Bu Pur Kenalan Baik SBY dan Ani Yudhoyono

Namun Nanang mengatakan Bu Pur bukanlah Kepala Rumah Tangga Cikeas.

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 04 Des 2013, 11:57 WIB
Diterbitkan 04 Des 2013, 11:57 WIB
bu-pur-131204b.jpg
Sylvia Sholeha alias Bu Pur merupakan kenalan baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Namun, sosok perempuan yang disebut-sebut dalam persidangan kasus korupsi proyek pusat olahraga Hambalang itu dipastikan bukan Kepala Rumah Tangga Cikeas atau kediaman pribadi SBY.

"Ibu Pur hanya kenalan baik Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono," kata Kepala Sekretariat Presiden Nanang Djuana Priyadi di Bandara Juanda Surabaya, sebagaimana dikutip Liputan6.com dari laman setkab.go.id, Rabu (4/12/2013).

Nanang menambahkan, sejak terpilih sebagai Presiden pada 2004, SBY tidak pernah mempekerjakan seorang kepala rumah tangga di Cikeas. Yang ada adalah kepala rumah tangga kepresidenan. "Selama masa kepemimpinan Bapak Presiden SBY, hanya ada 5 pejabat kepala rumah tangga kepresidenan. Tidak ada nama Ibu Pur," ungkapnya.

Kelima nama yang pernah menjabat sebagai kepala rumah tangga kepresidenan sejak 2004 adalah Kemal Munawar, yang memasuki masa pensiun. Selanjutnya, Kemal diganti oleh Ahmad Rusdi, yang sekarang menjabat Kepala Protokol Negara, Kementerian Luar Negeri. Lalu, Setia Purwoko yang sekarang sudah pensiun.

Selanjutnya, sambung Nanang, ada Winata Supriatna yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Administrasi dan Keuangan. "Yang kelima adalah saya sendiri Nanang Djuana Priyadi," ujar dia.

Nanang juga menjelaskan, sejak 2011 nama kepala rumah tangga kepresidenan diganti menjadi kepala sekretariat presiden. "Jadi, tidak benar kalau ada nomenklatur kepala rumah tangga Cikeas. Tidak ada itu. Kalau pun ada, di Cikeas itu namanya petugas pelayanan rumah tangga presiden, yang dikoordinasikan oleh Haji Makmun," papar Nanang.

Nama Sylvia Sholeha alias Bu Pur disebut oleh mantan Manajer Marketing Grup Permai Mindo Rosalina Manulang alias Rosa ikut berebut proyek Hambalang. Karena keterlibatan Bu Pur itulah, mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang membawa bendera Grup Permai diminta mundur dari proyek bernilai Rp 2,5 triliun itu. (Eks/Mut)

[baca juga: Dipo Alam: Tak Ada Jabatan Kepala Rumah Tangga Cikeas]

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya