Liputan6.com, Jakarta - Meskipun harga minyak dunia sedang mengalami penurunan, tak serta merta membuat harga BBM non subsidi ikut turun. Malahan, harga BBM non subsidi dengan oktan 92 ke atas diketahui terus merangkak naik.
Dari pantauan Liputan6.com di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umun (SPBU) di daerah Jakarta Selatan, harga BBM oktan 92 pada SPBU Pertamina seharga Rp 8.600 per liter, sedangkan pada SPBU Shell dibanderol Rp 8.700 per liter.
"Kenaikan harga menjadi Rp 8.600 terhitung mulai Minggu (15/3) kemarin, sebelumnya harga Pertamax Rp 8.250," ujar Tuci Mulyadi, Pengawas SPBU Pertamina 34.12115 Radio Dalam saat ditemui awak Liputan6.com, Rabu (18/3/2015).
Dijelaskan Tuci, kenaikan harga BBM oktan 92 tersebut dipengaruhi nilai tukar mata uang asing karena membelinya menggunakan kurs dollar Amerika Serikat. "Meskipun harga minyak dunia sedang turun, kalau harga dollar (AS) naik ya ikut naik," ungkapnya.
Senada dengan Tuci, Ikhsan, salah seorang petugas pengisian di SPBU Shell Radio Dalam juga menjelaskan jika kenaikan harga BBM oktan 92 keatas di Shell juga sangat tergantung dengan harga dolar. Adapun kenaikan harga BBM di SPBU Shell dilakukan terhitung Selasa (17/3/2015) malam pukul 22.00.
"Sebelum harga Shell Super semalam naik menjadi Rp 8.700, pada Minggu (15/3) sudah naik dari awalnya Rp 8.350 jadi Rp 8.500," urai Ikhsan.
Dengan nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS yang terus melemah pun tak menutup kemungkinan akan membuat harga BBM non subsidi ikut terkerek. Namun demikian, operator SPBU seperti Tuci berharap harga dolar AS kembali turun.
"Kalau dolar turun, kemungkinan harga BBM non subsidi juga bisa turun," tandasnya.
(ysp/ian)