Kisruh Syiah Sampang, SBY: Tak Perlu Provokasi, Malah Masuk Angin

Presiden SBY menjelaskan pertemuannya dengan ulama Madura di Surabaya.

oleh Rinaldo diperbarui 02 Agu 2013, 19:54 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2013, 19:54 WIB
sby-jaga-ramadan130725b.jpg

Selama menggelar Safari Ramadan di Surabaya, Jawa Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat bertemu dengan ulama Madura. Tujuannya tak lain untuk menjajaki kemungkinan penyelesaian konflik kaum Syiah Sampang dengan warga serta ulama Sunni di Madura yang hingga kini masih belum ada titik temu.

"Tadi malam saya berdialog dengan ulama Madura serta pimpinan daerah Jawa Timur untuk mencari solusi yang bijak. Insya Allah ada jalan meski butuh proses," jelas SBY saat memberi pengantar dalam sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (2/8/2013).

Yang jelas, lanjut SBY, dirinya cukup senang dengan pembicaraan malam itu. Semua pembicaraan konstruktif dan dipenuhi semangat untuk rekonsiliasi.

"Saya meminta tidak perlu ada provokasi di sana sini. Nanti nggak nyampe-nyampe, malah masuk angin," tegasnya.

Presiden ke-6 RI ini berharap, pembicaraan kasus Sampang tersebut menjadi awal yang baik untuk proses selanjutnya.

"Saya mempersilakan proses ini berjalan sambil semua diyakinkan bahwa hanya dengan pendekatan ini semua bisa diselesaikan. Karena jika bisa diselesasikan dengan baik, rekonsiliasinya juga berjalan dengan benar. Tentu hasilnya akan baik," pungkas SBY.

Silaturahmi yang berlangsung di Gedung Grahadi, Surabaya itu melibatkan 15 ulama kondang Madura. Silaturahmi ini merupakan kelanjutan pertemuan-pertemuan sebelumnya pada 24 dan 25 Juli antara Menteri Agama Suryadharma Ali dan wakil warga Syiah Sampang yang mengungsi di Sidoarjo.

Pengungsi yang merupakan penganut Syiah asal Kabupaten Sampang, Madura itu saat ini ditempatkan di sebuah rumah susun di Sidoarjo. Mereka sebelumnya mengungsi di GOR Kabupaten Sampang setelah sebagian rumah mereka di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Sampang dibakar dan dirusak sekelompok orang pada 26 Agustus 2012. (Riz/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya