Aroma Minyak Goreng pada Mobil Diesel, Kok Bisa?

Kendaraan yang menggunakan solar dengan campuran 15 persen minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) menghasilkan gas buang yang beraroma.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Mar 2015, 12:06 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2015, 12:06 WIB
Ilustrasi Solar naik (3)
Ilustrasi Solar naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan menaikkan kandungan nabati (BBN) pada bahan bakar solar menjadi 15 persen. Sejumlah efek positif akan terjadi pada kendaraan bermesin diesel.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyampaikan, mesin kendaraan yang menggunakan solar dengan campuran 15 persen minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) menghasilkan gas buang yang beraroma.

"Efek penggunaan biodiesel ini (pembakaran) mesin jadi agak wangi, ya seperti wangi minyak goreng," kata Rida, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta baru-baru ini.

Ia menambahkan, solar jenis ini diklaim bisa menekan jumlah emisi gas buang. Kadar Carbon Dioksida (CO2) yang diproduksi mesin akan berkurang 8 juta ton per tahun.

"(Penggunaan) B15 (biodiesel) mengurangi 8 juta ton emisi CO2," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, penggunaan solar tersebut sanggup merontokkan kerak pada ruang bakar. Sisa hasil pembakaran kemudian akan menumpuk pada penyaring (filter) dan disarankan pemilik kendaraan harus rajin memeriksa kondisi filter oli pada mesin.

"Kendaraan yang sudah berumur harus waspada. Saat awal pemakaian biodiesel mesin akan bising karena ruang mesin yang berkerak sedang dibersihkan. Untuk itu, perhatikan filter," pungkasnya.

(pew/sts)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya