Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat mengaku akan segera menyelidiki dugaan adanya oknum pemulangan TKI secara mandiri. Para TKI diarahkan melalui jalur umum di Bandara Soekarno-Hatta.
Jumhur meminta Kepala Badan Pemulangan TKI Selapajang, Komisaris Besar (Kombes) Pol Rolly Laheba agar melakukan penyelidikan lebih jauh.
"Jika memang benar adanya bukti-bukti itu, kami akan bersurat dan melakukan koordinasi dengan pihak Angkasa Pura, agar dilakukan tindakan tegas," ujar Jumhur saat melaukan inspeksi mendadak kendaraan pemulangan TKI di terminal pemulangan TKI, Salapajang, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 31 Juli malam.
Pada kesempatan tersebut, Jumhur juga meminta kepada para sopir angkutan khusus kepulangan TKIÂ agar memperhatikan kelayakan kendaraan. Seperti kelayakan pakai rem kendaraan, ban, AC mobil, serta ketersediaan obat-obatan P3K untuk penumpang.
"Sopir jangan sampai mengantuk saat mengemudikan kendaraan. Hindari minum minuman beralkohol pada saat hendak mengendarai mobil, karena akan berakibat fatal bagi keselamatan penumpang," tegas Jumhur.
Pada sidak tersebut, Jumhur mendapati adanya keluhan para sopir terhadap diberlakukannya Permenakertrans Nomor 16 Tahun 2012 itu. Para sopir mengaku, akibat aturan tersebut, arus kedatangan TKI menjadi sepi.
"Dulu dalam sebulan setidaknya bisa mengantar TKI sampai 4 kali, sekarang hanya sekali. Belum lagi pemalakan preman-preman di jalan, kita harus mengorbankan keselamatan demi menjaga keselamatan TKI sampai rumah," ujar Rifai, salah satu pengemudi.
Selain keluhan soal sedikitnya TKI yang datang, mereka juga mengeluhkan banyaknya taksi gelap yang beroperasi di depan Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta untuk mengantar TKI ke daerah asal. Para sopir itu mengaku memiliki bukti-bukti berupa rekaman dan foto-foto adanya oknum petugas di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta yang mengarahkan TKI agar bersedia naik taksi gelap yang telah disediakan.
"Kami siap memberikan bukti-bukti rekaman dan foto-foto itu kepada Pak Jumhur," teriak puluhan sopir.
Hal Senada juga diakui Tanjung. Pengemudi yang sudah bekerja hampir 6 tahun itu mengaku soal kesulitan dan tanggung jawab mengantar TKI yang umumnya sampai ke pelosok desa.
"Bayangin, kita harus nganter ke kampung-kampung lewat sawah, nggak bisa dilewati mobil. Kita harus ngangkut koper yang gedenya meteran. Kalau naik ojek, mereka diminta bayar mahal," keluh Tamjung. (Tnt/Mut)
Jumhur meminta Kepala Badan Pemulangan TKI Selapajang, Komisaris Besar (Kombes) Pol Rolly Laheba agar melakukan penyelidikan lebih jauh.
"Jika memang benar adanya bukti-bukti itu, kami akan bersurat dan melakukan koordinasi dengan pihak Angkasa Pura, agar dilakukan tindakan tegas," ujar Jumhur saat melaukan inspeksi mendadak kendaraan pemulangan TKI di terminal pemulangan TKI, Salapajang, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 31 Juli malam.
Pada kesempatan tersebut, Jumhur juga meminta kepada para sopir angkutan khusus kepulangan TKIÂ agar memperhatikan kelayakan kendaraan. Seperti kelayakan pakai rem kendaraan, ban, AC mobil, serta ketersediaan obat-obatan P3K untuk penumpang.
"Sopir jangan sampai mengantuk saat mengemudikan kendaraan. Hindari minum minuman beralkohol pada saat hendak mengendarai mobil, karena akan berakibat fatal bagi keselamatan penumpang," tegas Jumhur.
Pada sidak tersebut, Jumhur mendapati adanya keluhan para sopir terhadap diberlakukannya Permenakertrans Nomor 16 Tahun 2012 itu. Para sopir mengaku, akibat aturan tersebut, arus kedatangan TKI menjadi sepi.
"Dulu dalam sebulan setidaknya bisa mengantar TKI sampai 4 kali, sekarang hanya sekali. Belum lagi pemalakan preman-preman di jalan, kita harus mengorbankan keselamatan demi menjaga keselamatan TKI sampai rumah," ujar Rifai, salah satu pengemudi.
Selain keluhan soal sedikitnya TKI yang datang, mereka juga mengeluhkan banyaknya taksi gelap yang beroperasi di depan Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta untuk mengantar TKI ke daerah asal. Para sopir itu mengaku memiliki bukti-bukti berupa rekaman dan foto-foto adanya oknum petugas di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta yang mengarahkan TKI agar bersedia naik taksi gelap yang telah disediakan.
"Kami siap memberikan bukti-bukti rekaman dan foto-foto itu kepada Pak Jumhur," teriak puluhan sopir.
Hal Senada juga diakui Tanjung. Pengemudi yang sudah bekerja hampir 6 tahun itu mengaku soal kesulitan dan tanggung jawab mengantar TKI yang umumnya sampai ke pelosok desa.
"Bayangin, kita harus nganter ke kampung-kampung lewat sawah, nggak bisa dilewati mobil. Kita harus ngangkut koper yang gedenya meteran. Kalau naik ojek, mereka diminta bayar mahal," keluh Tamjung. (Tnt/Mut)