Masih banyak gelandangan dan pengemis (gepeng) yang menjamuri Jakarta di setahun kepemimpinan Gubernur DKI Jokowi. Padahal saat masih menjadi Walikota Solo dulu, Jokowi berhasil membersihkan para gepeng. Karenanya, pria kurus bernama lengkap Joko Widodo itu diminta untuk kembali mengulangi kesuksesan dirinya dulu.
"Jadi saya mengimbau pada Jokowi sebagai Gubernur DKI yang berhasil menata Kota Solo (agar) bisa membebaskan Jakarta dari pengemis jalanan dan anak-anak jalanan. Dan kita mengharapkan pengalaman dia itu diterapkan ke Jakarta," kata anggota Komisi VIII DPR Muhammad Baghowi kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (26/10/2013).
"Dan saya yakin Jokowi memiliki kemampuan untuk itu," imbuh politisi Partai Demokrat itu.
Meski setahunnya Jokowi dinilai masih belum bisa menangani masalah sosial seperti kehadiran gepeng, namun Baghowi tak meragukan kualitasnya sebagai pemimpin. Apalagi dengan anggaran Pemprov DKI yang tak sedikit, seharusnya Jokowi bisa lebih memberikan kontribusi dalam pembinaan para gepeng.
"Saya mengimbau Gubernur DKI yang memiliki PAD (Pendapatan Asli Daerah) sampai Rp 1 triliun dan APBD sampai puluhan triliun itu memberikan anggaran untuk penataan kota, khususnya diperempatan jalan terhadap anak-anak jalanan dan gepeng," tuturnya.
Baghowi menilai, sebagian besar gepeng sebenarnya tak benar-benar miskin. Penghasillan mereka sebagai gepeng per harinya bahkan melebihi pendapatan rata-rata pekerja kantoran.
"Soal anak jalanan dan pengemis itu jangan salah, penghasilan mereka per hari itu rata-rata Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Dan rumah mereka itu di kampunya gedong, dan bahkan mereka punya sepeda motor lebih dari satu," ujarnya.
"Artinya itu mereka sudah tidak menyandang predikat masyarakat miskin sebetulnya. Jadi mereka itu mengemis karena profesi dan bukan karena kemiskinan," pungkas Baghowi. (Ndy)
"Jadi saya mengimbau pada Jokowi sebagai Gubernur DKI yang berhasil menata Kota Solo (agar) bisa membebaskan Jakarta dari pengemis jalanan dan anak-anak jalanan. Dan kita mengharapkan pengalaman dia itu diterapkan ke Jakarta," kata anggota Komisi VIII DPR Muhammad Baghowi kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (26/10/2013).
"Dan saya yakin Jokowi memiliki kemampuan untuk itu," imbuh politisi Partai Demokrat itu.
Meski setahunnya Jokowi dinilai masih belum bisa menangani masalah sosial seperti kehadiran gepeng, namun Baghowi tak meragukan kualitasnya sebagai pemimpin. Apalagi dengan anggaran Pemprov DKI yang tak sedikit, seharusnya Jokowi bisa lebih memberikan kontribusi dalam pembinaan para gepeng.
"Saya mengimbau Gubernur DKI yang memiliki PAD (Pendapatan Asli Daerah) sampai Rp 1 triliun dan APBD sampai puluhan triliun itu memberikan anggaran untuk penataan kota, khususnya diperempatan jalan terhadap anak-anak jalanan dan gepeng," tuturnya.
Baghowi menilai, sebagian besar gepeng sebenarnya tak benar-benar miskin. Penghasillan mereka sebagai gepeng per harinya bahkan melebihi pendapatan rata-rata pekerja kantoran.
"Soal anak jalanan dan pengemis itu jangan salah, penghasilan mereka per hari itu rata-rata Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Dan rumah mereka itu di kampunya gedong, dan bahkan mereka punya sepeda motor lebih dari satu," ujarnya.
"Artinya itu mereka sudah tidak menyandang predikat masyarakat miskin sebetulnya. Jadi mereka itu mengemis karena profesi dan bukan karena kemiskinan," pungkas Baghowi. (Ndy)