Ketahui Penyebab Keringat Berlebih Hiperhidrosis Hingga Solusi Mengatasinya

Namun terkadang, keringat berlebih atau hyperhidrosis dapat terjadi bahkan saat Anda sedang istirahat atau berada di lingkungan yang sejuk.

oleh Aprilia Wahyu Melati diperbarui 16 Mei 2023, 17:09 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2023, 09:04 WIB
Ilustrasi Seseorang Berkeringat (sumber: unsplash)
Ilustrasi Seseorang Berkeringat (sumber: unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Berkeringat terjadi sebagai respons terhadap olahraga, suhu tinggi, atau situasi yang membuat Anda merasa cemas atau takut. Terdiri dari 99 persen air dan 1 persen sodium dan lemak, keringat membuat tubuh Anda tidak kepanasan—saat menguap, keringat akan mendinginkan Anda.

Namun terkadang, keringat berlebih atau hyperhidrosis dapat terjadi bahkan saat Anda sedang istirahat atau berada di lingkungan yang sejuk.

Tidak diragukan lagi, keringat berlebih dan tidak terkendali dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan emosional. Akan tetapi tidak perlu khawatir, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengelola kondisi tersebut.

Dilansir dari Forbes Health, Jumat (12/5/2023), hiperhidrosis adalah gangguan medis yang menyebabkan keringat berlebih, kata seorang dokter perawatan primer bersertifikat Denise Pate. Itu dapat mempengaruhi beberapa area tubuh termasuk tangan, kaki, ketiak dan wajah, jelasnya.

Kondisi ini ditandai dengan berkeringat melebihi yang diperlukan untuk pengaturan suhu tubuh normal. Orang dengan hiperhidrosis mungkin berkeringat berlebihan bahkan saat mereka tidak panas, aktif secara fisik atau cemas, tambah dokter kulit bersertifikat Aanand Geria.

Hiperhidrosis dapat menjadi kondisi yang menantang dan dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, harga diri, dan kualitas hidup seseorang secara keseluruhan, katanya.

Penyebab Hiperhidrosis

Berkeringat adalah fungsi fisiologis yang diatur oleh pelepasan asetilkolin (suatu neurotransmitter) oleh sistem saraf simpatik, jelas asisten profesor dermatologi di New York Medical College di Valhalla, New York Shoshana Marmon.

Berkeringat saat berolahraga, dalam suhu yang lebih hangat, dan sebagai respons terhadap perasaan gugup, marah, malu, atau takut adalah hal yang wajar. Namun, hiperhidrosis adalah hasil dari disregulasi kelenjar keringat, kata Marmon. Dengan kata lain, ada produksi keringat berlebih.

Hiperhidrosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  1. Genetika (riwayat keluarga dari kondisi tersebut)
  2. Kondisi medis yang mendasari (diabetes, menopause, hipertiroidisme atau penyakit Parkinson)
  3. Efek samping obat (antidepresan, antipsikotik dan obat tekanan darah)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jenis Hiperhidrosis

Keringat tak wajar
Keringat tak wajar adalah tanda kekurangan vitamin D. (Foto: unsplash.com)

Ada dua klasifikasi utama hiperhidrosis, kata Marmon.

a. Hiperhidrosis primer, atau fokal, adalah jenis yang paling umum, biasanya dimulai pada awal kehidupan dan terjadi hanya selama jam bangun. Ini mempengaruhi tangan, kaki dan ketiak, dan tidak berhubungan dengan kondisi medis lainnya. Kemungkinan terkait dengan faktor genetik, namun penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami.

b. Hiperhidrosis sekunder, atau umum, umumnya disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya atau efek samping pengobatan. Hal ini paling sering terjadi pada orang dewasa di atas usia 25 tahun. Diabetes, hipertiroidisme, menopause, obesitas, penyakit Parkinson, jenis kanker tertentu, dan gangguan neurologis telah dikaitkan dengan perkembangan hiperhidrosis sekunder. Tetapi hiperhidrosis yang diinduksi obat adalah penyebab paling umum.

Cara Mengobati Hiperhidrosis

Akan tetapi, tidak perlu khawatir mengenai masalah ini karena ada beberapa pengobatan hiperhidrosis meliputi:

a. Antiperspiran yang mengandung aluminium klorida untuk sementara memblokir saluran keringat.

b. Antikolinergik, seperti glikopirrolat, oksibutinin, dan propantelin adalah obat yang menghalangi aksi asetilkolin (neurotransmiter yang bertanggung jawab untuk merangsang kelenjar keringat).

c. Tisu berkekuatan resep, seperti Qbrexza, mengandung glycopyrronium tosylate, yang menghalangi asetilkolin.

d. Iontophoresis adalah perawatan non-invasif yang melibatkan merendam area yang terkena dalam air sementara arus listrik rendah diterapkan.

e. Suntikan botoks (toksin botulinum) adalah pengobatan yang disetujui FDA untuk keringat berlebih di ketiak yang juga dapat digunakan di luar label untuk merawat area lain seperti telapak tangan dan telapak kaki.

f. Operasi ketiak atau Simpatektomi (pengangkatan kelenjar keringat) dapat dilakukan dengan operasi, sedot lemak atau aspirasi ultrasonik.

g. Simpatektomi toraks endoskopik adalah prosedur pembedahan yang mencakup pemotongan atau penjepitan saraf yang menyebabkan keringat di area yang terkena.

h. Brella SweatControl Patch adalah patch natrium sekali pakai yang disetujui FDA pada April 2023 untuk pengobatan keringat berlebih di ketiak. Ini bekerja melalui termolisis alkali yang ditargetkan (TAT), sebuah metode yang menyebabkan inaktivasi kelenjar keringat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya