatawan asing juga mengalami penurunan.

Disebutkan bahwa sebanyak 32.244 kamar telah dipesan untuk Songkran, dibandingkan 42.761 kamar selama periode yang sama tahun lalu. THA juga memproyeksikan 2.067.846 wisatawan mancanegara akan berkunjung ke Thailand pada April 2025, turun dari 2.757.128 kedatangan pada April tahun lalu.

"Diperkirakan Songkran tahun ini tidak semeriah tahun lalu, yang menandai periode setelah negara itu dibuka kembali pascapandemi COVID-19," kata Thienprasit. Ia mendesak pemerintah Thailand segera menggairahkan sektor pariwisata, khususnya pasar domestik, dan mempercepat program subsidi pariwisata untuk hasil yang lebih nyata.

 

Kekhawatiran Turis Pascagempa

Perang Air Songkran Kembali ke Jalanan Hong Kong
Festival percikan air yang terkenal ini diselenggarakan di lingkungan yang dikenal oleh warga Hong Kong sebagai "Little Thailand", menjelang Tahun Baru Thailand pada akhir pekan ini. (AP Photo/Louise Delmotte)... Selengkapnya

Demi mengatasi kekhawatiran keselamatan wisatawan terkait hotel, khususnya pascagempa, THA mengusulkan adanya stiker sertifikasi keselamatan bagi hotel yang lolos inspeksi oleh otoritas terkait. Ini akan serupa dengan stiker SHA+ yang dikeluarkan selama pandemi COVID-19 bagi tempat usaha yang memenuhi standar kesehatan masyarakat.

Thienprasit juga mencatat bahwa kenaikan tarif baru-baru ini oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) dapat mengurangi perjalanan wisatawan AS ke Thailand. "Orang Amerika cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk barang-barang penting, yang menyebabkan berkurangnya perjalanan ke luar negeri," jelasnya.

Ia menyambung, "Kebijakan ini tidak hanya akan berdampak pada pariwisata Thailand, tapi juga akan memengaruhi negara-negara lain yang populer di kalangan wisatawan AS. Meski mungkin tidak langsung terasa, dampaknya dapat terlihat lebih jelas dalam lima sampai enam bulan ke depan."

Per awal bulan ini, VN Express melaporkan, banyak wisatawan membatalkan kunjungan ke Bangkok selama Songkran. Sekretaris Jenderal Asosiasi Agen Perjalanan Thailand, Adith Chairattananon, mengatakan bahwa ada penurunan 20 persen dalam kedatangan wisatawan China selama Tahun Baru Thailand dibandingkan tahun lalu, menurut Nation Thailand

Penerbangan Carter Batal

Serunya Basah-basahan dalam Perang Air Tahunan di Thailand
Warga menghujani pengendara sepeda motor dengan air saat merayakan Festival Songkran atau Tahun Baru Thailand di Narathiwat, Thailand, 13 April 2019. Festival ini rutin diselenggarakan setiap tanggal 13-15 April setiap tahunnya. (Madaree TOHLALA/AFP)... Selengkapnya

Semua penerbangan carter dari Kota Chengdu telah dibatalkan, sebut Chairattananon. Pemerintah Thailand mengatakan. perayaan Songkran, perang air publik selama seminggu yang dimaksudkan untuk ritual pemersihan, yang dimulai pada pertengahan April akan tetap berlangsung sesuai rencana di Bangkok, Chiang Mai, dan lokasi lainnya.

Orang dalam industri telah mendesak pemerintah Thailand segera mengambil tindakan guna mengatasi ketakutan publik. Gempa terkuat di Myanmar dalam 100 tahun pada 28 Maret 2025 menyebabkan getaran di Bangkok dan sebagian Vietnam, serta China.

Banyak wisatawan asing di Bangkok takut saat gempa mengguncang gedung-gedung tinggi, membuat dinding retak, dan menyebabkan air tumpah dari kolam renang di atap. Nguyen Thuy Trang dari Hanoi, yang telah memesan tiket pesawat ke Thailand, mengunjungi puluhan forum perjalanan Thailand selama dua hari terakhir untuk menilai situasi dan meminta saran tentang apakah akan melanjutkan atau membatalkan perjalanan yang direncanakannya.

Pada akhirnya, ia memutuskan membatalkan perjalanannya ke Bangkok karena meningkatnya kekhawatiran keselamatan pascagempa.

 

Risiko Penurunan Kunjungan Internasional

Perang Air Songkran Kembali ke Jalanan Hong Kong
Orang-orang yang bersuka ria memercikkan air ke petugas polisi saat perayaan festival Songkran di Hong Kong, Minggu, 9 April 2023. (AP Photo/Louise Delmotte)... Selengkapnya

"Jumlah pelanggan yang memesan tur untuk Songkran tahun ini lebih rendah dari biasanya karena masalah keselamatan setelah gempa bumi," kata Direktur Umum Trang An Travel, Nguyen Huu Cuong. Wakil Direktur Umum Du Lich Viet, Pham Anh Vu, mengatakan bahwa beberapa pelanggan telah menjadwalkan ulang rencana perjalanan mereka untuk Mei atau setelahnya.

Thailand, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, berisiko mengalami penurunan 10 hingga 15 persen dalam jumlah kedatangan wisatawan asing selama dua minggu ke depan menyusul gempa dahsyat di Myanmar.

Sekitar 10 persen turis asing meninggalkan hotel lebih awal setelah gempa, kata Thienprasit, lapor Bloomberg. Waktu terjadinya bencana ini mengancam akan mengganggu musim pariwisata tersibuk di Thailand, dalam hal ini Festival Songkran.

Menanggapi gempa, sejumlah platform perjalanan China telah menawarkan opsi pembatalan dan pengembalian uang bagi wisatawan yang menuju Thailand, Global Times melaporkan. Bagi pemesanan hotel yang dilakukan sebelum 28 Maret 2025, dengan masa inap antara 28 Maret dan 4 April di Myanmar, Thailand, dan Laos, platform ini menawarkan pengembalian uang penuh dan perubahan tiket pesawat yang fleksibel jika kebijakan maskapai mengizinkannya.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya