Pesawat Garuda Indonesia pengangkut 484 Tenaga Kerja Indonesia overstay atau melebihi masa tinggal di Arab Saudi mengalami kerusakan saat berada di Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah. Akibatnya, pemulangan para TKI itu mengalami keterlambatan.
"Terlambat karena ada kerusakan, terus diperbaiki. Tapi alhamdulillah saya bahagia bisa tiba," ujar Lela, TKI yang sudah bekerja selama 5 tahun di Arab Saudi, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Minggu (10/11/2013).
Rombongan para TKI ini semula dijadwalkan akan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 13.00 WIB. Namun, karena kerusakan itu, para TKI itu baru tiba sekitar pukul 19.30 WIB. Terlambat sekitar 6,5 jam.
Salah satu TKI yang tidak mau disebut namanya mengatakan, keterlambatan tersebut menyebabkan sejumlah TKI sempat gelisah dan marah-marah di Bandara King Abdul Aziz. Sebab, pesawat Garuda yang mengalami kerusakan roda tak kunjung kelar perbaikannya.
Namun, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengatakan, mengenai jadwal pesawat yang delay merupakan hal yang umum terjadi.
"Ada TKI yang marah-marah karena ban pesawat rusak. Jadi take off terlambat itu biasa lah. Kita juga suka ngeluh kalau kalau pesawat delay," ujar Jumhur.
Meskipun keberangkatan mereka ke Tanah Air sempat terlambat, wajah para TKI yang pada umumnya perempuan dan anak-anak itu terlihat lega dan senang saat tiba di Bandara Soekarno Hatta. Sebab, mereka akhirnya dapat menginjakkan kaki di Tanah Air setelah sekian lama tertampung di penjara imigrasi Sumaisyi, Arab Saudi.
"Alhamdulillah. Saya gembira. Saya kerja di Riyad sudah 7 tahun. Sendiri. Keluarga di kampung. Saya tidak mau kerja lagi. Sudah tua," ujar salah seorang TKI yange enggan disebutkan namanya itu. (Eks)
"Terlambat karena ada kerusakan, terus diperbaiki. Tapi alhamdulillah saya bahagia bisa tiba," ujar Lela, TKI yang sudah bekerja selama 5 tahun di Arab Saudi, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Minggu (10/11/2013).
Rombongan para TKI ini semula dijadwalkan akan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 13.00 WIB. Namun, karena kerusakan itu, para TKI itu baru tiba sekitar pukul 19.30 WIB. Terlambat sekitar 6,5 jam.
Salah satu TKI yang tidak mau disebut namanya mengatakan, keterlambatan tersebut menyebabkan sejumlah TKI sempat gelisah dan marah-marah di Bandara King Abdul Aziz. Sebab, pesawat Garuda yang mengalami kerusakan roda tak kunjung kelar perbaikannya.
Namun, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengatakan, mengenai jadwal pesawat yang delay merupakan hal yang umum terjadi.
"Ada TKI yang marah-marah karena ban pesawat rusak. Jadi take off terlambat itu biasa lah. Kita juga suka ngeluh kalau kalau pesawat delay," ujar Jumhur.
Meskipun keberangkatan mereka ke Tanah Air sempat terlambat, wajah para TKI yang pada umumnya perempuan dan anak-anak itu terlihat lega dan senang saat tiba di Bandara Soekarno Hatta. Sebab, mereka akhirnya dapat menginjakkan kaki di Tanah Air setelah sekian lama tertampung di penjara imigrasi Sumaisyi, Arab Saudi.
"Alhamdulillah. Saya gembira. Saya kerja di Riyad sudah 7 tahun. Sendiri. Keluarga di kampung. Saya tidak mau kerja lagi. Sudah tua," ujar salah seorang TKI yange enggan disebutkan namanya itu. (Eks)