Sebelum Incar Kedubes Myanmar, Mambo Latihan Bom di Serpong

Mambo mengaku belajar meledakkan bom di Serpong dengan menggunakan gliserin, asam nitrat dan serbuk alumunium.

oleh Edward Panggabean diperbarui 18 Nov 2013, 14:36 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2013, 14:36 WIB
bom-ilustrasi-131113b.jpg
Terdakwa Sefariano alias Mambo mengaku sebelum merencanakan peledakan bom di Kedubes Myanmar, Jakarta, 3 Mei 2013 lalu, dirinya pernah berlatih meledakkan bom di daerah Serpong, Tangerang. Pernyataan itu diungkapkan Mambo saat menjadi saksi untuk terdakwa Achmad Taufiq alias Ovie di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Di Serpong, di kali, kayak lembah. Tapi bahan itu beda dengan yang saya pakai sekarang ini, yang ini nggak high (berdaya ledak tinggi). Yang sebelumnya itu gliserin, asam nitrat, ada serbuk alumunium," kata Mambo di PN Jaksel, Jakarta, Senin (18/11/2013).

Jawaban Mambo itu mempertegas pertanyaan majelis hakim yang diketuai Suprapto, mengenai aksi sebelumnya. "Apakah pernah meledakkan bom sebelumnya? Di mana?" tanyanya.

Mambo menjelaskan Ovie hanya berperan hanya untuk membantu dirinya merakit bom sekaligus mengantar bom sudah disiapkan di tas ransel untuk diserahkan ke Sigit Indrajid.

"Dia (Ovie) hanya ikut saya, membantu saya, dia hanya membantu ikut pelatihan melalui Facebook. Tujuan pertama saya untuk pembelajaran. Belum ada rencana (bom Kedubes Myanmar)," imbuh Mambo. [Baca: Facebook Unik Teroris `Pencet Tombol On Bidadari Menjemputmu` dan Diorder Via Facebook, Rokhadi Biayai Bom Kedubes Myanmar]

Ia menambahkan saat ditangkap Ovie membawa tas ransel berisi 4 bom pipa paralon dan 1 bom pipa besi. Namun, bom berisi bubuk mesiu ini belum lengkap karena kekurangan jam weker yang dibawa Sigit.

Mambo dan Ovie pun kemudian membuat janji bertemu Sigit di Bundaran Hotel Indonesia, Kamis, 2 Mei 2013 pukul 20:00 WIB.

Namun belum sempat bertemu Sigit, Mambo dan Ovie yang mengendarai motor bebek ditangkap Densus 88 di kolong Jembatan Semanggi, jakarta Pusat sekitar pukul 21.00 WIB.

Bom Serpong

Dalam kesaksiannya, Mambo juga mengungkapkan bom yang digunakan berdaya ledak rendah dengan menggunakan bahan pendorong roket.

"Yang ini low. Ini pendorongnya, kalau di roket ini pendorongnya. Kurang lebih 1 kilogram. Yang ini low. Kemungkinan kecil (melukai orang) bisa," ujar Mambo di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2013).

Mambo yang menjadi saksi pertama dari 2 saksi yang dihadirkan jaksa mengaku belajar membuat bom sejak tahun 2008, melalui internet. "Hanya sebatas latihan saja. Sebelumnya saya hanya melatih dan melatih saja untuk pembelajaran," imbuh Mambo.

Dari kesaksian juga diketahui, Ovie kerap mengeluah tidak punya uang. Bahkan tidak memiliki pekerjaan jelas alias menganggur. Maka itu, Mambo merekrut Ovie menjadi komplotan teroris. "Karena dia tidak ada kerjaan, saya yang ajak," kata Mambo. (Adi/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya